TERJEMAH AL-QUR’AN: SEJARAH, DINAMIKA DAN IDEOLOGI (original) (raw)
2021, Pascasarjana UIN Walisongo Semarang
The quest for a "perfect" rendition of the divine text seems endless. (Ali Al-Halawani) Does a new translation bring a new insight? (Tarif Khalidi) Pamor karya Terjemah Al-Qur'an tampaknya kalah dengan pamor karya Tafsir Al-Qur'an. Padahal, pada hakikatnya, baik Terjemah maupun Tafsir, adalah samasama menguak pesan dan makna al-Qur'an. Artinya, peran dan fungsi Terjemah al-Qur'an-untuk tidak mengatakan sangat penting-tidak kalah penting dengan Tafsir al-Qur'an. Oleh sebab itu, dalam lima tahun terakhir ini, saya menaruh perhatian terhadap Terjemah al-Qur'an secara umum dan karya Al-Qur'an dan Terjemahnya Kementerian Agama, secara khusus. Alasannya sederhana. Pertama, secara bahasa tarjamah itu maknanya adalah tafsir. Jadi pada hakikatnya, ketika seseorang menerjemahkan, dia itu juga menafsirkan. Johanna Pink mengatakan keputusan yang dilakukan oleh penerjemah dalam menentukan pilihan kata, struktur dan pemberitan catatan keterangan adalah keputusan tafsiri (exegetical decision).5 Kedua, menerjemahkan itu sulit, ketimbang menafsirkan. Saya sering mengatakan bahwa Terjemah al-Qur'an adalah Tafsir al-Qur'an yang terbatas. Penerjemah memiliki ruang yang sempit dan harus dipaksa untuk menyampaikan makna/pesan al-Qur'an dalam ruang yang terbatas dan dipaksa memilih di antara pilihan-pilihan kosakata yang banyak. Padahal bahasa Arab al-Qur'an memiliki dimensi yang sangat luas. Padahal secara teoritis, menerjemahkan itu adalah aktivitas yang tidak mungkin, bahkan paradoks. Penerjemahan memang perlu, namun menerjemahkan dengan benar terkadang hampir tidak mungkin. Distorsi dan kehilangan maknanya (distortion and loss of meaning) dalam penerjemahan merupakan potensi yang besar sekali, mengingat setiap teks atau bahasa sangat terikat dengan kompleksitas linguistik dan konteks budayanya. Namun penerjemahan harus tetap dilakukan, karena memang manusia harus melakukannya untuk mencari informasi, nilai-nilai moral dan estetika dari budaya lain, serta untuk diseminasi pegetahuan yang penting bagi manusia.