Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Balita Di Posyandu Kemuning (original) (raw)

Hubungan Pola Pemberian Makan Dengan Status Gizi Balita DI Bagan Percut

Jurnal Keperawatan Priority, 2021

Toddlers are children who have reached the age of over one year or under five years, namely 24-60 months. This period is a challenge for parents because children find it difficult to eat, choose to eat, and like snacks with poor nutritional content such as instant noodles, which lead to a deficiency or excess intake of nutrients that can affect their nutritional status and health. The purpose of this study was to identify the relationship between feeding patterns and nutritional status in children under five in the Percut chart. The research design used in this study was cross-sectional. The population in this study was 67 people in Chart Percut with a sample size of 25 people who were taken using a simple random sampling technique. This study used a feeding pattern questionnaire and a z-score table. The results of the study were based on statistical analysis using the chi-square test with a significance level of <0.05, the result was p = 0.037. A P-value less than 0.05 indicates...

Hubungan Efikasi Diri Pemberian Makan Oleh Ibu Dengan Status Gizi Balita DI Posyandu Balita Perumahan Samirukun Plesungan Karanganyar

Jurnal Kesehatan Kusuma Husada

Sampai saat ini masalah gizi pada balita masih merupakan tantangan yang harus diatasi dengan serius. Prevalensi gizi buruk diatas rerata nasional (5,4%) di 21 provinsi dan 216 kabupaten/kota di Indonesia. Faktor penyebab utama kurang gizi pada balita yaitu disebabkan kurangnya asupan makanan bergizi dalam tubuh balita baik secara kualitas dan kuantitas selain itu juga efikasi diri ibu dalam pemberian makan balita dan perilaku ibu dalam pola asuh makan balita. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan efikasi diri pemberian makan oleh ibu dengan status gizi balita Penelitian menggunakan desain cross sectional. Sejumlah 47 orang tua balita diminta mengisi kuesioner efikasi diri dalam pemberian makan dan sekaligus akan dilakukan penimbangan pada balitanya. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan efikasi diri ibu dalam pemberian makan dengan status gizi balita (p value 0.031, : 0.05). responden yang memiliki efikasi diri yang kurang berisiko 0,091 kali memiliki status giz...

Hubungan Pendidikan Ibu Dan Pola Asuh Pemberian Makan Dengan Status Gizi Balita

Jurnal Ilmu Kesehatan Insan Sehat, 2022

Status gizi adalah keadaan keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan metabolisme tubuh. Setiap individu membutuhkan asupan zat gizi berbeda. Kedekatan ibu sangat penting dalam pemenuhan nutrisi balita dikarenakan pada usia ini mulai terjadi tumbuh kembang yang pesat, peralihan dari konsumen pasif menjadi konsumen aktif makanan. Tujuan : menganalisis hubungan tingkat pendidikan ibu dan pola asuh pemberian makan dengan status gizi Balita. Metode : Jenis penelitian Studi Korelasional. Pengumpulan data dengan kuesioner tentang pendidikan ibu, pola asuh pemberian makanan dan status gizi balita. Populasi seluruh ibu yang memiliki balita usia 2-5 tahun berjumlah 528 balita, tehnik sampling purposive sampling. Sampel 85 responden. Analisis menggunakan uji Spearman's rank, Hasil : ada hubungan signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan status gizi balita (ρ = 0.000) dan tidak ada hubungan yang signifikan antara pola asuh dalam pemberian makan dengan status gizi balita (ρ = 0.260). Kesimpulan : ada hubungan tingkat pendidikan ibu dan status gizi balita, tidak ada hubungan antara pola asuh dalam pemberian makan dengan status gizi balita Saran : ibu memberikan asupan gizi dan menerapkan pola asuh yang baik pada anaknya.

Hubungan Pola Asuh Ibu Dalam Praktik Pemberian Makan Dengan Status Gizi Balita Usia 6 – 24 Bulan DI Kampung Tempuran Kecamatan Trimurjo Tahun 2012

2012

Prevalensi gizi kurang menurut BB/TB hasil Riskesdas tahun 2010 Provinsi Lampung adalah 13,6%. Di Kampung Tempuran lebih dari 50% ibu balita kurang tepat dalam praktik pemberian makan untuk anaknya. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya hubungan pola asuh Ibu dalam praktik pemberian makan dengan status gizi balita usia 6-24 bulan di Kampung Tempuran tahun 2012. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai balita usia 6 – 24 bulan dan bertempat tinggal di Kampung Tempuran. Sampel berjumlah 80 orang (40 kasus dan 40 kontrol). Teknik pengambilan sampel kontrol dilakukan dengan purposive sampling. Penelitian ini bersifat analitik menggunakan pendekatan case control dan uji statistik chi square. Berdasarkan hasil penelitian, pola asuh ibu dalam praktik pemberian makan pada kelompok kasus 80% diberi makanan prelaktal,67,5% tidak diberi kolostrum, 90% tidak ASI Ekslusif, 72,5% pemberian MP-ASInya tidak baik, dan 82,5% penyapihannya tidak baik. Hasil perhitungan menunjukkan a...

Hubungan Antara Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (MP-Asi) Dan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan DI Wilayah Kerja Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta

Jurnal Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health), 2014

Background: Economic crisis had happened since 1997 till now still not be overcome yet carefully. This had caused more number of poor families and declined purchasing power of food. Furthermore, the availability of foods in family becomes limited in the end generates the potency of less consumption of nutrient to malnutrition. Malnutrition is primary factor causing baby and child under fifth age mortality. Malnutrition normally caused by two primary factors namely by disease infection and the lack of nutrient as a result by lack of the availability of food in household level or wrong taking care manner. The giving of not accurately food can caused malnutrition and excessive nutrient can caused obesity. At the age of 6 month, physiologically, baby has ready to receive additional food, because at that age the mother's milk shall no longer fulfill for the baby to grow, so that feeding the complementary food of mother's milk is hardly required. So that complementary food for mother's milk hardly required. Purpose of this research was to understand the relationship between feeding pattern of complementary food and nutrition status of child under fifth age at range of 6-24 months in Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta region. Method: This was an observational research using cross-sectoanal approach. The variables that involved in this research are the pattern of complementary feeding for mother's milk as an independent variable and nutrition status of child under fifth age between 6-24 months as a dependent variables. This research executed in March until April 2009 with sample amount 74 child under fifth age. Retrieval of data applies semi qualitative food frequency questionary (SQFFQ). Result of this research analyzed by chi square test. Result: Result of this research indicates that giving pattern of complementary feeding for mother's milk seen from consumption level of energy included in good category (91,89%), and nutrition status in normal category is 57 child under fifth age (77,03%), while 16 of child under fifth age samples is in abnormal category (22,97%). The analysis result of complementary feeding pattern for mother's milk and nutrition status of child under fifth age , 6-24 months shows the Chi-Square value 4,103 with a significant level of 0.043 (p <0.05). Conclusion: There was a meaningful relationship between the pattern of complementary feeding for mother's milk and nutrition status of child under fifth age 6-24 months in Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta region.

Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Dengan Status Gizi Bayi Usia 7-12 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungwaru Kabupaten Tulungagung

2019

Latar Belakang: Prevalensi gizi kurang di Indonesia tahun 2017 menduduki peringkat 4 terbanyak di Asia Tenggara. Salah satu penyebabnya adalah pemberian MP-ASI yang tidak optimal. Pola pemberian MP-ASI yang tidak optimal berhubungan dengan prevalensi gizi kurang serta stunting pada anak usia 6-23 bulan. Pola pemberian MP-ASI meliputi frekuensi dan keberagaman jenis makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola pemberian MPASI dengan status gizi (BB/U) pada bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Besar sampel sebanyak 71 ibu bayi diambil dengan total sampling. Variabel penelitian yaitu pola pemberian MP-ASI dan status gizi. Instrument yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Analisis data menggunakan uji Fisher Exact Test. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan 88,7% bayi mempunyi gizi baik. Terdapat 49,3% frekuen...

Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi dengan Status Gizi Balita Usia 6-24 Bulan di Desa Sumberbendo Bubulan

Asuhan Kesehatan : Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan dan Keperawatan, 2019

Baby aged 6-24 months need to be given complementary feeding because in need of other nutrients for the development of his body. At this time the baby began to be active in its development. The purpose of this study was to analyze the relationship of ASI Breastfeeding Supplement (CBF) with nutritional status of baby aged 6-24 months in Sumberbendo Village, Bubulan District, Bojonegoro Regency 2018. This research design use analytic with cross sectional approach. The population of mothers who have baby under five (6-24 months) in Sumberbendo Village Bubulan District Bojonegoro Regency 2018, the sample of 41 respondents with simple random sampling technique. Variables of CBF were taken with questionnaire and nutritional status of underfive baby taken by observation. Data processed through editing, coding, scoring, tabulating, analyzed by spearman rho statistical test. Result of research from 41 respondents more than half respondents did not give appropriate amount of CBF as many as 26 people (63,41%), more than half of baby less than 21 people (51,22%), and less than half of respondents the provision of CBF did not match as many as 18 respondents (43.9%). It is concluded that there is a relationship of giving of CBF with nutritional status of baby aged 6-24 months in Sumberbendo Bubulan Bojonegoro 2018. Hopefully the respondent increase their understanding about CBF by actively come to Integrated service post and follow counseling about CBF provided by health workers or through print and electronic media available around respondents.

Hubungan Frekuensi Kunjungan ke Posyandu dengan Status Gizi Balita

PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL, 2020

Status gizi dinyatakan sebagai keadaan tubuh yang merupakan akibat dari konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi, status gizi balita sangat berpengaruh dalam beberapa aspek. Gizi kurang pada balita dapat memberi dampak negatif bagi fisik maupun mental yang dapat menghambat prestasi belajar. Upaya yang dilakukan untuk mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi adalah dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan, makan beraneka ragam, menggunakan garam beryodium, dan pemberian suplemen gizi sesuai anjuran petugas kesehatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan frekuensi kunjungan ke Posyandu dengan status gizi Balita yang berkunjung ke Posyandu didalam Cakupan Puskesmas Arjuno. Jenis penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel 30 responden yang diambil dengan cara teknik Simple Random Sampling. Teknik pengambilan data dengan m...

Hubungan Pola Pemberian Makanan Dengan Status Gizi Bayi Usia 0-11 Bulan DI Kelurahan Indralaya Mulya Ogan Ilir

2011

Background: Based on the results of the monthly report of activities weighing in health centers Indralaya on 2008 there were 34,194 infants, 2.46% of whom are under the red line (BGM). Research data in Kelurahan Indralaya Mulya on 2009, known prevalence of malnutrition in infants aged 0-11 months is 16 of 46 infants (34.79%). Based on fact above, the research will examine how the pattern of feeding by mothers or caregivers of infants aged 0-11 months and feeding patterns of relationships with nutritional status of infants. Method: Type of survey research is analytic with Cross Sectional approach. Population were 0-11 months old infants who live in Kelurahan Indralaya Mulya numbered 46 children. Data was collected through direct weighing and interviews using a questionnaire. Processing data using the manual system is done by univariate and bivariate analysis with chi-square test with the level of significant () 0.05. Result: Was the practice of feeding patterns of practice giving food/drink prelaktal 60.9% is not given, the practice of giving colostrum was given 65.2%, breast-feeding practices 54.3% is quite good, practice giving MP-ASI is 56.5% good, and 78.2% weaning practices have not been weaned. The calculations show a positive relationship exists between the practice of giving food/drink prelaktal (8.9>3.8), the practice of giving colostrum (4.9>3.8), the practice of breastfeeding (6.5>5.9), the practice of giving MP-ASI (7.1>5.9) with the nutritional status of infants. The practice of weaning did not show any relationship with infant nutrition statug (0.1<3.8). Conclusion: Based on our research, the nutritional status of infants aged 0-11 months in Kelurahan Indralaya Mulya 34.7% less. Suggestions to the health center staff to handle labor gives understanding to the mother so as not to give food/drink anything before the milk out, and the baby mothers should be given exclusively breastfeeding until baby six months old.