REVIEW: TEPUNG JAGUNG KOMPOSIT, PEMBUATAN DAN PENGOLAHANNYA (original) (raw)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN JAGUNG (ALL)

Peningkatan jumlah penduduk di indonesia mengakibatkan permintaan beras akan terus meningkat dan semakin berat untuk memenuhinya karena keterbatasan produksi. Kebutuhan beras untuk konsumsi pada tahun 2002 sebanyak 33 juta ton, sedangkan produksi beras Nasional sebanyak 30.5 juta ton. Pada tahun 2004 diperkirakan kebutuhan beras untuk konsumsi sebanyak 33,6 juta ton sedangkan produksi beras Nasional sebanyak 31,2 juta ton (DP, 2002). Data tersebut menunjukan bahwa terjadi kekurangan beras untuk konsumsi Nasional. Kekurangan beras tersebut dipenuhi dari impor. Impor beras yang dilakukan secara terus menerus akan dapat mengancam ketahanan pangan Nasional. Untuk mendukung ketahanan pangan perlu dilakukan pemanfaatan hasil pertanian yang lain termasuk dengan pertimbangan ketersediaan yang besar serta nilai gizi yang memadai.

MANAJEMEN DAN TEKNOLOGI PUPUK KOMODITAS JAGUNG (Zea mays)

Kelompok 4 Menpuk selasa, 2020

Indonesia merupakan negara agraris yang menghasilkan berbagai komoditi pertanian. Salah satu hasil pertanian indonesia adalah jagung. Jagung merupakan salah satu komoditas strategis bagi Indonesia karena peranannya sangat penting, baik untuk kebutuhan pangan dan pakan maupun industri lainnya.. mempunyai peluang untuk dikembangkan karena kedudukannya sebagai sumber utama karbohidrat dan protein setelah beras. Di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai bahan pangan utama juga sebagai sumber bahan pakan ternak dan memiliki andil terbesar dibandingkan dengan bahan lain. Ternak ruminansia mengkonsumsi semua komposisi tanaman jagung yang dipakai sebagai pakan ternak. Peningkatan kebutuhan jagung dalam beberapa tahun terakhir ini tidak sejalan dengan peningkatan produksi dalam negeri. Masalah utama penanaman jagung di lahan kering adalah kebutuhan air sepenuhnya tergantung pada curah hujan, bervariasinya kesuburan lahan dan adanya erosi yang mengakibatkan penurunan kesuburan lahan. Selain itu masalah lain di lahan kering adalah memiliki pH dan kandungan bahan organik yang rendah. Pemupukan merupakan masukan penting dalam pertumbuhan tanaman, khususnya dalam usaha tani masa kini yang padat teknologi. Tindakan pemupukan akan memberikan hasil yang optimal tergantung pada beberapa faktor, diantaranya takaran dan jenis pupuk. Takaran dan jenis pupuk ini banyak digunakan untuk mengkaji respon tanaman terhadap pemupukan. Evaluasi atau penilaian status hara tanah mutlak diperlukan untuk menentukan jenis dan jumlah unsur hara yang harus ditambahkan. Informasi mengenai status hara dapat digunakan untuk memutuskan apakah tanaman perlu dipupuk atau tidak. Evaluasi status hara yang baik akan menghasilkan rekomendasi pupuk yang tepat sehingga pemupukan dilakukan secara berimbang. Pemupukan berimbang berarti menyediakan semua unsur hara yang cukup sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik. Pemupukan bertujuan mengganti unsur hara yang hilang dan menambah persediaan unsur hara yang dibutuhkan tanaman untuk meningkatkan produksi dan mutu tanaman. Ketersediaan unsur hara yang lengkap dan berimbang yang dapat diserap oleh tanaman merupakan faktor yang menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman

REKOMENDASI TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG DI LAHAN KERING

PENDAHULUAN Jagung merupakan salah satu komodiias tanaman pangan unggulan dr NTB yang cocok dan banyak diusahakan pelani di lahan kering pada nrusim hujan. Seiring dengan menlngkalnya keb!luhan jasuns nasional, memberi peluang agfibisnis jagung melalu! penrngkalan produksidan pfoduklivitas Pada tahun 2000, produks jagung nasional lidak cukup memenuhi kebutuhan, sehingga rnasih dipenukan impor sebesar 1,265 juia ion. Jumlah import diperk rakan akan meningkat hingga tahun 2010 yang nllainya akan nencapai 2,2 juta ton (Kasryno, 2002) Guna nemenuhi kebutuhan dalam negeriyang t dak mencukupi lni maka seberapapun jumlah produksi jagung yang dihasilkan lerlampung baik d pasar regional maupun nasional Nusa Tenggara Barat (NTB) mem likl ahan kering yang Laslya Tercapar ' | 8 tLla ra alau 8l25 ob da.i uas wldyal_ namun yang sudah digunakan untuk lanaman pangan adalah seluas 211 635 ha, yang ierdiri aias ladang/huma 40 636 ha dan 't Rekomenclasi Paket Teknologi Pertanian -BPTP NTB

RESPON PERTUMBUHAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOSISI DAN DOSIS PUPUK ORGANIK

2021

Budidaya jagung banyak dilakukan masyarakat Timor Tengah Utara (TTU) sebagai upaya memenuhi kebutuhan pangan. Peningkatan produksi jagung d TTU di lahan kering perlu ditingkatkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dengan pemberian komposisi dan jenis pupuk organik. Penelitian dilaksanakan pada lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Timor yang dilaksanakan pada bulan September-Desember 2020. Metode yang digunakan eksperimen dengan Rancangan Akan Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 9 kombinasi perlakuan yaitu: F1=

EVALUASI KAPASITAS TAMPUNG DAN KOMPOSISI BOTANI DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PROVINSI LAMPUNG (Skripsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas tampung ternak berdasarkan limbah industri pengolahan sawit, hijauan di bawah perkebunan sawit, pelepah daun sawit dan mengetahui komposisi botani diperkebunan sawit Provinsi Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober--Desember 2015 di Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan metode survey. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Data yang digunakan dari penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi botani yang terdapat pada tanaman sawit yaitu 20 spesies pada tanaman sawit praproduksi dan 15 spesies pada tanaman sawit produksi. Kapasitas tampung ternak berdasarkan hasil industri pengolahan kelapa sawit yaitu pada bungkil sawit dengan produksi 77.736,82 ton/tahun mampu menampung 4.759 ST/tahun, kapasitas tampung ternak berdasarkan serat perasan dengan produksi5485.639,16 ton/tahun mampu menampung 9.911 ST/tahun, kapasitas tampung ternak berdasarkan tandan kosong dengan produksi 317.857,20 ton/tahun mampu menampung 12.974 ST/tahun, kapasitas tampung ternak berdasarkan lumpur sawit dengan produksi 60.310,81 ton/tahun mampu menampung 2.215 ST/tahun, kapasitas tampung ternak berdasarkan pelepah daun sawit dengan produksi 4.660.756 ton/tahun mampu menampung sebanyak 285.352 ST/tahun, dan pada hijauan antar tanaman dengan produksi 5367,65 ton/tahun mampu menampung 1095 ST/tahun. Kata kunci :Provinsi Lampung, komposisi botani, kapasitas tampung, EVALUASI KAPASITAS TAMPUNG DAN KOMPOSISI BOTANI DI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT PROVINSI LAMPUNG

SALURAN DAN MARJIN PEMASARAN JAGUNG DI KABUPATEN GROBOGAN

Corn farmers are often faced difficult situation because they do not have enough information about the market of cultivated commodities. Corn as a major commodity in the Grobogan Regency provides welfare for corn farmers. This study aims to determine the pattern of corn marketing channels that formed in the Grobogan Regency, as well as the share of the farmer (farmer's share) and marketing margin of corn commodity in each channel. The basic method used is descriptive research. The research area is taken intentionally (purposive) that Grobogan regency and subdistrict and village samples selected purposively. The method of determining the number of sample farmers in each sub-district is quota technique, while in the village level is proportional random sampling. Primary and secondary data in this research are taken by interview techniques, recording and observation. The results show that there are nine corn marketing channels in Grobogan Enterprise. Among the nine channel marketing, the highest farmer's share is the marketing channel I. Furthermore, marketing channel I has the lowest marketing margin. Thus, the corn farmer in Grobogan Regency who want to maximize their income can choose the marketing channel I.