Program Bimbingan dan Konseling SD_Kurikulum Merdeka (original) (raw)
Related papers
Setting Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Kurikulum Merdeka Belajar
Konsep kurikulum merdeka belajar merupakan peralihan dari kurikulum 2013 (edisi revisi). Transformasi kebijakan merdeka belajar berorientasi pada minat, bakat, dan kemampuan siswa dalam proses belajarnya. Dalam jenjang pendidikan formal (dasar & menengah), bimbingan dan konseling (BK) diharapkan mampu mengakomodasi siswa dalam memahami dan menerima diri sendiri sebagai pribadi yang utuh sesuai lingkungannya, mengembangkan potensi/kemampuan, merancang masa depan serta menyelesaikan permasalahan untuk mencapai kemandirian dan kemaslahatan siswa. Dalam setting layanan BK di era kurikulum merdeka tetap berpegang teguh pada 2 acuan yaitu (1) 4 aspek layanan BK (aspek pribadi, aspek sosial, aspek belajar & aspek karier), (2) 4 komponen layanan BK (layanan dasar, layanan peminatan dan perencanaan individual, layanan responsif & layanan dukungan sistem) untuk mewujudkan siswa menjadi pembelajar (learner) sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter dan berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila. Kata Kunci: layanan BK, kurikulum merdeka belajar
Urgensi Program Serta Kurikulum Bimbingan Dan Konseling
G-Couns: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 2020
Problematika yang dialami praktisi di bidang bimbingan dan konseling selama ini adalah pengembangan program yang masih bersifat konvensional. Perlu dilakukan upaya oleh akademisi untuk memberikan pendampingan agar guru bimbingan dan konseling paham mengenai program yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Melalui pemahaman mengenai penyusunan program berbasis kebutuhan (pengembangan kompetensi siswa) maka paradigma bimbingan dan konseling yang hanya bertugas mengatasi masalah siswa dapat diubah. Sudut pandang kedepannya penyusunan program BK berbasis kompetensi bukan berbasih masalah. Harapannya program yang tersusun dapat tepat sasaran dan mengubah mind set mereka melalui kegiatan workshop dan pendampingan pengembangan program BK berbasis standar kompetensi siswa.Kata Kunci : kompetensi siswa, kurikulum, program BK
Paradigma Guru Bimbingan Konseling Pada Kurikulum Merdeka Belajar
JPGI (Jurnal Penelitian Guru Indonesia)
Guru Bimbingan dan Konseling senantiasa memberikan suatu Layanan professional kepada peserta didik yaitu mendidik, membimbing, melatih dan mengembangkan serta mengentaskan permasalahan peserta didik merupakan bagian dari kinerja Guru BK yang akan membantu peserta didik mengoptimalkan potensinya secara optimal. Kurikulum merdeka Belajar merupakan suatu trobosan baru yang membawa beberapa perubahan dalam segi pembelajaran.. Keberhasilan guru dan peserta didik dalam mempraktekan pembelajaran daring secara optimal dalam kurikulum merdeka belajar juga akan berdampak pada perkembangan daya berpikir para peserta didik. Pada praktek pembelajaran secara daring, dengan kurikulum merdeka belajar pendidik/guru BK memiliki peranan penting yaitu tidak hanya memberikan materi saja tetapi pendidikan karater juga sangat penting dan berguna bagi perilaku peserta didik, dengan cara guru tidak hanya sekedar memberikan materi secara percuma akan tetapi dapat memberikan contoh kepada peserta didik, sehin...
Perencanaan Program Bimbingan Dan Konseling DI SMP 25 Banjarmasin
Jurnal konseling Gusjigang, 2015
Praktek layanan BK di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik mengembangkan diri. Diharafkan peserta didik dapat memahamin bakat, minat serta norma dan nilai yang dianut berdasarkan pengalaman dalam kehidupan. BK secara efektif melalui perencanaan program BK dengan prinsip dan bidang layanan bimbingan pribadi, sosial, karier dan belajar serta pemaknaan terhadap pengalaman peserta didik akan menambah berarti bagi peserta didik dalam kehidupannya untuk masa depan yang lebih baik didunia maupun diakhirat. Permasalahan penelitian adalah Mengkaji secara ilmiah bagaimana perencanaan program BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin dengan komponen variabel pendukung internal, pendukung eksternal, variabel fokos, variabel dampak Tujuan penelitian ntuk mendapatkan gambaran perencanaan program BK di SMP Negeri 25 Banjarmasin, fokus pada faktor perencanaan program, internal dan eksternal, implementasi, dan evaluasi efesiensi dan efektifitas serta produktifitas dan outcome program BK.
Bimbingan dan Koneseling dalam Program Sekolah
Bimbingan dan konseling membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi pada anak didik yang kesulitan dalam suatu hal yang mengakibatkan keterlibatan dirinya sendiri. Suatu anak akan kesulitan dalam belajar di akibatkan adanya gangguan yang terjadi pada dirinya, mau itu dari segi pemikiran, segi kepribadian maupun segi masalah lingkungan disekitarnya. Bimbingan pada peserta didik untuk membantu dalam aktivitas pembelajaran di sekolah menjadi hal yang sangat menguntungkan bagi peserta didik. Akibat adanya bimbingan akan mengurangi beban yang ada pada peserta didik dan mempermudah masuknya ilmu yang telah disampaikan oleh pendidik. Konseling juga membantu peseta didik dalam hal deprsi dan masalah lainnya yang tidak bisa dipecahkan oleh anak didik tersebut. Konseling juga membatu membuka pemikiran peserta didik dan menyegarkan otak bagi anak didik yang sedang menghadapi kesulitan. Perkembangan peserta didik akan menjadi mudah dilihat dan dirasakan dikarenakan adanya bimbingan dan konseling terhadap peserta didik.
Kajian Bimbingan dan Konseling di SD
Menurut Moh. Surya (1975/23), mengatakan bahwa perbedaan bimbingan dan konseling yaitu: Bimbingan adalah suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya (self understanding), kemampuan untuk menerima dirinya (self acceptance), kemampuan untuk mengarahkan dirinya (self direction) dan kemampuan untuk merealisasikan dirinya (self realization) sesuai dengan potensi atau kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga, sekolah dan masyarakat. Sedangkan konseling merupakan suatu hubungan professional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individual atau seorang-seorang, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari dua orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya. Bimbingan merupakan suatu bentuk bantuan yang diberikan kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization). (Mungin Eddy Wibowo, 1986:39). Sesuai dengan hal tersebut Pemerintah Indonesia meyakini bahwa pada masa perkembangannya peserta didik harus dibimbing untuk menghadapi tuntutan perkembangan, karena bisa jadi saat peserta didik tidak dibimbing maka pilihan yang dambil belum tentu benar sebagai pilihannya. Selain itu bila hanya konseling yang berlaku, pilihan yang menurut peserta didik baik dan benar, maka seorang konselor tidak berhak untuk memberikan pelarangan terhadap keputusannya, melainkan membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya, sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya.
Program Kerja Bimbingan Konseling
Mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 29/1990 tentang Pendidikan Menengah, pasal 27 ayat 1, dikatakan bahwa " Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkuyngan, dan merencanakan masa depan."Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi, mengandung makna bahwa guru pembimbing seyogyanya mampu memfasilitasi siswa agar dengan keinginan dan kemampuannya dapat mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut. Tumbuhnya keinginan siswa untuk mengenal kekuatan dan kelemahan diri menjadi sangat penting, karena hal itu menunjukkan adanya motivasi dari dalam diri siswa dan bukan keinginan atau bahkan paksaan dari guru pembimbing atau dari pihak lain. Persoalannya adalah fasiltas apa yang selama ini sudah diberikan guru pembimbing agar siswa mampu menemukan kelemahan dan kekurangan dirinya, serta apakah fasilitas yang diberikan itu sudah mampu dilaksanakan secara optimal?.