Analisa Kadar Unsur Hara Kalium (K) Dari Tanah Perkebunan Kelapa Sawit Bengkalis Riau Secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) (original) (raw)
Related papers
Pemetaan Status Unsur Hara N, P Dan K Tanah Pada Perkebunan Kelapa Sawit DI Lahan Gambut
Pedontropika : Jurnal Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan
Penelitian ini telah dilaksanakan di wilayah perkebunan kelapa sawit PT. Peniti Sungai Purun. Daerah penelitian merupakan lahan gambut dalam yang secara tidak langsung dipengaruhi oleh pasang surut air laut dan merupakan lahan marginal. Lahan ini mempunyai potensi sangat rendah untuk mendukung pengembangan suatu tanaman pertanian dan perkebunan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui status ketersediaan unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K) tanah serta memetakan sebarannya pada perkebunan kelapa sawit di lahan gambut. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan tingkat survey semi detil, dimana data disajikan dalam bentuk peta status unsur hara N, P dan K tanah skala 1: 50.000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan N-total tanah pada lokasi penelitian hampir seluruhnya termasuk katagori sedang dengan nilai berkisar antara 0,32 % sampai dengan 0,43 % dan hanya satu blok yang memiliki katagori tinggi. Luas wilayah dengan status N-total sedang 2....
Proceedings Series on Physical & Formal Sciences
This study aims to determine: (1) distribution of soil potassium nutrients in paddy fields in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency, (2) distribution of soil potassium nutrient availability, K-content in plant tissue with rice yields in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency, and 3) fertilizer recommendations potassium in paddy soil in Serayu Watershed Downstream, Sampang District, Cilacap Regency. The study method was conducted by determining 9 sample points by the making of SLH (Homogeneous Land Unit) map with a scale of 1:50.000 by overlaying the Sampang Disctrict Administration Map, the Soil Type Map, the Slope Map, and the Land Use Map. The variables mesured were pH H2O, pH KCl, DHL (electrical conductivity), redox potential, K-available, K-content in plant tissue, climatic conditions, plant varieties, and wet grain rice yields. The results showed that the distribution of potassium nutrients in Sampang District had a low status....
Peningkatan Unsur Hara Kalium Dalam Tanah Melalui Aplikasi Poc Batang Pisang Dan Sabut Kelapa
Jurnal Ecosolum
In Indonesia, there is not much use of potassium fertilizer for plants. Generally, farmers are more familiar with nitrogen and phosphorus fertilizers than potassium. This is caused potassium is expensive and hard to find, so there should be another alternative for easily and economic potassium fertilizer. This study aims to analyze the effect of organic liquid fertilizer produced from banana stem and coconut fiber to increase Potassium in soil and maize growth on ex-cassava cultivation land in Moncongloe Bulu Village, Moncongloe District, Maros Regency. The study used randomized block design within two factors and replied for three times. The first factor is coconut liquid fertilizer with 4 levels; SK1 (50 ml/pot), SK2 (100 ml/pot), SK3 (150 ml/pot) and SK4 (200 ml/pot). The second factor is banana liquid fertilizer with 4 levels; BP1 (25ml/pot), BP2 (50ml/pot), BP3 (75ml/pot) and BP4 (100ml/pot), so there are 27 total of treatment units. The results showed that coconut liquid ferti...
Evaluasi Status Hara Kalium dan Kapasitas Tukar Ultisol Pada Perkebunan Kelapa Sawit
Jurnal Agroecotania, 2022
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status hara K dan KTK Ultisol pada perkebunan kelapa sawit tahun tanam 2002 dan tahun tanam 2009 serta hutan sekunder. Penelitian ini dilaksanakan dilahan perkebunan kelapa sawit milik PT. Sungai Bahar Pasifik Utama Estate Pijoan, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Pembuatan plot utama dilakukan dengan cara mengambil garis transek berukuran 100 m x 20 m. Kemudian membuat sub-plot berukuran 20 m x 20 m dengan jarak antar sub-plot 5 m. Sampel tanah diambil pada kedalaman 0-15 cm dan 15-30 cm pada setiap penggunaan lahan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan lahan yang berbeda menunjukkan perbedaan kandungan K-dd dan KTK tanah dimana tanah pada perkebunan kelapa sawit tahun tanam 2009 mempunyai kandungan K dan KTK yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan sekunder. Kandungan K-dd dan KTK cenderung menurun dengan semakin dalamnya tanah.
2020
KANDUNGAN UNSUR HARA MAKRO PADA TANAH PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG TELAH MENGHASILKAN DI DESA KOTA BARUKECAMATAN KUNTO DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU RIAU Tulus Sara Salamah (11482204255) Dibawah bimbingan Irwan Taslapratama dan Ahmad Taufiq Arminudin INTISARI Kelapa sawit menjadi salah satu komoditas penting dan strategis di Kabupaten Rokan Hulu karena peranannya yang cukup besar dalam mendorong perekonomian rakyat, terutama bagi petani perkebunan. Kelapa sawit sangat responsif terhadap kondisi lingkungan hidup dan perlakuan yang diberikan. Tanah merupakan faktor utama, karena tanah harus mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Kandungan unsur hara tanah perlu diketahui dalam penentuan kebutuhan unsur hara untuk menentukan secara pasti kebutuhan tanaman terhadap masing-masing unsur hara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan hara makro pada tanah perkebunan kelapa sawit di Desa Kota Baru Kecamatan Kunto Darussalam Kabupaten Rokan Hulu Riau. Penelitia...
Jurnal Agroecotania : Publikasi Nasional Ilmu Budidaya Pertanian
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari serapan hara N, P dan K pada areal aplikasi dan tanpa aplikasi Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) pada tanaman kelapa sawit menghasilkan. Penelitian dilaksanakan di kebun kelapa sawit masyarakat milik bapak Victor Sitorus Desa Suban Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Penelitian dilakukan dengan metode survei exploratif deskriptif dengan metoda purposive sampling yang dilakukan melalui pendekatan tanaman sampel yang telah ada/ditentukan pada lokasi penelitian yang mendapatkan aplikasi air limbah PKS dan areal tanpa aplikasi air limbah PKS dengan umur tanaman kelapa sawit dan jenis (ordo) tanah yang sama. Pengambilan sampel daun dilakukan pada areal aplikasi yang berjumlah 40 tanaman sampel, demikian juga di areal tanpa aplikasi. Selanjutnya sampel tanaman dikompositkan menjadi 8 sampel dimana 1 sampel komposit mewakili 5 tanaman sampel. Dalam analisis serapan hara digunakan daun dari pelepah ke- 17. sedangkan data pro...
QUIMICA: Jurnal Kimia Sains dan Terapan
Beta Karoten merupakan provitamin A yang dapat diubah didalam tubuh menjadi vitamin A setelah mengalami proses metabolisme. Beta karoten merupakan salah satu parameter yang menentukan kualitas CPO dalam perdagangan internasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan beta karoten pada sampel CPO (Crude Palm Oil) menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis. Metode yang digunakan dalam analisis beta karoten adalah metode standar MPOB (Malaysian Palm Oil Board). Hasil analisis menggunakan spektrofotometer UV-Vis menunjukkan bahwa kandungan beta karoten dari masing-masing sampel berturut-turut adalah sebagai berikut: Sampel A(330,00 ppm), Sampel B (346,26 ppm), Sampel C(358,70 ppm), Sampel D(549,05 ppm), dan Sampel E (533,75 ppm). Berdasarkan hasil analisis UV Vis terhadap sampel dapat disimpulkan bahwa sampel D memiliki kandungan beta karoten yang paling tinggi dibandingkan dengan sampel CPO lainnya.
2017
Wortel (Daucus carota L.) tanaman asli daerah Afganistan dan sekitarnya merupakan salah satu jenis sayuran umbi yang memiliki peranan penting dalam penyediaan bahan pangan khususnya penyediaan sumber mineral. Wortel sering tersaji dalam keadaan mentah dan wortel kukus atau di rebus juga dapat di lalap dan di makan sebagai salad. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar mineral natrium, kalsium dan tembaga serta persentase penurunan kadar mineral-mineral tersebut pada wortel setelah proses perebusan. Sampel wortel diambil secara sampling purposif dari Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo Provinsi Sumatera Utara. Sampel tersebut terdiri dari wortel segar dan wortel rebus. Perlakuan sampel dilakukan dengan proses destruksi kering. Penetapan kadar dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri serapan atom dengan nyala udara-asetilen. Analisis kuantitatif natrium,kalsium dan tembaga dilakukan pada panjang gelombang berturut-turut 589,0 nm, 422,7 nm dan 324,8 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar mineral natrium, kalsium dan tembaga pada wortel segar dan wortel rebus berturut-turut sebagai berikut : pada wortel segar kadar natrium sebesar (25,0905± 0,0403) mg/100g, kadar kalsium sebesar (32,2498± 0,2306)mg/100g dan kadar tembaga sebesar (0,1808± 0,0044)mg/100g serta pada wortel direbus kadar natrium sebesar (24,3792±0,1117) mg/100g, kadar kalsium sebesar (25,8767±1,1597) mg/ 100g dan kadar tembaga sebesar (0,1112±0,0055) mg/100g.