Teknik Terjemahan Istilah Sufi Di Dalam Kitab Terjemahan Hikam (original) (raw)
Related papers
Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia
Penelitian ini akan menginvestigasi terjemahan aforisme al-Hikam berbahasa Arab yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Aforisme merupakan sebuah genre khusus yang memiliki karakteristik khas, yaitu ringkas, padat, dan mudah diingat. Dalam hal ini, struktur informasi dalam aforisme menjadi penting untuk dikaji, bagaimana sebuah aforisme menjadi padu dan utuh, khususnya ketika diterjemahkan ke dalam multibahasa. Oleh sebab itulah, rumusan masalah dalam penelitian ini dapat disusun sebagai berikut: (1) bagaimana bentuk tema tekstual yang menjalin kepaduan dan keutuhan dalam teks aforisme berbahasa Arab, Inggris, dan Indonesia, (2) teknik penerjemahan apa saja yang digunakan dalam menerjemahkan tema tekstual dalam bahasa Arab (Bsu) ke dalam bahasa Inggris (Bsa1) dan bahasa Indonesia (Bsa2), (3) bagaimana bentuk pergeseran tema tekstual dalam aforisme berbahasa Arab jika diterjemahkan ke dalam multibahasa. Data dalam penelitian ini adalah klausa yang menga...
Teknik Penerjemahan Unsur Kohesi Gramatikal Konjungsi Pada Novel Fī Sabīli A'T-Tāj
Jurnal CMES, 2018
This research will elaborate deeply about the variant of conjunction in Arabic language and its techniques of translation. The investigating of translation techniques had the significant role in the process of translation. The translation problems had been found in the process of translation, especially related to the arabic conjunction. The analysis of variant techniques of translation towards the arabic conjunction can be investigated by the theory of gramatical equivalence between Arabic (L1) and Bahasa Indonesia (L2). This research aims to elaborate comprehensively about the variant construction of cohesive conjunction in Arabic language and its variant models of translation into Bahasa Indonesia. The second aim of this research is to investigate the techniques of translation toward the construction of cohesive conjunctions, especially in the Arabic prose Fi Sabiili At-Taaj which had been translated by Choirul Anwar into Bahasa Indonesia as "Ambisi Meraih Mahkota" published by Fajar Pustaka (2001). This research had been classified as descriptive qualitative model. The data had been classified using the random sampling method. The result of the research had been concluded that: (1) the Arabic adversative conjunctions had been translated into "tidak", "tetapi", and "bahkan" in Bahasa Indonesia. (2) the Arabic additive conjunctions had been translated into "dan", "lalu", and "maupun" in Bahasa Indonesia. (3) the Arabic temporal conjunctions had been translated into "kemudian" and "akhirnya" in Bahasa Indonesia. (4) the Arabic causal conjunctions had been translated into "sehingga" and "sampai" in Bahasa Indonesia. (5) several techniques had been implemented in the translations of Arabic novel Fii Sabiili At Taaj, such as:
SEBAHAGIAN DARIPADA TANDA BERSANDAR KEPADA AMAL (PERBUATAN ZAHIR) ADALAH BERKURANGAN HARAPANNYA (SUASANA HATI) TATKALA BERLAKU PADANYA KESALAHAN.
Pendekatan Terjemahan Derivasi Tafā’ala dalam Kitab Hadis Sahih Bukhari
Jurnal Pengajian Islam, 2021
Terdapat dari kalangan penterjemah menghadapi kesukaran dalam mencari padanan terjemahan derivasi atau kata kerja berimbuhan Arab yang paling sesuai. Ini adalah implikasi kegagalan menentukan fungsi terjemahan derivasi sesuatu kata kerja. Penulisan ini memberi tumpuan kepada fungsi terjemahan derivasi tafā'ala )تفاعل( yang bersesuaian dalam Terjemahan Sahih Bukhari (TSB). Objektif kajian adalah untuk melihat sejauh mana penterjemahan Arab Melayu ini dapat dilakukan dengan baik terhadap kata akar yang dimasuki kata imbuhan awalan ta )ت( dan imbuhan sisipan alif )ا( selepas huruf pertama dari kata akar. Sebanyak empat sampel yang ditemui dikaji menggunakan analisis kontrastif dan teori konteks. Dapatan yang diperoleh menunjukkan bahawa dua sampel mengikut padanan fungsi terjemahan dengan baik. Manakala dua sampel lain disertakan dengan cadangan terjemahan lain. Dapatan juga menunjukkan bahawa empat sampel tersebut adalah dari tiga fungsi kata imbuhan yang mewakili 75% daripada fungsi-fungsi kata imbuhan bagi wazn tafā'ala. Kesimpulannya, penterjemahan dilihat berhasil dengan baik dan mampu difahami walaupun terdapat sedikit cadangan penambahbaikan untuk menghasilkan terjemahan lebih natural dan bersesuaian dengan konteks ayat.
Istilah-Istilah dalam Sufisme Islam
Tasawuf atau sufisme merupakan sebuah kajian yang tidak ada habisnya dikaji dan diteliti oleh banyak cendekiawan muslim dan bahkan para orientalis barat. Pada dasarnya, Al-Quran dan Hadits merupakan sumber utama dalam sufisme, yang kemudian dipahami, diamalkan oleh para sufi. Pemahaman para sufi tersebut
Corak Sufistik dalam Tafsir Fayd Ar-Rahman
Ulumul Qur'an: Jurnal Kajian Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Various approaches taken by the commentators in interpreting the Qur'anhave been attempted, including the Sufi approach as written by Sholeh Darat. Thispaper aims to describe the Sufistic style contained in the book of Fayd Ar-Rahmanby Sholeh Darat. The method used in this research is the library method which iscarried out by reviewing the literature related to the discussion theme. The result ofthis research is that Sholeh Darat is a Sufistic scholar who gave birth to the firstcommentary work in the archipelago in Javanese (Arabic pegon). interpretation canenrich the treasures of interpretation of the archipelago.
Corak Tafsir Sufi dan Rasional
Al-I’jaz : Jurnal Studi Al-Qur’an, Falsafah dan Keislaman
Dalam ilmu tafsir, corak tafsir sufi dan rasional pernah mengalami pertentangan madzhab yang kental. Juga diwarnai oleh perseteruan madzhab fiqh dan teologi dengan bumbu olahan persaingan kekuasaan. Tulisan ini akan mengulas corak tafsir sufi dan rasional dengan mengupas pemikiran dua kitab karya dua mufassir yang mewakili dua corak tafsir tersebut, yaitu Lathaiful Isyarat Karya Al-Syaikh Al-Imam Al-Qusyairi dan Kitab Al-Kasyaf Karya Al-Syaikh AlImam Al-zamakhsyari. Objek kajiannya adalah tafsir QS. 2: 1 dan QS. 56: 75-80. Fokus kajiannya adalah membandingkan corak tafsir keduanya dengan menganalisa pendekatan, metode, teori serta pengaruh madzhab terhadap penafsiran keduanya. Dengan metode perbandingan, tulisan diharapkan dapat mengetahui world view, konsep ontologi, epistemologi, dan metodologi, serta perbedaan model hasil penafsiran dari masing-masing tafsir. Telaah perbandingandalam tulisan ini juga akan mengulas tentang pengaruh madzhab terhadap pendekatan dan produk penafsiran...
Kecerdasan Makrifat Dan Revolusi Spiritual Dalam Tradisi Sufi (Bagian Pertama)
2003
Praktek sufi bukanlah monopoli penganut tarekat, karena itu mudah ditemukan dalam keseharian hidup kaum Muslimin yang awam dan miskin hingga intelektual dan ulama serta yang kaya di desa atau pusat kota. Inti ajaran sufi ialah panduan perilaku berhubungan dengan dirinya sendiri, orang lain, alam dan Allah dengan satu tujuan terpenting pencapaian makrifat. Maqam inilah yang menurut sebagian pihak disebut tertinggi dalam tradisi sufi yang mencerminkan kecerdasaan puma yang bukan sekedar merupakan rasional positifis dan materialis melainkan sekaligus spiritual dan intuitif atau irfan yang belakangan populer di kalangan akademisi IAIN. Ajaran Islam yang tersusun dalam ilmu tauhid, akhlak dan syariat membuka kemungkian luas setiap Muslim melakukan praktik-praktik sufi walaupun tanpa tarekat tertentu. Dzikir khafi banyak dilakukan umat di dalam keseharian hidup mereka, tidak seperti dzikir dalam aturan-aturan tarekat. Kepribadian dan perilaku yang didasari kesadaran ruhaniah bisa diaktual...
METODOLOGI PENULISAN TAFSIR AL-AHKAM
kELOMPOK II (Dosen Pengampu: Salim Rosyadi), 2020
Ayu Septianingsih (191320003) Marfu'ah (191320037) Dosen pengampu : Salim Rosyadi M.Ag METODOLOGI PENULISAN TAFSIR AL-AHKAM PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an secara etimologi merupakan isim mashdar yang memiliki arti al-qira'ah (bacaan). Adapun secara terminologi al-Qur'an adalah kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan lafal Arab, yang diturunkan secara mutawatir, ditulis dalam mushaf yang di awali dengan Surah Al-fatihah dan diakhiri dengan Surah An-Nas. Al-Qur'an sebagai petunjuk dan sumber hukum Islam senantiasa menjadi rujukan bagi setiap kehidupan umat Islam. Petunjuk Allah dalam al-Qur'an tetap akan relevan dalam setiap kondisi dan situasi apapun, dengan demikian dorongan untuk memahami al-Qur'an menjadi suatu keharusan. Sehingga pemahaman makna-makna ayat al-Qur'an merupakan modal utama untuk memahami petunjuk Allah melalui firmanNya. Bahasa yang digunakan dalam Al-Qur'an adalah bahasa Arab. Keindahan bahasanya tidak diragukan lagi, ada banyak perumpamaan dan kalimat tersirat, sehingga tafsir terhadap al-Qur'an diperlukan untuk membuat umat Islam semakin paham atas kandungan di dalamnya. Munculnya ilmu tafsir dengan seperangkat metodologi yang terus berkembang menjadi bukti signifikasi pemahaman terhadap makna al-Qur'an. Di samping itu kedudukan al-Qur'an sebagai sumber hukum menempatkannya pada sebagai sumber primer hukum Islam, sebagaimana kitab suci lainnya, al-Qur'an mengandung ajaran-ajaran yang mengikat dengan berbagai petunjuk kehidupan dan ketentuan hukum yang ada di dalam setiap ayatnya. Definisi kata tafsir secara etimologi adalah menjelaskan sesuatu. Agar dapat memahami ajaran dalam al-Qur'an secara mendalam, tafsir akan menjelaskan kalimat-kalimat atau kata yang tersirat serta dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan. Masih banyak ayat-ayat di dalam al-Qur'an yang dijelaskan dalam garis besar, sehingga membutuhkan penafsiran yang lebih rinci. Tafsir terus tumbuh pesat dari masa ke masa mengikuti zaman guna untuk menjawab segala kebutuhan manusia, sampai pada akhirnya tafsir menjadi disiplin ilmu tersendiri, menjadi