Tradisi Tedhak Siten Masyarakat Jawa Ditinjau dari Ajaran Islam Studi Kasus Desa Parbalongan, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun (original) (raw)

Mengenal Uborampe Dan Prosesi Tedhak Siten Sebagai Tradisi Masyarakat Jawa DI Desa Mruwak Kabupaten Madiun

Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 2022

Tradisi merupakan adat kebiasaan turun-menurun yang berasal dari masyarakat dan masih dilaksanakan dalam masyarakat dengan cara yang baik dan benar. Tedhak siten yang merupakan tradisi masyarakat Jawa yang merupakan rangkaian dalam peristiwa kelahiran. Pada masyarakat Jawa tradisi tedhak siten untuk upacara rasa syukur keluarga terutama orang tua kepada sang maha pencipta dan anak mampu meraih cita-citanya. Tedhak siten dilakukan saat anak berumur 7 bulan dalam hitungan kalender Jawa atau setara dengan 245 hari, dan pertama kali menginjakkan kaki diatas tanah. Tulisan ini dibuat dari penelitian di Desa Mruwak Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun Provinsi Jawa Timur melakukan tradisi tedhak siten dengan baik dan benar. Masyarakat Jawa sekarang banyak melakukan tradisi tedhak siten dengan cara yang lebih praktis dan modern. Hal ini merupakan adat yang sangat baik dalam mayarakat Jawa asli yang masih kental dengan tradisinya. Maka, kita sebagai masyarakat Jawa harus bangga terhadap tradisi yang menjadi warisan turun temurun hingga saat ini. Sebagai penerus bangsa, kita sudah sepatutnya melestarikan adat tersebut dengan baik dan benar agar tidak luntur dalam kehidupan kita dan dapat terus dilestarikan dan dilaksanakan.

Fakta Sosial pada Tradisi Tahlilan dalam Masyarakat Islam Jawa di Kelurahan Gedong Kecamatan Pasar Rebo Kota Jakarta Timur

2017

Tahlilan' tradition is one of traditions of Islamic Javanese society which still survive even in urban areas. The author was conducted research related to the development of this tradition in the Village of Gedong, East Jakarta. In line with the theory of sociologist Emile Durkheim on social facts, 'tahlilan' tradition brings out the balance on citizens of Gedong Village. Finally, the researcher also discovered some facts after conducting a review with Durkheim's perspective. The method used in this research was qualitative descriptive within social reality of 'tahlilan' tradition in the village of Gedong as the object and Islamic Javanese Society as the subject. Data collection procedures used are documentary, observation and interviews. Furthermore, at the phase of processing the data, the author used data reduction, data display, and conclusion. Research findings abaout of Gedong Village and population data. Furthermore, the observations result are used to validate some inhabitants, their socio-cultural conditions, and then directly follow 'tahlilan' activities. From the validation of the data with the added interviews found the process and implementation 'tahlilan' tradition. Finally, the triangulation process combines the overall findings to find common ground 'Tahlilan' tradition is a ritual within the scope of a small community with a particular reading for doing tahlilan intended to send a prayer for those who have died as well as soothe the bereaved family. This ritual cycle is a tradition 'slametan' of Javanese society that has been assimilated by the values of Islam. Until now, the public's view about 'tahlilan' is still varied. In the perspective of Durkheim's social facts, the understanding of 'tahlilan' tradition of Islamic Javanese Society in Gedong Village has been transformed as an assumption. It is causing a consequent the emergence of actions, the implementation of 'tahlilan' tradition. It begins from individual socialization process which had happened before. Hence, an understanding of the importance of 'tahlilan' tradition was embedded along individual socialization process had been running.

TRADISI EMBUNG TENGAK DALAM PERSPEKTIF DAKWAH ISLAM (StudiKasus Di DesaDasanTapenKecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat) oleh Dewi Ummi Raihanun NIM 160301073

Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad, juga kepada keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya. Amin. Penulis menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sebagai berikut. 14 Tikel dalam bahsa Indonesia adalah bantal, makanan khas yang terbuat dari ketan dicampur parutan kelapa kemudian diberikan isian pisang didalamnya dan di bungkus dengan daun kelapa setelah itu diikat menggunakan tali dari batang daun muda pohon kelapa. 15 Roah adalah salah satu kegiatan dalam tradisi embung tengak dimana masyarakat berkumpul untuk berdzikir bersama memanjatkan do'a serta rasa syukur yang dipimpin oleh para sesepuh desa, kiayi, atau penghulu. 65 Matak tembalit dalam bahasa Indonesia disebut dengan panen tahunan pada musim kedua.

Tradisi Pegi Tepat Masyarakat Desa Talang Petai Kabupaten Mukomuko Dalam Perspektif Hukum Islam

JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah), 2018

Pilgrimage tradition in Indonesia is a phenomenon that has not been eradicated by the times. The more modern and sophisticated technology, the more pilgrims come. In each city and region there are many people who cult certain graves to the point that the tomb can solve their problems. The tradition of the grave pilgrimage or the term in Mukomuko Regency is "pegi tepat." It is a traditional practice carried out every year. Many practices that come from outside the teachings of Islam even there are deviations from the teachings of Islam itself such as: prostration on the grave, asking for healing, enliven the grave and combining between tradition and religion.

Tradisi Perhitungan Weton dalam Pernikahan Masyarakat Jawa di Kabupaten Tegal; Studi Perbandingan Hukum Adat dan Hukum Islam

Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab dan Hukum, 2021

Pokok masalah ini terkait Tradisi perhitungan weton dalam pernikahan Masyarakat Jawa di Desa Cenggini Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal Studi perbandingan Hukum Adat dan Hukum Islam. Skripsi ini membahas pokok masalah yang penulis uraikan yaitu: pertama, Bagaimana tradisi masyarakat Desa Cenggini dalam menentukan calon pasangan pernikahan dalam hitungan weton? Kedua Bagaimana pandangan masyarakat Desa Cenggini dalam mengimplementasikan tradisi weton dalam pernikahan? Ketiga Bagaimana Pandangan Hukum adat dan Hukum Islam terhadap implementasi dan penentuan pasangan dalam tradisi perhitungan weton di Desa Cenggini Kecamatan Balapulang Kabupaten Tegal?. Jenis Penelitian ini tergolong kualitatif atau penelitian Lapangan yakni secara langsung. Dalam pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara secara langsung dari sumber aslinya dalam hal ini yang dimaksud adalah Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama dan Masyarakat Biasa. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan Tradisi perhitunga...

Tradisi Islam lokal tentang kolaborasi ritual Diba’an dengan Langgam Jawa di desa Ngasinan Rembang

2019

Diba’an merupakan tradisi yang ada di Indonesia sudah berabad-abad tradisi ini mengakar dan berkembang menjadi sebuah budaya, kemudian terjadinya percampuran budaya yang menjadikan tradisi diba’an ini memiliki ragam cara dalam pelaksanaanya. Dalam skripsi yang berjudul Diba’an yang berkolaborasi dengan langgam Jawa di Desa Ngasinan Rembang, peneliti mengungkap bagaimana sebuah budaya dan agama berkolaborasi. Masyarakat memiliki cara tersendiri dalam menemukan sebuah kesakralan dalam pengolaborasian langgam Jawa ini, karena kandungan isi yang terdapat dalam tembang-tembang jawa yang di ciptakan oleh wali songo ini memiliki arti sebagai do’a yang di terjemahkan dalam bahasa Jawa.Tujuan peneliti adalah mendiskripsikan penggunaan langgam Jawa dan arti yang terkandung dalam tembang-tembang Jawa yang digunakan dalam kegiatan diba’an. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang-orang da...

TRADISI SESAJEN DALAM WALIMAH PERNIKAHAN PERSPEKTIFHUKUM ISLAM(Studi Kasus di Desa Banjarparakan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas)

2018

Pernikahan adalah perjanjian yang sakral dan kekal antara seorang lakilaki dan seorang perempuan untuk bersama-sama sepakat saling mengikat diantara keduanya, hidup bersama dan membentuk rumah tangga.Biasanya masyarakat dalam rangka mensyukuri nikmat dan mengumumkan pernikahan yaitu dengan mengadakan walimah pernikahan.Di dalam walimah pernikahan biasanya terdapat tradisi-tradisi yang masih dijalankan, salah satunya adalah tradisi sesajen.Salah satu masyarakat yang masih menjalankan tradisi sesajen dalam walimah pernikahan adalah masyarakat Desa Banjarparaakan Kecamatan Rawalo kabupaten Banyumas. Jadi dalam penelitian ini akan mejelaskan mengenai praktik tradisi sesajen dalam walimah pernikahan dan bagaimana pandangan hukum Islam terhadap tradisi sesajen dalam walimah pernikahan di Desa Banjarparakan Kecamatan Rawalo Kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research), yakni untuk mengetahui secara intesnif bagaimana tradisi sesajen dalam walimah ...

Sejarah Tradisi Selapanan pada Masyarakat Jawa di Desa Pulau Tagor Kecamatan Serbajadi Kabupaten Serdang Bedagai

Asian Journal of Islamic Studies and Da'wah

The history of the selapanan tradition in the tradition of the Javanese community which took place in the village of Pulau Tagor, Serbajadi District, Serdang Bedagai Regency and the Islamic view of the Selapanan tradition. The approach used is a cultural anthropological approach which is the view of life of a group of people in the form of behavior, beliefs, values and symbols that they receive unconsciously, all of which are passed down through a communication process from one generation to the next. The results show that the Selapanan tradition has existed since long ago in the Javanese region, and after the Javanese people from Central Java and its surroundings migrated to East Sumatra so that this tradition could develop and survive from generation to generation until it is still being carried out today. The Selapanan tradition has a good meaning as an expression of gratitude to Allah SWT. The Selapanan tradition procession is also permissible in Islam.

Pandangan masyarakat Islam terhadap tradisi Weton sebagai perjodohan di Desa Karangagung Glagah Lamongan

2018

Menikah adalah sunnatullah yang mesti dijalani oleh manusia. Namun terkadang jalan menuju kepelaminan tidak semudah yang dibayangkan. Memilih pasangan hidup bukanlah perkara yang mudah, tetapi memilih pasangan hidup bukan pula merupakan perkara yang sulit. Banyak hal yang mempengaruhi seseorang dalam memilih pasangan hidup. Sebagai orang yang beragama Islam, Nabi Muhammad Saw menekankan umatnya untuk memilih pasangan hidup menurut empat kriteria, yaitu harta, keturunan, kecantikan dan agamanya. Namun, orang-orang zaman dahulu terutama yang hidup di daerah Jawa terbiasa menentukan pasangan hidup melalui cara yang tidak lumrah, yaitu dengan menggunakan tradisi weton. Menurut orang Jawa, weton adalah gabungan antara hari dan pasaran saat bayi dilahirkan kedunia sehingga setelah dilakukan perhitungan dapat mengetahui tentang karakter, kepribadian dan kesuksesan seseorang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara dan Dokumentasi. Dalam penelitian ini d...