Masyarakat Madura jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Sumberpakem, Kabupaten Jember tahun 1994-2021 (original) (raw)
Related papers
Eksistensi Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) DI Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang Tahun 1992-2018
KRONIK : Journal of History Education and Historiography, 2017
Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) in Mojowarno is the oldest GKJW building in East Java which was inaugurated in 1881 during the Dutch colonial rule. His teaching adapts to local culture so as to produce a tradition of acculturation of Javanese agrarian culture with Christian teachings, namely the tradition of Kebetan, Keleman, and Riyaya Undhuh-Undhuh. Although Christianity is a minority, the existence of GKJW has been maintained from the beginning of its inauguration in 1881 to 2019. This study uses historical methods to take a span of time from 1992 to 2018. It aims to (1) know how GKJW Mojowarno's existence was maintained 1992 to 2018, (2) to find out what are the uniqueness of GKJW Mojowarno, and (3) to find out how GKJW relations with Muslim communities around.
JURNAL HISTORICA
The existence of the Jawi Wetan Christian Church (GKJW) began with a number of people who claimed to believe in the Lord Jesus Christ as their savior and the first holy baptism on December 12, 1843 in Surabaya, East Java. Since that time their number increased and a fellowship of believers was formed, namely a fellowship of brothers in faith which then united themselves into one ecclesiastical fellowship on December 11, 1931. The formulation of the problem in this research were: 1) How was the development of the GKJW Madura Ethnic Congregation inSumberpakem village in 1945-2022 ?; 2) How was the religious life of the GKJW Madura Ethnic Congregation in Sumberpakem Village in 1945-2022? The results of the study show that the formation of the Madurese Christian Congregation originated from overseas or migration of Madurese living on Madura Island to East Java. The factor that drives them to migrate is the economic factor. At that time the condition of the land in the areas of Madura Is...
Berdirinya Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Tunjungrejo Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang
Candra Sangkala, 2020
Tunjungrejo merupakan salah satu desa unik yang berada diwilayah Kabupaten Lumajang. Keunikan desa Tunjungrejo terlihat dengan adanya satu agama yang diimani oleh penduduk setempat yaitu agama Kristen Protestan. Keunikan yang lain terdapat adanya satu rumah ibadah yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW). Dalam perkembangannya, agama Kristen Protestan di Tunjungrejo tidak lepas dari peranan Brontodiwirjo. Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo juga merupakan guru Injil diwilayah ini. Seiring dibukanya hutan Tunjungrejo, banyak pendatang-pendatang baru yang beragama kristen maupun non kristen. Untuk menjaga eksistensi agama Kristen protestan, Brontodiwirjo selaku pembabat hutan Tunjungrejo menerapkan peraturan bahwa orang-orang yang ingin menetap diwilayah Tunjungrejo haruslah beragama Kristen Protestan. Dari sinilah masyarakat Tunjungrejo terbentuk dengan adanya keyakinan pada satu agama. Akibat terus berkembangnya jemaat Kristen Protestan maka dibangunlah rumah ibadah yaitu ...
2015
There is a harmony formed between congregations in BalapulangKulon village. This article intends to study a form of harmony and socio-cultural factors that influence the occurrence of the harmony. This study uses qualitative methods. Location of the study wasBalapulangKulon village, Tegal regency. Subjects were resident congregations and local Muslims. Research informants are boards of Gereja Kristen Jawa (Javanese Christian Church) Slawi, Islamic religion leaders and village officials. Data collection techniques used is observation, interviews, and documentation. The validity of the data usessource triangulation techniques. Techniques of data analysis include data collection, data reduction, data presentation, and verification. Form of harmony between the Muslim and church congregations in BalapulangKulon village is a joint effort and deliberation. Socio-cultural factors are the same region of residence, kinship, tolerance, community performance position, economic interests, self-a...
Jaringan Sosial Gereja Kristen Jawi Wetan (Gkjw) Dengan Pondok Pesantren Di Malang Jawa Timur
Analisa, 2013
Hubungan Islam dan Kristen di Indonesia selalu menarik untuk dibahas karena penuh dengan dinamika dan konflik. Data secara langsung diperoleh dari Muslim (Pondok Pesantren) dan Kristen (Gereja Kristen Jawi Wetan) di Malang, Jawa Timur, dengan cara wawancara mendalam, pengamatan terlibat, dan didukung dengan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaringan sosial. GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) dan Pondok Pesantren telah berhasil membangun hubungan dan jaringan yang kokoh untuk menjembatani hubungan antar-agama di Jawa Timur. Fakta menunjukkan bahwa sumber daya lokal memainkan peran utama dalam membangun hubungan yang memungkinkan antar-agama dan kerjasama berlangsung. Jaringan Muslim-Kristen yang didirikan oleh Pondok Pesantren dan GKJW di Jawa Timur menunjukkan meningkatnya kesadaran pentingnya membangun hubungan antara Muslim dan Kristen. Program SIKI (Studi Intensif Kristen dan Islam) telah mengawali belajar memahami agama-agama lain. Jaringan sosial ini adalah titik awal yang baik untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan antarumat beragama. SIKI telah melakukan dialog kehidupan yang melibatkan Muslim dan Kristen secara langsung melalui kehadiran, persahabatan, dan pengalaman hidup bersama (live in). Di sinilah pentingnya kerjasama dan jaringan antar umat beragama dan atau institusi agama dilakukan dan terus dikembangkan.
Publika Budaya, 2013
Halaman 79-88 1. Pendahuluan Agama pada umumnya menerangkan fakta bahwa nilai-nilai yang ada dalam masyarakat bukan sekedar kumpulan nilai yang bercampur aduk tetapi membentuk tingkatan. Di dalam tingkatan tersebut agama menetapkan nilai-nilai tertingginya yang terkait hubungannya pada tingkah laku manusia yang diyakini adanya anggota-anggota pemeluk dengan Tuhannya atau benda-benda yang ditunjukkan oleh kepercayaan agama mereka. Jadi Tuhan dianggap sebagai nilai tertinggi yang dapat membatasi tingkah laku agar lebih baik (Nottingham : 1997, 38). Makna dari agama tersebut oleh masing-masing pemeluknya didefinisikan sebagai peraturan hidup. Hidup yang semata-mata dari Tuhan Yang Maha Esa bertujuan untuk mengatur hubungan antara manusia dengan penciptanya, manusia dengan sesama manusia,
Indonesian Journal of Theology
Keterbukaan kultural masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah telah membuat orang-orang Dayak mengadopsi tradisi-tradisi Kristen dengan cepat sejak Kristianitas masuk ke sana pada akhir dekade 1830-an. Namun, tidak semua komunitas Kristen dapat mendamaikan iman mereka dengan budaya asli. Banyak orang Dayak yang terus menghadapi dilema antara hidup sebagai orang Kristen “sejati” yang meninggalkan segala tradisi asli sama sekali, namun diperhadapkan dengan kekhawatiran akan punahnya budaya lokal, atau, di sisi lain, hidup sebagai orang-orang Kristen yang masih taat tradisi namun terhisab dalam praktik sinkretisme. Kabupaten Katingan secara umum merupakan daerah yang fenomenal karena memiliki cukup banyak komunitas Kristen yang masih terus hidup dalam agama asli mereka, Kaharingan. Kaharingan sendiri bukan sekadar agama melainkan sebuah aspek budaya dari masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah. Penelitian kualitatif menggunakan metode-metode fenomenologis untuk meneliti GKE Resort Pendahara...
Gereja Kristen Jawa Gondangwinangun Klaten dari tahun 1967-1997 : suatu kajian historis
2007
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) me ndeskripsikan dan menganalisis latar belakang berdirinya GKJ Gondangwinangun (2) mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJ Gondangwinangun dari tahun 1967-1981 (3) mendeskripsikan dan menganalisis perkembangan GKJ Gondangwinangun dari tahun 1982-1997. Metode yang digunakan adalah metode sejarah, dengan pendekatan multidimensional (sosial budaya). Skripsi ditulis secara deskriptif analitis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa l atar belakang berdirinya GKJ Gondangwinangun adalah jemaat Wilayah Barat terlalu jauh jika harus pergi ke Gereja Klaten dan sudah memiliki warga yang cukup untuk berdirinya sebuah pepanthan. GKJ Gondangwinangun periode tahun 1967 sampai dengan tahun 1981 mengalami perkembangan. Ada beberapa faktor pendorong dan penghambat bagi perkembangan gereja yang berasal dari dalam dan luar, sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun meskipun kecil tapi sudah diwujudkan bagi kepentingan bersama untuk perkembangan pelayanan jemaat, perkembangan jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dilaksanakan di GKJ Gondangwinangun serta kegiatan pada tiap-tiap komisi: komisi wanita, anak, pemuda remaja, musik. Perkembangan GKJ Gondangwinangun periode tahun 1982 sampai dengan t ahun 1997 meliputi faktor yang mendorong dan menghambat per kembangan gereja yang berasal dari dalam dan luar, serta sumbangan yang diberikan oleh GKJ Gondangwinangun meskipun kecil tapi sudah diwujudkan bagi: kepentingan bersama , perkembangan pelayanan jemaat, perkembangan jumlah umat, peranan dan keterlibatan jemaat dalam kegiatan yang dila ksanakan di GKJ Gondangwinangun, kegiatan tiap-tiap komisi: komisi warga dewasa, anak, remaja dan pemuda, musik dan liturgi, pangrukti jenazah, sarana dan prasarana.
Penginjilan Terhadap Suku Meree – Di Kabupaten Kaimana Melalui Gereja Kemah Injil Papua
Integritas: Jurnal Teologi
Studi ini memperlihatkan adanya nilai-nilai budaya dan konsep worldview masyarakat Meree yang “relatif dekat”, yaitu kepercayaan kepada ilmu gaib dan masih kental dengan budaya kearifan lokal. Mitos warasee serta pengharapan oknum ideal masa depan dalam mitos kepercayaan serta sikap loyalitas kepada Meree, sehingga dapat “dipertemukan” dengan nilai-nilai Injil melalui pergantian fungsi. Metode penulisan yang digunakan dalam bidang teologi penginjilan kontestual dengan analisis deskriptif. Hasil yang ditemukan adalah gereja tidak pernah lepas dari umat, maka memajukan pelayanan umat suku Meree memiliki keyakinan bahwa setiap umat memiliki hak keselamatan bagi Kristus dan memahami Kitab Suci.
Gereja Kristen Jawa Pada Masa Revolusi INDONESIA(1945-1949)
2016
Pengkabaran Injildi Pulau Jawamengalami kemajuan pada pertengahan abad-19 melalui zending-zending Belanda dan usaha penyebaran perseorangan. Orang-orang Jawajugaikutmenyebarkan agama Kristen dengan caranya sendiri, Tunggul Wulung dan Sadrach sebagai contohnya. Jemaat Sadrach inilah yang kemudian menjadi jemaat Gereja Kristen Jawa.GKJ berdiri pada tahun 1931 dan mengalami proses “revolusi di dalam dirisendiri” pada masa kekuasaanJepang dan masa Revolusi Indonesia. Penelitian ini berusaha mengungkapkan bagaimana proses perubahan yang cepat tersebut dalam kehidupan pelayanan GKJ sendiri dan perjuanganuntuk Republik pada masa revolusi.Penelitian ini berusaha mengungkapkan langkah-langkah teologi yang diambil pada masa Revolusi Indonesia. GKJ adalah gereja asuhan zending Belanda yang pada masa Jepang dan revolusi, segala yang berhubungan Belanda dianggap sebagai musuh. Namun saat itu, GKJ tidak mampu berdiri sendiri, sehingga perluadanya hubungan dengan gereja-gereja lain di sekitar GKJ....