PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAJARAN IPA TERPADU BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL UNTUK SISWA KLS VII MTs. QUDWATUN HASANAH MERTAK KESAMBIK TP.2018/2019 (original) (raw)
Related papers
PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERKARAKTER TEMA PEMANASAN GLOBAL UNTUK SISWA SMP/MTs
Unnes Science Education Journal, 2013
Pembelajaran terpadu dianjurkan untuk diaplikasikan disemua jenjang pendidikan. Pengembangan modul IPA Terpadu berbasis pendidikan karakter dengan tema pemanasan global dapat memfasilitasi pembelajaran IPA terpadu di sekolah. Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui kelayakan dan keefektifan modul IPA terpadu berbasis pendidikan karakter yang telah dikembangkan peneliti. Penelitian ini merupakan penelitian Research and Development . Langkah-langkah penelitian dikembangkan menggunakan metode R&D yang diambil dari pendapat Sugiyono, 2009. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modul IPA terpadu berbasis pendidikan karakter layak dan efektif diterapkan untuk pembelajaran. Hal ini terlihat dari skor kelayakan penilaian mencapai 3,54 sesuai kriteria layak menurut BSNP. Sedangkan ketuntasan klasikal yang diperoleh siswa pada uji pelaksanaan lapangan mencapai 100% yang artinya modul efektif diterapkan untuk pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa modul IPA terpadu ber...
Jurnal Ilmu Pendidikan Indonesia, 2018
Research and development (R & D) about learning using guided inquiry-based science module aims to (1) find out how to develop guided inquiry-based science learning modules on heat material and its transfer to students of class VII MTs Muhammadiyah Jayapura, Papua (2) Knowing the feasibility guided inquiry-based science learning modules on heat and displacementThe type of data used is primary data about the quality of module feasibility. Differences in learning outcomes are obtained from n-Gain analysis at each RPP meeting. Data retrieval is used questionnaire instrument, interviews and student learning outcomes test ..The results obtained that 1) how to develop a guided inquiry-based science learning module on heat material and its transfer to students of class VII MTs Muhammadiyah Jayapura, Papua that is they instruct the material in accordance with basic competencies and indicators. 2) guided inquiry-based Science Learning module on heat and transfer material is suitable for use a...
2018
Nurul Faizzah. 2017. Pengembangan Modul IPA Berbasis Inkuiri Terbimbing Pada Materi Pengelolaan Lingkungan Hidup Untuk Memberdayakan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMP/MTs Kelas VII”. Tesis. Pembimbing I: Dr. Hj. Sri Dwiastuti, M. Si, Pembimbing II: Dr. Sarwanto, S.Pd., M.Si. Program Studi Pendidikan Sains, Program Magister, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik, kelayakan, dan keefektifan modul IPA berbasis inkuiri terbimbing pada materi pengelolaan lingkungan hidup untuk memberdayakan sikap peduli lingkungan siswa kelas VII SMP N 12 Depok. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan (research and development). Penelitian pengembangan modul menggunakan prosedur Borg and Gall yang telah dimodifikasi menjadi 9 tahapan yaitu: 1) Penelitian dan pengumpulan informasi. 2) Perencanaan. 3) Pengembangan rancangan awal produk (draft). 4) Uji coba lapangan permulaan. 5) Revisi produk tahap pertama. 6) Uji l...
Inkuiri: Jurnal Pendidikan IPA, 2016
Telah dilakukan pengembangan modul pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing, dengan tahapan-tahapannya berupa observasi masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data (melakukan percobaan), Analisis data, melakukan kesimpulan. Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui prosedur pengembangan produk Modul IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Tema Matahari sebagai Sumber Energi Alternatif, (2) mengetahui kelayakan penggunaan Modul IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Tema Matahari sebagai Sumber Energi Alternatif, (3) mengetahui efektivitas hasil belajar Modul IPA Terpadu Berbasis Inkuiri Terbimbing Tema Matahari sebagai Sumber Energi Alternatif. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan Research and Development (R&D). Model pengembangan modul yang digunakan adalah model 4D (four D model), dengan tahapan Define, Design, Develop dan Disseminate sesuai model Thiagarajan. Pengembangan ini dinilai berdasarkan kelayakan isi, penyajian, kegrafikan, dan bahasa modul oleh ahli pada bidangnya kemudian diujicobakan terbatas pada 9 siswa. Setelah revisi dari uji coba terbatas, modul diujicoba besar pada kelas VII B. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan angket dan soal tes. Hasil penelitian ini adalah : (1) menghasilkan sebuah modul IPA Terpadu tema Matahari sebagai sumber energi alternatif, dikembangkan dengan komponen pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing dan menggunakan model pengembangan 4-D meliputi Define, Design, Develop, dan Disseminate, (2) Modul IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing tema matahari sebagai sumber energi alternatif yang telah diuji oleh dosen ahli, guru IPA (reviewer) dan teman sejawat (peer review) menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil penilain modul IPA terpadu adalah 91%. Berdasarkan hasil uji menunjukkan bahwa modul IPA Terpadu berbasis inkuiri terbimbing tema matahari sebagai sumber energi alternatif layak digunakan dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran, (3) modul IPA Terpadu tema Matahari sebagai sumber energi alternatif efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, rata-rata nilai pretes dan postes siswa yang menggunakan modul IPA Terpadu lebih besar dibandingkan siswa yang tidak menggunakan modul IPA Terpadu dengan signifikasi 0,000 dan nilai gain sebesar 0,49 yang tergolong sedang.
Prosiding Seminar Nasional Fisika Dan Pendidikan Fisika, 2012
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan LKS IPA Terpadu model webbed berbasis pendidikan karakter dengan tema lingkungan pantai untuk siswa SMP/MTs kelas VII; (2) mengimplementasikan nilai karakter ke dalam LKS; (3) mengetahui kualitas LKS menurut ahli materi, ahli media, dan guru IPA SMP/MTs, serta mengetahui respon siswa terhadap LKS IPA Terpadu yang dikembangkan. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan atau Research and Development (R&D) model prosedural, yakni model yang bersifat deskriptif, menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan produk. Prosedur pengembangan mengikuti prosedur Borg dan Gall yang dapat dilakukan dengan sederhana melibatkan 5 langkah utama yaitu: 1) melakukan analisis produk yang akan dikembangkan; 2) mengembangkan produk awal; 3) validasi ahli dan revisi; 4) uji coba lapangan skala kecil dan revisi produk; 5) uji coba lapangan skala besar dan produk akhir. LKS diberi masukan oleh satu dosen pembimbing, 3 ahli materi, dan 2 ahli media. LKS kemudian dinilai kualitasnya dengan menggunakan angket penilaian kualitas yang sudah di validasi secara teoritik dan logis oleh ahli kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Penilaian dilakukan oleh 5 guru SMP/MTs, 15 siswa SMP/MTs dalam uji coba lapangan skala kecil, dan 30 siswa SMP/MTs dalam uji coba lapangan skala besar. Hasil penelitian ini: (1) tersusunnya LKS IPA Terpadu model webbed berbasis pendidikan karakter dengan tema lingkungan pantai untuk siswa SMP/MTs kelas VII; (2) terdapat 4 nilai karakter yang diimplementasikan dalam
2014
© 2014 Universitas Negeri Semarang Alamat korespondensi: Prodi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Semarang Gedung D7 Lantai 3 Kampus Sekaran Gunungpati Telp. (024) 70805795 Semarang 50229 Tujuan dari penelitian ini yaitu mengembangkan bahan ajar berupa modul IPA terpadu berbasis mastery and meaningful learning pada tema manfaat cahaya bagi kehidupan di kelas VIII SMP. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dan pengembangan (Reseach and Development)). Hasil penelitian dengan menggunakan modul IPA terpadu berbasis mastery and meaningful learning yang dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Cilongok dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil uji kelayakan modul IPA terpadu oleh pakar isi sebesar 3,5, pakar penyajian 3,76, dan pakar bahasa 3,5. Tingkat ketuntasan klasikal siswa 100% dengan rata-rata hasil belajar siswa sebesar 85,43 dan keaktifan siswa secara klasikal sebesar 86,05%. Angket tanggapan guru memiliki presentase sebesar 100%, angket tanggapan siswa dalam uji cob...
Proses pembelajaran IPA yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah siswa cenderung hanya mendengarkan penjelasan dari gurunya yang harus dihafalkan, sehingga siswa menjadi malas dan bosan, menyebabkan motivasi belajar rendah yang berujung kepada hasil belajar yang rendah terlihat melalui hasil ketuntasan klasikal bagi kelas VI mata pelajaran IPA untuk materi ciri khusus makhluk hidup baru 30% mencapai ketuntasan dari KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan madrasah yaitu 70. Berbagai usaha terus dilakukan untuk memperbaiki kwalitas pembelajaran di MI Mambaul Khair NW Bertais, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif (tipe jigsaw). Menurut peneliti pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan harga diri, hubungan interpersonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan berkomunikasi, mengatur waktu, meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berpikir. Hal ini berguna untuk proses pendidikan jangka panjang. Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada mata pelajaran IPA materi ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cecak dan bebek) di MI Mambaul Khair NW Bertais tahun pelajaran 2014/2015”. Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah kelas VI dengan jumlah siswa 17 orang. Hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut, untuk mengetahui tingkat aktifitas belajar siswa dan guru, dengan alat pengumpulan data berupa lembaran observasi siswa dan guru yaitu instrumen penilaian proses pembelajaran siswa dan guru disertai instrumen penilaian hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Siswa dinyatakan telah tuntas jika mencapai kriteria ketuntasan minimal 70 dan ketuntasan belajar klasikal dinyatakan tuntas jika mencapai 80%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pada siklus I dari 17 orang siswa terdapat 9 orang siswa dinyatakan tuntas secara individu dengan nilai rata-rata 67, nilai tertinggi 87, nilai terendah 47 dan persentase ketuntasannya 53% ini menunjukkan bahwa ketuntasan belajar pada siklus I belum memenuhi kriteria ketuntasan, sedangkan pada siklus II dari 17 orang siswa terdapat 15 orang siswa dinyatakan tuntas secara individu dengan nilai rata-rata 77, nilai tertinngi 93, nilai terendah 53 dan persentase ketuntasan 88%. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi ciri khusus yang dimiliki hewan (kelelawar, cecak dan bebek) dapat meningkatkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas VI MI Mambaul Khair NW Bertais dengan adanya peningkatan persentase hasil belajar dari siklus I ke siklus II sebesar 35%.
INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA, 2018
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan modul IPA terpadu tipe Connected berbasis Iqra tema lingkungan pantai untuk memberdayakan karakter religius siswa SMP/MTs Kelas VII Semester II; (2) mengembangkan modul IPA terpadu tipe Connected berbasis Iqra tema Lingkungan Pantai yang layak untuk memberdayakan karakter religius siswa SMP/MTs Kelas VII Semester II. (3) mengetahui efektivitas modul IPA terpadu tipe Connected berbasis Iqra tema lingkungan pantai untuk memberdayakan karakter religius siswa SMP/MTs Kelas VII Semester II. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (Research & Development / R&D) oleh Thiagarajan (1974), pengembangan yang digunakan adalah model 4-D, dengan tahapan Define, Design, Develop, dan Disseminate. Sampel penelitian pengembangan meliputi:1) 2 validator ahli (ahli materi dan ahli media), 2 guru IPA, dan 2 teman sejawat, 2) sampel uji coba terbatas sejumlah 10 siswa kelas VIIB SMP Institut Indonesia Kutoarjo, dan 3) sampel uji lapangan oper...