Aile Kavramının Yeniden Belirlenimi (original) (raw)
Related papers
Menilik Ulang Arti Keluarga Pada Masyarakat Indonesia
2018
Currently, social dynamic is growing fastly. A similar situation can also be seen in Indonesian societies, including in the smallest scale, which is family. This study aims to answer whether the definition of family that is used by the Indonesian government is still relevant to portrait the condition of societies in this country nowadays. This study used literature review as the primary data source and anthropological approach as an analysis tool. This article presents discussions on family dynamics in Indonesia, family and marriage, long distance family, as well as family and Indonesian culture. In conclusion, the family concept in Indonesia should not be constrained by structure, location and gender division. Therefore, Indonesia as a state should construct a more flexible definition of family to adjust community diversity and to shed lights on various family contexts and individual experiences.
Keluarga adalah: Komunitas kecil dalam masyarakat. Setiap muslim diwajibkan untuk hidup berkeluarga demi menjalankan tuntutan ajaran islam. Fungsi keluarga sangat berarti dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang. Keluarga merupakan unit (satuan) terpenting bagi proses pembangunan umat. kepribadian yang baik terbentuk dari sebuah keluarga yang menanamkan budi pekerti yang baik. Tak dapat dipungkiri bahwa al-quran sangat memperhatikan masalah kehidupan keluarga (istilah arabnya " al usr yang bermakna " kelencangan dan kekuatan ". Menurut Sayyid Qutub dalam fi zilal al-quran, keluarga merupakan mesin incubator(alat atau tempat yang mendukung pertumbuhan sesuatu) bersifat alamiah yang berfungsi melindungi, memelihara, dan mengembangkan jasmani serta akal anak-anak yang sedang tumbuh. Dibawah naungan keluarga, rasa cinta, kasih sayang dan solidaritas saling berpadu. Dalam keluargalah individu menusia akan membangun perwatakanya yang has seumur hidup. Harus diakui bahwa kondisi kehidupan keluarga sebelum kedatangan islam penuh dengan noda penyimpangan. Saat itu, kaum wanita sama sekali tidak dihargai orang tua tidak diperlakukan sebagai mana mestinya , dan anak-anak tidak mendapat perhatian, apalagi pendidikan yang layak dimilikinya, penguasaan (dominasi) kewenang-wenangan dan kewenang-wenangan kaum laki-laki (yang rata-rata bermental bejat dikarenakan kebiasaan buruknya seperti: berzina, bermain judi, mengubur hidup-hidup anak perempuan, merapok, berhubungan intim dengan ibu kandung, dan sebagainya). Lalu datanglah islam dengan membawa prinsip-prinsip yang luhur dan nasihat-nasihat yang baik. Islam akhirnya menyelamatkan kehidupan keluarga, melambungkanya kepuncak kemuliaan, dan mengembalikan segenap hak yang telah dicabut kepada para pemiliknya. Seraya itu pula islam menempatkan lembaga pada posisi yang sebenarnya dalam kehidupan ini. PROSES PERBAIKAN KELUARGA Hubungan suami-istri Islam memandang suami-istri disamping seruan fitrah manusia itu sendiri sebagai asal muasal pembentukan, pertumbuhan dan perkembangan sebuah keluarga. Al-quran melukiskan hubungan suami isteri dengan gambaran yang sedemikian tenang dalam firman allah swt. " dan diantara tanda tanda kekuasaanya iyalah dia yang menciptakan untukmu isteri-istri jenismu sendiri, supaya kamu cendrung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikanya diantara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar benar terdapat tanda tanda bagi kaum yang berfikir (qs. Ar-rum [30] : 21) Tak dapat dimungkiri bahwa pernikahan (yang menjadikan laki laki dan perempuan sebagai pasangan suami istri) dalam syariat islam mengandung hikmah hikmah yang luhur
Varra Variansyah 15010112140115 Fatihatun N. Karimah 15010112140117 Pengalaman Ibu yang Memiliki Anak Tunarungu Sinta Dewi Parahita M2A607096 Skripsi psikologi berjudul pengalaman ibu yang memiliki anak tunarungu ini merupakan studi kualitatif yang dibuat pada tahun 2014 lalu. Dalam penelitian tersebut peneliti memiliki tujuan untuk menggambarkan dinamika pengalaman ibu yang memiliki anak tunarungu, interaksi ibu dan anak, pengalaman seorang ibu dalam pengasuhan anak tunarungu, dan penerimaan diri ibu yang memiliki anak tunarungu. Dimana tunarungu merupakan seseorang yang mengalami kehilangan kemampuan mendengar dan disebabkan oleh kerusakan sebagian atau seluruh alat pendengaran yang mengakibatkan hambatan bidang perkembangan bahasa. Ketunarunguan anak memunculkan reaksi, dampak, serta masalah di keluarga dan masyarakat seperti sedih, tidak percaya, shock, perasaan ambivalen, terpukul, bingung, perasaan down, stres, sakit hati, kecewa, putus asa, rasa bersalah, rendah diri, cemas trauma, ketidakpuasan pernikahan, dan berhenti bekerja. Dampak-dampak yang timbul dapat diatasi subjek dengan coping, akan tetapi terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
Reposisi Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak
Jurnal Pendidikan Sosial dan Humaniora
This study aims to determine the effect of Christian Religious Education in the Family on the Character of Children aged 10-12 Years in Tinada Village, Tinada District, Pakpak Bharat Regency in 2022, with the hypothesis that there is a positive and significant influence between Christian Religious Education in the Family on the Character of Children aged 10-12 years in Tinada Village, Tinada District, Pakpak Bharat Regency in 2022. This study uses a descriptive quantitative approach, with a population of all children aged 10-12 years who are Protestant Christians in Tinada Village, amounting to 35 people with a sample of 35 people. Data were collected using a closed questionnaire of 46 items compiled by the author based on variable indicators according to expert theory. The results of data analysis show that there is a positive and significant influence of Christian Religious Education in the Family on the Character of Children aged 10-12 Years in Tinada Village, Tinada District, Pa...
Domestikasi Peran Suami Dalam Keluarga
Egalita, 2012
The fundamental difference between men and women is seen in terms of biology and anatomy. Viewed from the aspect of biological male has advantages compared with women. Men have a sturdy and strong muscle, while women are more delicate. Anatomically, men do not have a uterus for pregnancy, while women have a uterus so that it is possible to conceive and bear children. With the difference that the role of men and women also differ. Some argue that the role of men is to earn a living for his family, while the task of women is pregnant, giving birth and raising children, as well as housewives. But this role is changing. The factors that cause changes in the role of the husband's public role to the domestic role is due to economic. Perbedaan yang mendasar antara pria dan wanita terlihat dari segi biologis dan anatomi. Dilihat dari segi biologis pria memiliki kelebihan dibandingkan dengan wanita. Pria memiliki otot yang kekar dan kuat sedangkan wanita lebih lembut. Secara anatomis, pria tidak memiliki rahim untuk mengandung, sedangkan wanita memiliki rahim sehingga dimungkinkan untuk mengandung dan melahirkan anak. Dengan perbedaan itulah peran pria dan wanita juga berbeda. Ada yang berpendapat bahwa peran pria
Keluarga adalah unit sosial terkecil dalam masyarakat yang berperan sangat besar terhadap perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga.Sebagai unit terkecil dalam masyarakat, keluarga memerlukan organisasi tersendiri danperlu kepala rumah tangga sebagai tokoh penting yang mengemudikan perjalanan hidup keluarga disamping beberapa anggota keluarga lainnya. Anggota keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merupakan suatu kesatuanyang kuat apabila terdapat hubungan baik antara ayah-ibu, ayah-anak dan ibu-anak. Hubungan baik ini ditandai dengan adanya keserasian dalam hubungan timbal balik antar semua pribadi dalam keluarga. Interaksi antar pribadi yang terjadi dalam keluarga initernyata berpengaruh terhadap keadaan bahagia (harmonis) atau tidak bahagia(disharmonis) pada salah seorang atau beberapa anggota keluarga lainnya. Sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga merasabahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan dan puas terhadapseluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasi diri) yang meliputiaspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh anggota keluarga. Apabila konflik dapat diselesaikan secara sehat maka masing-masing pasangan (suami-istri) akan mendapatkan pelajaran yang berharga, menyadari dan mengerti perasaan, kepribadian, gaya hidup dan pengendalian emosi pasangannya sehingga dapat mewujudkan kebahagiaan keluarga. Penyelesaian konflik secara sehat terjadi bila masing-masing pihak baik suami atau istri tidak mengedepankan kepentingan pribadi, mencari
Konsep Institusi Keluarga dalam Islam
Tarbiyah Wa Ta'lim: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran
Penyimpangan institusi keluarga yang terjadi di Barat masih terus terjadi. Penyimpangan tersebut ditandai dengan lahirnya sebuah gerakan perempuan yang berusaha meruntuhkan tatanan keluarga masyarakat, gerakan tersebut dinamakan feminisme. Kaum feminis menganggap jika institusi keluarga ialah musuh terbesar dan utama yang harus dimusnahkan perannya. Menurut gerakan tersebut, tidak ada aturan dalam pembagian peran yang ketat antara suami dan istri dalam keluarga karena dianggap terjadi pendiskriminasian. Pendiskriminasian mereka tandai dengan adanya paham patriarki di dalam keluarga, yaitu pendominasian peran laki-laki di dalam sebuah keluarga. Pendominasian tersebut dimaksudkan dengan adanya ketimpangan hak dan kewajiban antara suami-istri. Maka, hal ini yang menyebabkan kaum feminis mengusung tidak adanya pembagian peran yang ketat antara suami dan istri. Sehingga pembagian peran suami-istri tidak lagi bergantung pada jenis kelaminnya yaitu perempuan dan laki-laki. Sebagai pembandi...
Skripsi, 2018
Resiliensi keluarga terdiri dari dua kosa kata yakni resiliensi dan keluarga. Resiliensi berasal dari bahasa inggris yakni resilience yang berarti ketahanan, pantul/pegas, tabah (of a person). Teori resiliensi keluarga sebenarnya berakar dari pemahaman resiliensi pada individu. Konsep resiliensi muncul tahun 1970 pada penelitian terhadap anak-anak yang hidup dalam lingkungan yang beresiko. Penelitian tersebut memfokuskan pada anak-anak yang tetap dapat berkembang dengan baik walaupun telah mengalami situasi yang sulit. Anak-anak ini diyakini memiliki suatu yang spesial yang kemudian disebut dengan anak-anak yang resilien. Raphael menjelaskan bahwa resiliensi telah banyak didefinisikan dan dideskripsikan dengan berbagai sudut pandang mengenai kapasitas manusia untuk dapat bangkit kembali dari keterpurukan.
Keluarga Yang Bertanggungjawab
2021
Keluarga sebagai “sekolah” mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai pendidik pertama dan utama, keluarga ”menanamkan” nilai-nilai yang paling mendasar dalam hati dan pikiran anak-anak dalam suasana cinta yang tak bersyarat, sebagai sumber dan dasar pendidikan anak-anak. Dalam tugas mendidik dan membesarkan anak-anak, memperkaya kemanusiaan. Dalam ”Keluarga Allah” ada dimensi kesatuan, persekutuan, cinta kasih. Keluarga dibangun atas dasar cinta kasih sebagaimana gereja didirikan di atas dasar Kasih Kristus sebagai pendirinya. Dalam “gereja” rumah tangga tersebut, hendaknya orang tua (ayah dan ibu) dengan kata-kata, teladan dan kesaksian hidup lainnya menjadi pemberita iman pertama bagi anak-anak serta mendidik anak-anak untuk bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang matang dalam segala aspek hidup.