DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA KREBET TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL (original) (raw)

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA NGLANGGERAN TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL

Jurnal Pariwisata

ABSTRAK Penelitian mengenai dampak pengembangan desa wisata terhadap ekonomi masyarakat lokal ini merupakan jenis penelitian diskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan di Desa Nglanggeran, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogakarta. Hasil penelitian diketahui bahwa aktifitas pengembangan Desa Wisata Nglanggeran dinilai cukup baik, indikatornya utama adalah rata-rata kenaikan kunjungan wisatawan yang cukup besar dari tahun ke tahun. Kesiapan masyarakat lokal yang ditinjau dari tingkat pendidikan, pengetahuan, serta tingkat keterlibatan masyarakat dalam pengembangan desa wisata menunjukan bahwa masyarakat telah cukup siap menghadapi berbagai potensi dampak yang muncul. Tingkat perkembangan pariwisata yang tinggi menghasilkan tingkat frekuensi interaksi yang cukup sering antara masyarakat lokal dan wisatawan, yaitu rata-rata lebih dari 5 kali interaksi per 3 bulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengembagan desa wisata membawa dampak yang positif bagi perkembangan ekonomi masyarakat lokal di Desa Nglanggeran, diantaranya : penghasilan masyarakat meningkat; meningkatkan peluang kerja dan berusaha; meningkatkan kepemilikan dan kontrol masyarakat lokal; meningkatkan pendapatan pemerintah melalui retribusi wisata. Sedangkan indikasi dampak negatif terhadap ekonomi lokal berupa kenaikan harga barang tidak ditemukan Kata kunci : Dampak ekonomi pengembangan desa wisata, pengembangan desa wisata ABSTRACT Research on the effects of economic development of rural tourism to the local community is a kind of descriptive qualitative research. This research was conducted in the village of Nglanggeran, District Pathuk, Gunung Kidul, Yogakarta. The survey results revealed that the development activities of the Tourism Village Nglanggeran considered quite good, the main indicator is the average increase in tourist arrivals sizeable year-on-year. The readiness of local communities in terms of education, knowledge, and level of community involvement in the development of rural tourism shows that the public has been sufficiently prepared to deal with potential impacts that arise. The level of development of tourism which generates high frequency level of interaction between local communities and the frequent travelers, which is an average of more than 5 times the interaction per 3 months. The results showed that developing a tourist village bring a positive impact to the economic development of local communities in the village Nglanggeran, including: increased public income; increase employment and business opportunities; increase ownership and control of local communities; increase government revenues through travel levy. While indications of a negative impact on the local economy in the form of rising prices of goods can not be found.

PENGEMBANGAN EKOWISATA BERBASIS MASYARAKAT

Industri pariwisata merupakan industri yang diperkirakan akan terus berkembang dengan pesat. Salah satu konsep pariwisata yang telah muncul adalah konsep ekowisata berbasis masyarakat. Ekowisata berbasis masyarakat merupakan salah satu upaya pengembangan perdesaan melalui sektor pariwisata yang menyuguhkan sumber daya tarik wisata yang masih alami dan juga berkontribusi dalam pelestarian serta konservasi lingkungan, dengan masyarakat sebagai pengelola utama dalam pengembangan dan pengendaliannya. Jurug Gede merupakan sebuah air terjun beserta sungai yang mengalir di bawahnya yang terletak di Desa Ngoro-oro, Kecamatan Pathuk, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Karakteristik kawasan Jurug Gede dinilai sesuai dengan karakteristik kawasan yang dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata, yaitu kondisi lingkungan yang masih alami dan masih bercirikan perdesaan, serta memiliki potensi wisata yang dapat dikembangkan. Akan tetapi sebagian besar warga masyarakat di Desa Ngoro-oro khususnya yang bertempat tinggal di sekitar Jurug Gede belum menyadari akan potensi wisata yang dimiliki oleh wilayahnya. Oleh karena itu, perlu diadakannya pembinaan dan pemberdayaan terhadap masyarakat agar dapat mengelola, membangun, serta mengembangkan berbagai potensi fisik dan nonfisik yang ada sehingga dapat terciptanya sebuah kawasan ekowisata. Selanjutnya, kawasan ekowisata Jurug Gede ini akan dapat mengurangi tingkat pengangguran masyarakat di sekitar wilayah tersebut.

DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATANGLANGGERAN TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT LOKAL

Seminar Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nusa Mandiri

Research on the development impact of rurall tourism to sosial-culture is a kind of descriptive qualitative research. This research was conducted in Nglanggeran Village Yogakarta. The survei results revealed that the rural tourism development activities undertaken by the Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Nglanggeran considered quite good, the indicator is the average increase in tourist arrivals sizeable year-on-year with the characteristics of travelers are very diverse. The readiness of lokal communities in terms of aspects of education, knowledge, involvement of lokal communities in the development shows that the majority of society has been sufficiently prepared to deal with potential impacts that arise. The growth of tourism which generates high frequency level of interaction between lokal communities and tourists, which is an average of more than 5 times the interaction in every 3 months. In this study also note that developing the Nglanggeran Tourism Village has many different effects. With a good community preparedness, the negative impact of Tourism Village development can be minimized.

KONTRIBUSI MASYARAKAT DESA DALAM MENGEMBANGKAN DESA WISATA BRAYUT KABUPATEN SLEMAN

Agi Silva Aransha , 2018

ABSTRAK Desa Wisata Brayut merupakan salah satu desa wisata di Sleman yang diresmikan pada 14 Agustus 1999 yang berbasis budaya dan pertanian. Pengembangan Desa Wisata Brayut tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat lokal. Dari adanya keterlibatan masyarakat lokal dalam pengembangan desa wisata penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang : (1) Kontribusi Masyarakat dalam Mengembangkan Desa Wisata Brayut dan (2) Tantangan dan strategi dalam mengembangkan Desa Wisata Brayut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendeskripsikan bagaimana kontribusi masyarakat dalam mengembangkan Desa Wisata Brayut dan tantangan serta strategi yang dilakukan masyarakat desa dalam mengembangkan desa wisata. Informan dalam penelitian ini berjumlah 11 orang dan dipilih berdasarkan teknik purposive sampling dengan kriteria informan yaitu warga yang menjadi pengelola desa wisata, memiliki homestay,mendukung adanya desa wisata, dan tamu yang berkunjung ke Desa Wisata Brayut. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi. Teknik validitas data dilakukan dengan teknik triangulasi data. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis model interaktif Miles dan Huberman mulai dari tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat keterlibatan masyarakat yang membuahkan sebuah hasil yang nyata dan terwujud dalam sebuah kontribusi. Kontribusi masyarakat dalam pengembangan desa wisata terbagi dalam beberapa bentuk yaitu (1) kontribusi pemikiran, (2) kontribusi sarana, (3) kontribusi tenaga, dan (4) kontribusi dana. Selanjutnya ada tantangan dalam pengembangan desa wisata yang dihadapi oleh masyarakat yaitu (1) kaderisasi pengelola desa wisata, (2) menyempitnya lahan pertanian, (3)eksploitasi pariwisata, dan (4) persaingan dengan desa wisata dan menjaga kelangsungan desa wisata. Strategi yang dimiliki masyarakat untuk menghadapi tantangan yaitu (1) merekrut pemuda untuk menjadi pengelola desa wisata, (2) edukasi warga dan koordinasi dengan pihak terkait, (3) menekankan konsep pelestarian lingkungan dan menekankan harga batas bawah pada paket wisata, dan (4) meningkatkan daya saing, inovasi,dan pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Brayut.

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH EKONOMI PARIWISATA DAMPAK PENGEMBANGAN DESA WISATA SUKUNAN TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT LOKAL

Dampak Pengembangan Desa Wisata Sukunan Terhadap Ekonomi Masyarakat Lokal, 2024

Sukunan tourist village is a village located in Banyuraden sub-district, Gamping subdistrict, Sleman Regency. Sukunan village is one of the village that has the status of an environmentally friendly tourist village in Sleman district. Sukunan village has become a tourist village because Sukunan village is able to manage waste properly and correctly. Research on the impact of developing tourist village on the economy of local communities is a type of qualitative research. This research aims to find out out and find the value of space that appears in the Sukunan tourist village as one of the environmentally friendly tourist villages. The spatial values that emerge in the Sukunan tourist village ore formed due to the strong interaction between humans, space, and activity. The activities or activities carried out by people of the Sukunan tourist village are in accordance with the motivation and goals of the perpetrators of the activities which are actually able to bring out the value of space. The spatial values that emerge in the Sukunan tourist village include: Economic spatial value, Social spatial value, culture spatial value and Historical spatial value.

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP PEMBANGUNAN EKONOMI LOKAL

Pengembangan sektor pariwisata telah menjadi salah satu strategi efektif dalam memajukan perekonomian, baik di tingkat lokal maupun global. Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan potensi sumber daya laut dan pesisir yang besar, memiliki peluang besar untuk mengembangkan pariwisata bahari. Penelitian ini menyoroti dampak pariwisata terhadap pembangunan ekonomi lokal, dengan fokus pada kontribusi industri pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kepustakaan, yang mengulas teori-teori terkait dan mengkaji ulang dampak pariwisata dalam konteks ekonomi lokal. Dampak pariwisata dibahas dalam tiga aspek utama: dampak ekonomi langsung, dampak ekonomi tidak langsung, dan dampak ekonomi lanjutan. Dengan adanya pengeluaran wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung, perekonomian lokal mendapat stimulus yang signifikan, termasuk pembelian bahan baku, transportasi lokal, dan pengeluaran tenaga kerja lokal. Dampak ekonomi lanjutan terlihat dari pengeluaran tenaga kerja lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dalam konteks ini, pariwisata tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga membuka peluang kerja baru dan memperkenalkan budaya lokal kepada wisatawan. Oleh karena itu, pengembangan pariwisata menjadi penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DESA WISATA PALGADING

According to Lefebvre (1991) space is never empty, but there is a certain quality of content as well as having. Utilization of space in the Village Tourism Palgading diversity utilization, as a space for everyday life as well as tourist areas. Potential environmental Palgading village used as a tourist destination area. Diversity of the objects managed by the villagers managed Palgading social and cultural life patterns associated with positive behavior management space community in action and adaptation to the surrounding environment. Patterns of social and cultural life of the Village Tourism Palgading derived from the value of cultural, religious and local customs which then form the values of indigenous/local wisdom, one of which is indigenous/local wisdom in the management of space and environment. This study discusses the application of indigenous/local wisdom in the management of the environment in space and Tourism Village Palgading in order to preserve and maintain the sustainability of the Village Palgading as a tourist village. The analytical method used is descriptive exploratory analysis. The results showed that there are values of indigenous/local wisdom in the context of the provisions of the management of space in Village Tourism Palgading, namely the concept of space by forming tourist areas, land tenure systems. Local knowledge/local wisdom in the context of environmental management set about nature, farming, and management of water resources, as well as the maintenance of traditions in other environments contained in Palgading Tourism Village. Given values excavation indigenous/local wisdom is still relevant patterns are interpreted in social and cultural life of the community support the efforts of the management and preservation of the environment of space and tourist areas in Palgading village. Keywords: indigenous/local wisdom, space and environmental management, and the Tourism Village. I. PENDAHULUAN Pengertian Kearifan Lokal/local wisdom dilihat dari kamus Inggris Hornby; 1995, terdiri dari 2 (Dua) kata yaitu kearifan (wisdom) dan lokal (local). Local berarti setempat dan wisdom sama dengan kebijaksanaan, dapat juga dikatakan local wisdom dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai-nilai, pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. serta sumber kearifan berasal dari sang maha pencipta yang telah menyediakan ketersediaan sarana dan prasana bagi kehidupan manusia. Adapun ciri-ciri kearifan lokal/local wisdom menurut Ayatrohaedi (1986) adalah sebagai berikut: 1. Mampu bertahan terhadap budaya luar, 2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,

PENGEMBANGAN EKOWISATA DAERAH

Penulisan artikel ilmiah ini membahas tentang peranan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batu dalam pengembangan konsep ekowisata daerah berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata Di Daerah. Hal ini dilatar belakangi oleh tergesernya sektor pertanian sebagai prioritas pembangunan dan tingginya tingkat perbedaan pendapatan pada tiap masyarakat. Pada tahun 2015 pengembangan konsep ekowisata di Kota Batu akan dimulai dari kawasan Gunung Banyak. Pengembangan kawasan wisata Gunung Banyak dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, antara lain : (1) Arah kebijakan APBD 2015, yaitu: Pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan aparatur, (2) Gunung Banyak memiliki potensi untuk di kembangkan, (3) Lokasi belum di kelola secara optimal, dan (4) Perhutani membuka peluang kerjasama pengembangan. Sedangkan kendalakendala yang dihadapi dalam pengembangan ekowisata di Kota Batu adalah permasalahan anggaran, database penduduk miskin yang tidak valid, belum kuatnya sinergitas antar Satuan Kerja Perangkat daerah (SKPD) Kota Batu dalam hal pengembangan ekowisata daerah ini. Adapun upaya yang dilakukan guna mengatasi kendala-kendala tersebut adalah membuka peluang investasi bagi para investor untuk menanamkan modalnya pada kawasan wisata Gunung Banyak, melakukan verifikasi ulang berkenaan dengan data masyarakat miskin dan pengangguran di Kota Batu, serta meningkatkan koordinasi, sinergitas, dan konsolidasi antar Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Batu. Kata Kunci : pengembangan, ekowisata, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Abstract Journal writing discusses about the role of the the Department of Tourism and Culture in Batu in the area of ecotourism development based on Minister Regulation Number 33 in 2009 about Guidelines for Ecotourism Concept of Development in the Regions. It motivated by displacement of the agricultural sector as a development priority and a high level of income differences in each community . In 2015 the development of ecotourism in Batu will start from the