EVALUASI JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kV PADA FEEDER 7 PERANAP PT. PLN PERSERO RAYON TALUK KUANTAN (original) (raw)

PENGARUH PENAMBAHAN JARINGAN TERHADAP DROP TEGANGAN PADA SUTM 20 KV FEEDER KERSIK TUO RAYON KERSIK TUO KABUPATEN KERINCI

ABSTRAK Perkembangan sistem kelistrikan saat ini telah mengarah pada peningkatan efisiensi dalam penyaluran energi listrik. Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu dengan mengurangi rugi daya dan meminimalkan drop tegangan pada jaringan.Drop tegangan pada sistem distribusi dapat terjadi pada jaringan tegangan menengah (JTM), transformator distribusi, jaringan tegangan rendah (JTR) dan saluran rumah. PT. PLN Rayon Kersik Tuo terletak di daerah pegunungan di wilayah Kabupaten Kerinci yang memiliki sebuah Feeder yang berkarakteristik jaringan radial murni. Feeder Kersik Tuo memiliki panjang jaringan tegangan menengah 96,8 KMS dengan beban 4,795 MVA. Karena meningkatnya pertumbuhan beban listrik maka dilakukan penambahan beban sebesar 0,8 MVA dengan panjang jaringan 10,2 KMS. Dengan penambahan jaringan ini apakah berpengaruh terhadap drop tegnagan. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung drop tegangan yang terjadi pada Feeder Kersik Tuo sebelum dan sesudah panambahan jaringan, dan membandingkan hasil perhitungan dengan standar drop tegangan yang ditetapkan oleh PT. PLN (Persero) Rayon Kersik tuo sesuai dengan TMP (Tingkat Mutu Pelayanan) PLN Setempat yaitu 17 KV – 20 KV. Dari hasil perhitungan sebelum penambahan jaringan pada Feeder Kersik Tuo , tegangan diujung terima 17,103 kV dengan drop tegangan 14,483 %, dan setelah dilakukan penambahan jaringan maka tegangan pada ujung saluran sebesar 16,70 kV dengan drop tegangan 16,49%. Hal ini jelas tidak sesuai lagi dengan TMP setempat, dan memerlukan kajian lebih lanjut untuk mengatasi permaslan ini. Kata Kunci : Distribusi 20 kV, Drop tegangan.

ANALISIS SISTEM JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kV DI KAWASAN INDUSTRI KELAPA SAWIT PT. BUMITAMA GUNAJAYA AGRO

Jurnal Darma Agung

Penelitian ini menganalisis perbaikan jaringan distribusi listrik PT. BGA, dikarenakan terjadi jatuh tegangan pada jaringan listrik existing sampai -20 % dan rencana peningkatan beban listik dari 118,6 kW menjadi 334,35 kW dalam bentuk model dan simulasi. Metode perbaikan yaitu membuat konspigurasi sistem jaringan distribusi listrik baru dan menganalisis aliran daya dengan ETAP . Hasil perbaikan dengan mengupgrading sistem tegangan distribusi menjadi 20 kV, pendistribusian beban listrik di buat menjadi empat kluster yaitu, cluster A, B, C dan D, upgrading transformator step up menjadi 500 kVA, transformator step down cluster A 200 kVA, cluster B dan C 125 kVA, cluster D 160 kVA, jaringan kabel distribusi primer menggunakan jenis AAAC (3x70 mm)2, jaringan distribusi sekunder masing-masing cluster menggunakan jenis NFA2X-T (3x70+1x50 mm)2 dan Saluran sambungan rumah menggunakan kabel jenis NFA2X (4x10 mm2 , 4x16 mm2 dan 4x25 mm)2. Hasil analisis aliran daya dengan ETAP, setelah di...

PENGATURAN TEGANGAN SEKUNDER TRANSFORMATOR DAYA II 20 MVA 70/20 kV MENGGUNAKAN ON LOAD TAP CHANGER DI GARDU INDUK SUNGAI JUARO PT. PLN (PERSERO

2015

Dalam sistem transmisi tenaga listrik terdapat keadaan naik turunnya tegangan, seperti halnya tegangan pada transformator tenaga yang selalu naik atau turun tergantung arus beban (A) dan daya terpakai (MW). Ketika tegangan sisi primer transformator mengalami penurunan atau kenaikkan, secara otomatis berdampak pada tegangan sisi sekunder maka, On Load Tap Changer bekerja mengatur tegangan sisi sekunder dengan cara menaikkan atau menurunkan posisi tap (sapadan) untuk mempengaruhi rasio transformator yang kemudian mempengaruhi tegangan sisi sekunder sehingga tegangan pada sisi sekunder dapat distabilkan sesuai dengan ketetapan tegangan yang ada. Di Gardu Induk Sungai Juaro, posisi normal tap pada Transformator Daya II adalah posisi tap 8 dengan nilai rasio 3,5 (Keadaan Normal). Namun, pada saat beroperasi posisi tap tidak pada satu posisi saja, terdapat tiga posisi tap (pos. 11, 12 dan 13) yang pada jam tertentu berubah posisi menyesuaikan penurunan dan kenaikkan tegangan sisi primer. ...

ANALISIS DAMPAK TERPUTUSNYA KAWAT NETRAL TERHADAP JTM 20 kV

2005

Pada sistem distribusi tenaga listrik yang menggunakan sistem Bintang 4 kawat Multy Grounded Common Neutral (Y-4 W-MCGN), jika kawat netral hilang maka tidak akan ada lagi sistem tersebut, karena sistem MGCN akan terselenggara dengan baik hanya jika ada saluran netral, sehingga hilangnya kawat netral di beberapa tempat pada saluran merupakan suatu kondisi tidak normal dan akan menyebabkan resiko yang tidak baik terhadap performance operasi sistem distribusi tenaga listrik dan kualitas pelayanan beban di sisi pelanggan.

PEMADAMAN JARINGAN DISTRIBUSI 20 kV GARDU INDUK SIMPANG HARU

2015

PT. PLN (Persero) is a company engaged in the field of electricity supply. PLN is required to distribute electrical energy reliably and in accordance with the level of quality of service that has been determined. Therefore, it is necessary to evaluate the extent outage with SAIDI (System Average Interruption Duration Index) and SAIFI (System Average Interruption Frequency Index). With SAIDI can be taken remedial measures subsystems, both components or equipment. whereas with SAIFI can be taken remedial measures to overcome burnout procedure and speed up the repair time. In this thesis will be discussed, the calcution of the level of reliability (SAIDI,SAIFI) and the power loss is not channeled by interference outages in PT PLN (Persero) Region substation feeder Simpang Haru Polamas 2015.

ANALISIS JATUH TEGANGAN DAN PENEMPATAN KAPASITOR OPTIMAL PADA PENYULANG ATTAQWA 20 kV GARDU INDUK BEKASI

Jurnal Mahasiswa TEUB, 2021

Pertumbuhan beban pada sistem distribusi semakin meningkat terus-menerus dan hal ini diikuti dengan peningkatan permintaan suplai daya reaktif. Jika suatu jaringan tidak memiliki sumber daya reaktif di daerah sekitar beban maka semua kebutuhan beban reaktifnya dipikul oleh generator sehingga akan mengalir arus reaktif pada jaringan yang mengakibatkan drop tegangan. Jika beban mengkonsumsi daya reaktif yang besar, maka sistem akan bekerja lebih keras dengan meningkatkan arus listrik yang mengalir untuk mencapai daya aktif nominal yang dibutuhkan beban. Maka dari itu daya reaktif memiliki hubungan terhadap perubahan tegangan. Jatuh tegangan pada penghantar sebanding dengan daya reaktif yang mengalir pada penghantar tersebut. Salah satu solusi untuk menangani masalah diatas adalah dengan memasang kapasitor bank pada sistem distribusi. Kapasitor bank berguna sebagai sumber daya reaktif tambahan untuk mengkompensasi daya reaktif akibat adanya beban yang sifatnya induktif. Optimal Capacitor Placement (OCP) merupakan salah satu metode penempatan optimal kapasitor yang menjadi sebuah solusi untuk menyelesaikan permasalahan jatuh tegangan dan susut daya pada sebuah sistem ketenagalistrikan. Permasalahan ini merujuk pada penyulang Attaqwa GI Bekasi yang memiliki panjang saluran hampir 111 kms dengan 78 trafo distribusi. Untuk menentukan ukuran dan letak optimal bank kapasitor pada sistem distribusi radial terlebih dahulu dilakukan analisa aliran daya dimana hasil aliran daya merupakan input pada proses OCP genetic algorithm (GA). Pada penelitian ini akan dilakukan optimasi penempatan dan ukuran kapasitor bank pada sistem distribusi dengan skenario pembebanan existing dan skenario pembebanan sebesar 80% kapasitas trafo distribusi. Hasil aliran daya skenario pembebanan existing menunjukkan kondisi sistem penyulang masih dalam keadaan baik dimana nilai jatuh tegangan masih dalam batas standar (-10% dan +5%), sedangkan untuk skenario pembebanan trafo sebesar 80% mengalami jatuh tegangan dibawah batas standar pada 35 bus sehingga dilakukan proses optimasi OCP metode GA dengan bantuan ETAP 12.6 yang menghasilkan kompensasi penempatan kapasitor sebanyak 11 kapasitor pada 9 bus dengan ukuran 400 kVAR tiap kapasitornya serta berhasil memperbaiki profil tegangan tiap bus sesuai batas standar dan memperbaiki rugi daya menjadi 507,1 kW dan 453,6 kVAR.

Evaluasi Susut Daya Penyulang Cendana 20 kV Pada Gardu Induk Bungaran Dengan ETAP 12.6

Jurnal Teknik Elektro ITP, 2018

Power losses are a crucial issue for PLN. Rotating blackouts are then performed to prevent the system from total blackout. This causes the power which supplied to the consumer becomes smaller. The loss of power will always exist, because the equipment that used does not have 100% efficiency. Therefore, the authors evaluate the power losses that occurs by providing a comparison of calculations manually and calculations using ETAP 12.6 simulations. In the evaluation of power losses on the medium-voltageof the 20KV Cendana Feeders at Bungaran Substation, the calculations manually show that the daytime power loss is 7.2% and at night is 8.6%. While the ETAP 12.6 simulation shows that the daytime power loss is 7,15% and at night is 8,6%. Referring to SPLN 1: 1978 that the permitted power losses is only 2%, after the evaluation it is known that the power losses in Cendana Feeder has passed the permitted standard and should have network optimization.

ANALISIS PENINGKATAN KINERJA KUALITAS DAYA LISTRIK TEGANGAN 20 kV DI INDUSTRI BERBASISKAN SIMULASI ETAP 12.6.0

EPIC : Journal of Electrical Power, Instrumentation and Control, 2019

Kualitas energi listrik yang baik di industri selain akan menghasilkan produk yang maksimal, kualitas energi listrik yang baik juga dapat membuat peralatan listrik yang ada di industri akan lebih awet. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja kualitas daya listrik pada tegangan 20 kV di industri guna memperbaiki rugi-rugi daya, tegangan jatuh, faktor daya dan perbaikan tegangan transien. Setelah melihat performa jaringan Tegangan 20 kV, Selanjutnya dilakukan perbaikan supaya performa jaringan lebih maksimal. Pengambilan data yang sebenarnya pada tegangann 20 KV (tegangan menengah) dilakukan pada penelitian di industri ban yang berkapasitas 30,250 MVA. Analisa data menggunakan perangkat lunak ETAP12.6.0. Hasil analisis menunjukan adanya penurunan rugi-rugi daya sebesar 52,3% apabila dibandingkan jaringan eksisting. Hasil analisis juga menunjukan adanya penurunan tegangan jatuh sebesar 45,6% apabila dibandingkan jaringan eksisting. Faktor daya juga mengalami perbaikan se...