Teropong sosial: kumpulan riset aplikatif (original) (raw)

oleh pola pengambilan keputusan yang berbeda. Penelitian Ika Azizatul Rahmawati, Elma Prastika Maharani, Titi Nur Aini, dan Roikhatul Uzza mengungkap bahwa mahasiswa yang tidak aktif, lebih intuitif dalam mengambil putusan. Selain kehidupan beroraganisasi, kehidupan personal mahasiswa juga menarik untuk disorot. Misalnya pola cinta lokasi (Ernawati dan Ushfuriyah) dan pernikahan dini (Ibrahim hasan & Luluk Kurniawati) menunjukkan keunikan fenomena tersendiri. Bahkan relasi dalam berjejaring sosial memikat Astika Rimbawati dan Ariyana Isti Kusumayani untuk menelitinya. Kejelian para peneliti tidak hanya berkutat pada kehidupan anak-anak dan mahasiswa tetapi juga merambah pada dunia kerja. Bahkan peneliti berusaha mengeksploitasi nilai-nilai positif yang dipunyai oleh masyarakat sekitar. Misalnya Riananda Regita Cahyani dan Asri Khairil'aini melihat bahwa masyarakat yang secara swadaya mengatur lalu lintas atau yang biasa disebut dengan 'polisi cepek' , memiliki keterikatan kerja yang unit. Mereka rela melakukan pekerjaan secara rutin dengan imbalan yang tidak pasti demi tujuan kemanusiaan. Pengalaman melihat kecelakaan di jalan raya menjadi salah satu penggerak nurani polisi cepek ini. Lain halnya dengan tukang ojek konvensional, yang tetap bertahan di tengah persaingan usaha dengan ojek online. M. Yusuf Wildan A, Ahmad Farafis Hakari, Khumaidatul Khananah, dan Umumatul Adzibah, menelusuri modal sosial yang bisa diangkat sebagai amunisi untuk tetap bertahan menghadapi persaingan usaha ini. Rasa syukur yang dipunyai oleh tukang ojek konvensional adalah tameng untuk menghadapi menurunnya income dan mempertahankan idealismenya. Fenomena sosial yang lebih makro juga tidak lepas dari pengamatan peneliti. Misalnya propaganda film hollywood tentang Islam. Abdul Muchith, Haris Hanifah, Wildan Habibullah, Mas Ian Rif'ati dan Seftyan Dwi Rarangganis menemukan dalam analisis film yang dilakukan bahwa ada beberapa adegan flim yang menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang kejam. Disisi lain penelitian yang di Lakukan oleh Lilin Khoiriyah, Elva Rohmatin Neysa, Lutfiatul Fiqriyah dan Iluk Auliya menunjukkan bahwa nilai toleransi merupakan nilai yang menjadi ajaran utama dalam Islam. Respoden tokoh-tokoh agama mempunyai batasan-batasan tertentu dalam implikasinya di kehidupan sehari-hari. Orang Islam harus menjunjung tinggi kebersamaan di kehidupan sehari-hari tapi mempunyai batasan kuat dalam berakidah Variasi topik riset peneliti ini menunjukkan keluasan kajian psikologi khususnya psikologi sosial yang semakin hari semakin berkembang. Upaya stimulasi kelas berbasis riset hingga penyusunan buku ini adalah langkah awal membawa fenomena lapangan ke proses perkuliahan agar mahasiswa lebih mampu mendekatkan teori dan fenomena di lapangan. Diatas semua itu kami menyadari bahwa buku ini masih memiliki kekurangan-kekurangan yang perlu dibenahi dan disempurnakan di kemudian hari. Semoga langkah ini bisa memotivasi para akademisi psikologi untuk bersama-sama menghasilkan karya yang lebih baik di waktu yang akan datang demi menyebarkan kemanfaatan ilmu psikologi secara luas, Aamiin.

Pendekatan Sosialogi.docx

Abstrak Kehadiran agama saat ini dituntut untuk terlibat secara aktif dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi umat manusia. Agama tidak boleh hanya dijadikan sekedar lambang kesolehan, tetapi secara konsepsional mampu menunjukkan cara-cara yang efektif dalam memecahkan masalah. Pentingnya pendekatan sosiologis dalam memahami agama dapat dipahami karena banyak sekali ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial. Fenomena jilbab misalanya, dalam agama Islam, jilbab merupakan kewajiban bagi seorang muslim perempuan untuk menutup aurat. Jilbab dapat menjadi tolak ukur tingkat relijiusitas kaum hawa. Tetapi secara sosiologis pada perkembangannya, jilbab memiliki ideologi modernisasi yang tersembunyi. Pertama, jilbab sebagai trend fashion. Jilbab seringkali digunakan pada moment-moment tertentu seperti pernikahan, pengajian, arisan,dll. Kedua, jilbab sebagai praktik konsumtif. Berbagai ragam model jilbab ditawarkan dari mulai peragaan busana muslim sampai butik khusus jilbab dijual di mall. Ketiga, jilbab sebagai personal symbol. Jilbab dapat menunjukkan kelas sosial tertentu.

NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT PANDALUNGAN: KAJIAN UPACARA TAROPAN DI PROBOLINGGO

Artikel Jurnal, 2020

Abstrak: Penelitian ini berfokus pada nilai-nilai kearifan lokal yang bercorak hibrida dalam kelompok masyarakat Pandalungan, Probolinggo. Objek material yang diteliti adalah Upacara Taropan. Taropan merupakan tradisi yang dilakukan komunitas Pandalungan Probolinggo. Metode yang digunakan adalah etnografi, yang meliputi pengumpulan data wawancara, observasi, dan studi pustaka. Dari hasil penelitian diketahui Taropan merupakan aktivitas kultural yang khas bagi masyarakat Pandalungan di Probolinggo dan tidak ditemukan pada komunitas Pandalungan lain. Nilai-nilai kearifan lokal dalam Taropan meliputi, (1) nilai persaudaraan dan (2) nilai religiusitas. Secara keseluruhan diketahui nilai-nilai pada aktivitas kultural Taropan tersebut merupakan elemen mendasar dari kearifan lokal masyarakat setempat yang beridentitas hibrida, yakni percampuran antara nilai-nilai kearifan Jawa dan Madura. Kata kunci: Kearifan lokal, Pandalungan, Probolinggo, Taropan, Etnografi. Abstract: This study focuses on the values of the local wisdom of hybrid Probolinggo community. The material object in this study is Taropan Ceremony. Taropan ceremony is a tradition carried out by the people of Probolinggo. The method used in this research is ethnographic method through data collection interviews, observations, and literature studies. The results of this study note that Taropan ceremony exclusively happens only for the people of Probolinggo. The values of local wisdom in Taropan Ceremony include (1) the values of brotherhood and (2) the value of religiosity. Overall, it can be seen that the values in Taropan Ceremony are the fundamental element of the local wisdom values of Probolinggo, especially pandalungan community that has a hybrid identity which are a mixture of Javanese and Madura wisdom values.

EFEKTIVITAS TERJEMAHAN TEKS KRSNA TERHADAP MASYARAKAT: SUATU KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

ABSTRAK Penelitian ini merupakan suatu studi kasus yang mengkaji tentang kualitas terjemahan teks Krsna dalam Bahasa Indonesia dan efektivitasnya terhadap masyarakat. Metode yang diterapkan adalah deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan datanya dengan wawancara serta observasi, sehingga studi ini mengambil aspek afektif yang langsung melibatkan para pembaca dari teks tersebut dan aspek obyektif yakni terjemahan itu sendiri guna mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan. Hasilnya dipaparkan secara deskriptif dengan menggunakan teori sosiolinguistik. Teori motivasi dan perubahan sosial dijadikan pisau untuk menjawab beberapa pertanyaan dalam penelitian ini. Simpulan dari penelitian ini dijelaskan sebagai berikut: (1) Faktor yang mempengaruhi kualitas terjemahan itu bergantung pada siapa yang menerjemahkan dan kepada siapa terjemahan itu dibaca. (2) Teks Krsna mempunyai dampak yang sangat signifikan terhadap padangan dari penganut ajaran-ajaran Krsna, ini terjadi karena adanya kesadaran yang mendalam terhadap wujud Tuhan sebagai Krsna yang merupakan Personalitas Tuhan Yang Maha Esa, (3) Nilai yang terkandung dalam teks Krsna mendasari penganutnya untuk hidup vegetarian, karena ajaran ini menekankan sebuah rasa kasih sayang yang sangat besar kepada semua makhluk hidup di dunia. Kata kunci: efektivitas, kesadaran, masyarakat, terjemahan. PENDAHULUAN Secara filosofis sebuah karya terjemahan tidak dapat terlepas dari pesan yang terkandung pada Bahasa sumber. Terlebih lagi teks tersebut memiliki unsur religi budaya maka tidak akan bisa terlepas dari nilai, norma, etika, dan perilaku yang merupakan efek afektif penerjemahan. Dari beberapa hal tersebut tentunya ada relasi antara produk terjemahan dengan pembacanya. Berdasarkan konteks, hubungan pesan tekstual kepada pembaca tidak kurang kompleks dibandingkan

Landasan Filosofis Penelitian Sosial

Methods of Social Investigation (1985) karangan Peter H. Mann memberi pengantar bahwa sejak berkembanganya, ilmu sosial telah mengalami diferensiasi dalam penerapan, paling tidak ada wilayah-wilayah kajian tersendiri. Ilmu sosial lain juga demikian namun antara satu dengan yang lainnya memiliki hubungan yang terkait satu dengan lainnya.

ANTROPOLOGI GERAKAN SOSIAL : PERSPEKTIF TRANSFORMATIF DAN REFLEKTIF UNTUK PAPUA

Artikel ini mengulas mengenai antropologi gerakan sosial dalam rangka transformasi identitas budaya. Kompleksitas transformasi identitas budaya di Papua yang semakin meningkat merupakan akibat dari sejumlah ekspansi regional serta perjuangan pada tingkat lokal untuk dapat mengontrol sumber daya ekonomi dan politik. Dalam artikel ini, peneliti menggunakan antropologi gerakan sosial dengan menggunakan metode reflektif. Peneliti bersama subyek penelitian mengidentifikasi pola relasi dalam rangka menformulasikan problem serta menyampaikan argumennya. Metode penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian alternatif partisipatoris yang percaya bahwa realitas bersifat partisipatif serta tercipta dari hubungan antara pikiran dan lingkungannya. Metode penelitian etnografi ini memuat proses reflektif dan bukan temuan-temuan yang bebas nilai dan obyektif. Laksono (2009) mengekspresikan penelitian semacam ini berproses bersama komunitas dan beliau menemukan proses sosiokultural yang tercipta melalui proses sejarah yang baru. Oleh karena itu, metode penelitian ini menempatkan penelitian antropologi sebagai bagian dari gerakan sosial dalam masyarakat yang membutuhkan partisipasi dalam menciptakan sejarah yang tidak terpisahkan dari komunitas dimana penelitian dilakukan. Merujuk pada dalam Laksono, 2009b, penduduk lokal di tanah Papua dikatakan hidup di garis depan, menghadapi eksploitasi kekuatan global terhadap sumber daya alam dan manusia. Dalam konteks ini, strategi-strategi yang diterapkan oleh masyarakat Papua dalam membangun identitas kultural mereka akan digunakan untuk menginspirasi komunitas lokal lain di Indonesia maupun di dunia agar tidak dibodohi dan mudah tergerus oleh proses-proses globalisasi.

Loading...

Loading Preview

Sorry, preview is currently unavailable. You can download the paper by clicking the button above.