MEMBANGUN JIWA ENTREPRENEURSHIP MAHASISWA YANG BERKUALITAS INSAN CITA (original) (raw)

PENGEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA MELALUI INKUBATOR BISNIS

Nowadays, the government initiates entrepreneurship-based learning that starting from elementary school until high education. University graduate as pioneer of development hoped having strong entrepreneurship spirit, so they not orienting to seeking such job, but creating occupation field for other. This research is designed to finding method to improving entrepreneurship spirit through business incubator. The method that used in business incubator include: ice breaking, entrepreneurship supervision (theory), focus case, and team building (outbound). The measured aspect, include leadership, autonomous, cooperation, creativity, innovation, motivation, and business orientation. Measurement technique using compare means to compare between value before and after doing business incubator. Respondent in this research is student of Business Administration Science FISIP UPN " Veteran " Yogyakarta as much 60 respondent which divided into two groups. The research result showing that there is significant differences between before and after doing business incubator on leadership aspect, autonomous, cooperation, motivation, and business orientation. Innovation and creativity aspect have not significant differences. It is because method that used in business incubator less facilitating both aspect. Advice that submitted is additional treatment into business incubator to improving innovation and creativity aspect with direct practice in field or through apprentice working program according to interest and capability of participant student.

PENTINGNYA KARAKTER WIRAUSAHA DALAM JIWA ENTREPRENEURSHIP

Nur Ayu, 2021

Indonesia membutuhkan wirausahawan baru untuk memperkuat struktur ekonominya, dan pemerintah terus mendorong pertumbuhan wirausaha, termasuk UKM, sekaligus meningkatkan produktivitas dan daya saing di era digital. Untuk mengantisipasi dampak krisis ekonomi, salah satu langkah dapat dilakukan dengan mengembangkan budaya wirausaha di semua lapisan masyarakat, baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal, termasuk pendidikan keluarga dan sosial. Jiwa kewirausahaan adalah ilmu yang menggali pengembangan dan perkembangan pikiran kreatif serta berani mengambil resiko dalam pekerjaan yang dilakukan untuk mewujudkan hasil. Pengusaha sudah memiliki keberanian untuk mengambil risiko. Karena jika bisnis yang lakukan belum bernilai pasar, maka harus berani dan siap. Kewirausahaan tanpa kegagalan, sulit bagi seseorang untuk memahami apa kelemahannya. Sifat wirausaha disebut juga dengan kepribadian wirausaha dan tidak dapat dikembangkan dalam semalam. Percaya diri merupakan atribut penting yang harus ditanamkan agar menjadi generasi yang tangguh dalam menyelesaikan berbagai masalah dengan kemampuan sendiri, tidak mudah terombang-ambing oleh hal-hal negatif di sekitarnya, dan optimis. Pengusaha sejati dapat menemukan peluang bisnis bahkan dalam situasi "sempit" karena mereka memiliki banyak potensi internal. Strategi pengembangan jiwa entreprenership antara lain inovasi tinggi, berkomitmen dalam bekerja, bertanggungjawab, tidak takut mengambil resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, kompetensi dan manajerial, serta mengembangkan ide-ide kreatif.

MENANAMKAN JIWA ENTREPRENEURSHIP DI USIA MUDA SEBAGAI SALAH SATU PELUANG UNTUK MEMBUKA LOWONGAN PEKERJAAN

Tujuan penulisan ini yaitu untuk; (1) mengajak anak usia muda untuk peka terhadap pentingnya berwirausaha, (2) Menanamkan jiwa entrepreneurship di usia muda, (3) Meningkatkan kualitas hidup melalui kegiatan berwirausaha, (4) Membantu perekonomian negara. Entrepreneurship merupakan kemampuan membangun visi yang memanfaatkan perubahan sebagai peluang untuk menciptakan bisnis baru. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk menyadarkan anak usia muda agar lebih mandiri dan mampu menciptakan usaha sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Karya Tulis Ilmiah ini dibuat dengan menggunakan metode kajian pustaka yang dilakukan dengan membaca dan memahami teori-teori yang relevan dengan masalah–masalah pada objek yang akan diteliti. Dalam pembahasan ini diharapkan anak usia muda khususnya mahasiswa, dapat memiliki jiwa untuk berwirausaha yang dimana akan menguntungkan diri sendiri dan orang lain, dapat memiliki peluang untuk membuka lowongan pekerjaan, meminimalisir tingginya angka pengangguran, serta dapat meningkatkan ekonomi negara

MENGGUGAH JIWA ENTREPRENEUR MAHASISWA MELALUI PENDEKATAN HUMANISTIK MULTIKULTURAL

Salah satu masalah klasik yang dihadapi mahasiswa diantara studinya adalah masalah ekonomi keuangan. Pola pinjam meminjam uang sering dilakukan. Ketika lulus, mereka terus mencari-cari pekerjaan. Ada yang langsung mendapatkan, tetapi tidak jarang yang „mengganggur‟ berkepanjangan. Melalui pendekatan humanistik, mahasiswa digugah eksistensinya sebagai „homo economicus‟, yang memiliki potensi entrepreneur bagi pemenuhan kebutuhannya dimasa depan, sebagai insan yang memiliki „keunikan dan keunggulan diri‟ dalam kehidupan masyarakat yang multikultur. Dengan metode deskriptif kualitatif dan studi kepustakaan selama perkuliahan, mahasiswa diajak berpikir secara konseptual tentang pemberdayaan jiwa entrepreneurnya serta mencoba mengaplikasikannya sesuai dengan talentanya. Oleh karena itu Guru/Dosen dituntut untuk memiliki “frame of refrence and field of experience” yang memadai. Mampu mengadakan pendekatan persuasif-humanistik yang meyakinkan dan mahasiswa memiliki „goodwill‟ bagi keberhasilan dirinya yang pada gilirannya akan membawa keberhasilan pada lingkungannya yang lebih luas. Kata Kunci: Entrepreneur, Humanistik, Multikultural

STRATEGI PENGEMBANGAN JIWA KEWIRAUSAHAAN

Unemployment is a problem that the government face recently, the problem belongs to high educated and low educated people. One way to overcome the problem is by entrepreneurship. To be a successful entrepreneur, we need entrepreneurship spirit such as: high innovative trait, commitment to job, responsible, risk taker, opportunity seeking, leadership spirit, managerial skill, developing creative ideas, decision making. They are the strategies to develop entrepreneurship spirit. To develop it positive mindset and good habit and trait are highly required. Abstrak: Pengangguran adalah masalah yang dihadapi pemerintah dewasa ini. Masalah tersebut dialami oleh masyarakat baik yang berpendidikan tinggi maupun yang berpendidikan rendah. Salah satu cara untuk mengatasi masalah pengangguran adalah wirausaha. Untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang berhasil dibutuhkan jiwa kewirausahaan di antaranya adalah memiliki sifat inovasi tinggi memiliki komitmen terhadap pekerjaan, memiliki tanggung jawab, berani menghadapi resiko, selalu mencari peluang, memiliki jiwa kepemimpinan, kemampuan dan manajerial, mengembangkan ide-ide kreatif, pengambilan keputusan merupakan strategi pengembangan jiwa kewirausahaan. Untuk pengembangan jiwa kewirausahaan disamping dibutuhkan hal-hal di atas juga dibutuhkan sikap mental positif kebiasaan dan sikap yang baik. Kata kunci : strategi, jiwa kewirausahaan, inovasi, komitmen

MENINGKATKAN KREATIVITAS MAHASISWA ACEH

Mahasiswa adalah sumberdaya dan potensi setiap perguruan tinggi, mengembangkan potensi tersebut merupakan bagian dari tujuan pendidikan tingi sebagaimana yang tersebut di dalam UU No 12 tentang Pendidikan Tinggi pasal 5 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan pendidikan tinggi adalah mengembangkan potensi Mahasiswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil, kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa. Selanjutnya di dalam pasal 13 UU No 12 disebutkan bahwa kewajiban seorang mahasiswa ialah secara aktif mengembangkan potensinya dengan melakukan pembelajaran, pencarian kebenaran ilmiah, dan penguasaan, pengembangan, dan pengamalan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk menjadi ilmuwan, intelektual, praktisi, atau profesional yang berbudaya. Hal ini menegaskan bahwa tugas dan kebaganggan utama seorang mahasiswa ialah bukan mengkritik dan mengawasi berbagai kebijakan pemerintah, tapi lebih kepada belajar mengembangkan potensi diri menjadi insan akademik yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa. Sudah bukan zamannya lagi beralasan rendahnya produktivitas mahasiswa pada perguruaan tinggi di Aceh disebabkan oleh rendahnya kapasitas kualitas mahasiswa (raw material) pada saat masuk ke perguruan tinggi (baik pergururuan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta). Perguruan tinggi bertanggung jawab menjadi motor perubahan mencerdaskan dan mengembangkan setiap potensi yang dimiliki oleh mahasiswanya. Khususnya perguruan tinggi didalam provinsi Aceh, kehadirannya