AGAMA ISLAM 4 (original) (raw)
Dalam suatu agama ,konsep ketuhanan sangatlah penting untuk memberikan argumen tentang konsep-konsep ketuhanannya agar dapat memberikan sebuah penjelasan logis dan meyakinkan pemeluk agama tantang kebenaran dan keberadaan tuhan itu sendiri. Alam semesta adalah fana. Pengertian dari alam semesta adalah ruang dimana di dalamnya terdapat kehidupan biotik maupun abiotik serta segala macam peristiwa alam yang dapat diungkapkan maupun yang belum dapat diungkapkan oleh manusia. Membicarakan tentang manusia selalu saja menarik dan tidak pernah ada habisnya. Karena pertanyaan dan keheranan manusia terhadap dirinya sama tuanya dengan sejarah manusia itu sendiri. Manusia merupakan makhluk yang paling menakjubkan, makhluk yang unik multi dimensi, saling melengkapi, sangat terbuka, dan mempunyai potensi yang agung. 1 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan? 1.2.2 Bagaimana konsep ketuhanan menurut islam? 1.2.3 Bagaimana pembuktian adanya tuhan? 1.2.4 Bagaimana konsep alam dalam pandangan islam? 1.2.5 Bagaimana konsep islam tentang manusia? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 Mengetahui bagaimana sejarah pemikiran manusia tentang tuhan 1.3.2 Mengetahui bagaimana konsep ketuhanan menurut islam 1.3.3 Mengetahui bagaimana pembuktian adanya tuhan 1.3.4 Mengetahui bagaimana konsep alam dalam pandangan islam 1.3.5 Mengetahui bagaimana konsep islam tentang manusia BAB II PEMBAHASAN 2.1 Sejarah pemikiran manusia tentang tuhan a. Pemikiran Barat 2 Yang dimaksud dengan konsep Ketuhanan menurut pemikiran manusia adalah hasil pemikiran tentang Tuhan baik melalui pengalaman lahiriah maupun batiniah dari penelitian rasional, maupun pengalaman batin. Max Muller berpendapat bahwa konsep pemikiran barat tentang Tuhan mengalami evolusi yang diawali dengan Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henoteisme, dan puncak tertingginya monoteisme (Nisbi). a. Dinamisme Menurut paham ini, manusia sejak zaman primitif telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan pada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh pada manusia, ada yang berpengaruh positif dan ada pula yang berpengaruh negatif. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (Melayu),dan syakti (India). Mana adalah kekuatan gaib yang tidak dapat dilihat atau diindera dengan pancaindera. Oleh karena itu dianggap sebagai sesuatu yang misterius. Meskipun mana tidak dapat diindera, tetapi ia dapat dirasakan pengaruhnya. b. Animisme Di samping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif, roh dipercayai sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena itu, roh dianggap sebagai sesuatu 3 yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini, agar manusia tidak terkena efek negatif dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian yang sesuai dengan advis dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh. c. Politeisme Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-lama tidak memberikan kepuasan, karena terlalu banyak yang menjadi sanjungan dan pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut dewa. Dewa mempunyai tugas dan kekuasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada Dewa yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi masalah air, ada yang membidangi angin dan lain sebagainya. d. Henoteisme Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui diadakan seleksi, karena tidak mungkin mempunyai kekuatan yang sama. Lama-kelamaan kepercayaan manusia meningkat menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa hanya mengakui satu dewa yang disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui Tuhan (Ilah) bangsa lain. kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan henoteisme (Tuhan tingkat Nasional). e. Monoteisme 4