Eksplorasi Tematik Teologi Perjanjian Baru Sebuah Analisis Surat 1 Korintus (original) (raw)

"Eksplorasi Tematik Teologi Perjanjian Baru: Sebuah Analisis Surat Efesus"

TEMATIK SURAT EFESUS, 2024

Surat Efesus ditujukan kepada jemaat di Efesus. Kondisi sosial-politik yang sedang dialami oleh penerima surat saat itu: Penduduk kota Efesus menyembah dewi Artemis. Dewi Artemis diyakini sebagai dewi kesuburan. Selain itu mereka juga menyembah dan tunduk kepada Kaisar. Efesus adalah ibukota provinsi Asia (sekarang Turki) dan merupakan kota utama dalam kekaisaran Roma yang terletak pada rute perdagangan yang ramai. 2 Efesus adalah kota yang indah dengan kuil Artemisnya yang megah, di sana terdapat sebuah batu meteor terkenal yang konon dikirim oleh sang dewi (Kis.19:35). Ratusan pelacur melayani di kuil ini, dan para pedagang setempat menjual berbagai lukisan, patung dan perhiasan dewi Artemis (Kis. 19:23-41). 3 Kota ini juga memiliki teater-teater yang besar, sebuah stadion tempat pertarungan para gladiator, dan perpustakaan-perpustakaan Kegiatan ekonomi dan politik terjadi di Efesus menjadikannya kota terkaya dan terbesar di Asia Kecil. 4 Kota ini sangat heterogen baik dari segi etnis maupun agama. Letaknya sangat strategis baik jalur darat maupun jalur laut, sehingga menjadi jalur perdagangan yang dapat menjangkau kota-kota lain di Asia Kecil. 5 Paulus mengunjungi Efesus pada akhir perjalanan penginjilannya yang kedua (KPR 18:18-21) dan menghabiskan sebagian besar dari perjalanan pengabaran Injilnya yang ketiga di sana (

Roh Kudus Dalam Teologi Perjanjian Baru I

Phronesis: Jurnal Teologi dan Misi

Teologi Perjanjian baru adalah bidang yang luas. Namun demikian fokus dari teologi PB adalah Allah dan karya-Nya dalam rangka misi penyelamatkan manusia berdosa dengan membentuk komunitas baru. Karya keselamtan ini datang dari Allah, dikerjakan oleh dan dalam Yesus Kristus dan direalisasikan bagi orang percaya oleh Roh kudus dan karya-Nya. Artikel ini akan mengulas secara khusus tentang Roh kudus dan karya-Nya sebagai agen misi Allah kedua secara berkala dan berkesinambungan. Dalam mengulas, akan menggunakan pendekatan historis-teologis dengan menjadikan Alkitab dan khususnya PB sebagai dokumen kanonik yang Allah berikan kepada gereja sebagai sang pemelihara. Pengungkapan dan pengulasan pribadi Roh kudus dan karya-Nya sebagai agen misi Allah kedua dalam rangka menuntaskan misi penyelamatan akan dimulai dari dokumen Injil Sinoptik dan Kisah Para Rasul dengan menjadikan karya Marshall: New Testament Theology sebagai sebuah patron.

EKSPLORASI TEMATIK TEOLOGI PERJANJIAN BARU: SEBUAH ANALISIS KITAB GALATIA

TEMATIK TEOLOGI SURAT GALATIA, 2024

Rasul Paulus adalah pembela kebebasan yang berpendapat bahwa pemeliharaan suatu norma etika yang dilakukan baik oleh orang Yahudi maupun bukan, tidak akan dapat membebaskan dirinya dari dosa. Pelayanan Paulus di Galatia sangat berhasil dan banyak orang-orang terutama non Yahudi telah bertobat dan menerima Yesus hingga kemudian pengajar-pengajar Yahudi datang dengan menyampaikan suatu pengajaran dimana orang non Yahudi tidak bisa menjadi seorang Kristen jika tidak memelihara Hukum Taurat Musa dengan baik.

Surat 1 Petrus Dan Misi: Sebuah Perspektif

Artikel ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa surat 1 Petrus adalah sebuah tulisan yang bermotif misi dan ditulis dengan kesadaran misi yang tinggi. Sekalipun surat ini tidak memuat dua kata paling signifikan yang berkaitan dengan misi, yakni ekklesia dan euangelizethai--yang menyebabkan banyak orang meng-klaim jika kitab ini tidak memiliki motif misi sama sekali, 1 Petrus merupakan gudang data tentang misi yang memberikan perspektif yang luas tentang misi. Dalam surat ini misi dikaitkan dengan identitas orang Kristen. Artinya menjadi Kristen berarti memanggul misi di pundaknya. Di samping itu misi juga dikaitkan dengan penderitaan, bukan dalam pengertian misi menghasilkan penderitaan melainkan melalui penderitaan misi tetap dapat dilakukan. Melalui surat ini juga dapat dilihat bahwa misi dapat dilakukan dengan cara, yaitu melalui pelayanan, perbuatan dan perkataan. Melalui penelitian yang intensif terhadap surat 1 Petrus, artikel ini akhirnya menyarankan sebuah redefinisi yang berk...

50 Buah Pikiran Sebuah Kajian Teks Perjanjian Baru.pdf

Penekanannya di sini adalah mengapa Roh Kudus yang memimpin. Jawabannya jelas pada ayat 17. Perjuangan orang percaya adalah melawan keinginan untuk berbuat dosa. Roh Kudus yang tinggal di dalam diri orang percaya menjadi pribadi Allah yang langsung bermusuhan dengan keinginan perbuatan jahat/dosa itu. Keinginan Roh Kudus bermusuhan dengan keinginan daging. Oleh karena itu, orang yang dipimpin oleh Roh Kudus adalah orang yang berjuang melawan keinginan untuk berbuat dosa dalam hidupnya.

Pengantar Kritik Tekstual Perjanjian Baru

Perjanjian Baru merupakan kumpulan tulisan-tulisan religius yang signifikan bagi Kekristenan. Namun, ketika membahasnya, perlu mempertimbangkan aspek-aspek kritis, termasuk analisis historis, linguistik, dan teologi. Artikel ini menjelaskan pentingnya memahami konteks sosial, politik, dan budaya saat teks-teks tersebut ditulis, serta pentingnya merunut evolusi naskah melalui kritik tekstual. Selain itu, artikel ini menggarisbawahi pula peran kritik teks dalam mengurai variasi dan ketidaksesuaian antara manuskrip-manuskrip yang ada. Dalam mengkritik teks Perjanjian Baru, pemahaman mendalam tentang bahasa asli, metode kritik tekstual, dan pandangan teologis menjadi faktor penting. Dengan menjalankan pendekatan ini, kita dapat meraih pemahaman yang lebih kaya dan akurat tentang makna teks-teks yang bersangkutan, serta dampaknya bagi pengembangan doktrin dan iman Kekristenan.

Eksegesis Kitab 2 Korintus 1

Yosafat Belmiro, 2019

Surat 2 Korintus diterima oleh semua jemaat Allah di Korintus dan seluruh orang Kudus di Akhaya. Rasul Paulus mengalamatkan surat 2 Korintus kepada semua jemaat Allah di Korintus dan seluruh orang Kudus di Akhaya dengan menulis namanya sendiri (dari Rasul Paulus dan dari Timotius). Untuk mempertahankan standar moral, rasul mengharapkan bahwa gereja-gereja seharusnya bisa menghargai kepemimpinan terhadap satu sama lain (1 Kor. 4:6), sebab ada gangguan serius dalam ibadah masyarakat (1 Kor. 11:17-22), karena banyak jemaat di Korintus telah diasumsikan atas dasar (1 Kor. 1:12), bahwa gereja dibagi menjadi faksi saingan, masing-masing mengaku taat pada pemimpin tertentu (Paulus, Apolos, beberapa termasuk Kephas, beberapa juga mengakui bahwa taat pada pimpinan Kristus). Masing-masing pihak dapat mengklaim keutamaan yang dipilih bahkan secara terbuka banyak pendapat keluar dari jalur pemikiran Paulus dalam suratnya yang pertama. Sedangkan Timotius telah dikirim ke Korintus dengan mandat untuk “mengingatkan jemaat Korintus tentang cara hidup di dalam Kristus Yesus (1 Kor. 4:17)”.

Analisis Teks Narasi dan Surat Dalam Perjanjian Baru.pdf

Buku ini merupakan hasil pergumulan penulis dalam penafsiran teks kitab suci selama 6 tahun mengajar di Sekolah Tinggi Teologi Soteria Purwokerto (STTSP). Selama menulis dan mengajar mahasiswa, penulis terus mencari berbagai teori atau metode penafsiran teks yang lebih teliti, detil, dan akurat dibandingkan teori penafsiran teks yang ada selama ini. Selain belajar dari berbagai buku penafsiran, hermeneutik, linguistik, dan sastra, penulis juga diajar dan dimentor secara langsung oleh seorang pakar Perjanjian Baru (PB) di Indonesia ketika penulis sedang menempuh program studi S-2 dalam bidang PB (2008-211). Penulis sangat bersyukur bisa ketemu dan dibimbing oleh Pdt. Ir. Armand Barus, Ph.D. Selain itu, berbagai tulisan beliau menjadi panduan dan rekan bacaan di dalam tulisan ini. Tidak lupa juga, penulis mengucap terima kasih kepada para mahasiswa yang ikut berdiskusi dan menajamkan pemikiran penulis dan tulisan di dalam buku ini. Berbagai teori atau metode penafsiran teks yang penulis ajarkan tersaji di dalam buku ini. Teori ini dapat diterapkan sesuai dengan genre atau jenis teks di dalam PB. Setiap teori yang diuraikan disertai dengan beberapa contoh penafsiran sehingga memudahkan pembaca untuk memahami teori tersebut dan dapat menerapkannya sendiri ketika menganalisis teks. Ada bagian analisis teks yang teknis sehingga memerlukan pengetahuan bahasa Yunani yang cukup. Buku ini memang dikhususkan terutama kepada pembaca yang ingin mempelajari analisis atau penafsiran teks PB lebih dalam. Buku ini dapat menjadi pengantar atau perbandingan untuk mempelajari teks jenis perumpamaan atau narasi, surat-surat, dan Injil. Selain itu, kepada pembaca yang haus menggali kebenaran Firman Tuhan dan mengetahui aplikasinya dapat membaca dan menerapkan teori dalam buku ini seperti analisis tokoh dan peristiwa, dan analisis kalimat inti dalam teks Injil Yohanes. Kedua teori ini dapat dengan mudah diterapkan. Penulis mengharapkan buku ini dapat menstimulir para pembaca untuk mengembangkan teologi biblika di Indonesia dengan terus menggali dan menulis serta mengajarkan firman Tuhan kepada umat sehingga umat mendapatkan pengajaran firman Tuhan yang tepat dan dapat semakin menumbuhkan iman, kasih, dan pengharapan mereka. Akhir kata, penulis menyadari buku ini jauh dari sempurna sehingga penulis terbuka menerima saran atau masukan yang berarti dari para pembaca untuk perbaikan bagian-bagian yang tidak tepat. Selamat membaca dan menggumuli teks firman Tuhan. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan. Amin.