Dampak Media Online terhadap Penyebaran Propaganda Terorisme di Bangladesh (original) (raw)

Peran Media Massa dalam Upaya Kontra-Terorisme

Terror (GWoT)) oleh Amerika Serikat, dan berkat dampak secara tidak langsung dari pemberitaan di media massa, istilah terorisme dan kontra-terorisme menjadi menjadi semakin populer sampai saat ini. Istilah teroris dapat didefinisikan sebagai pelaku aksi teror yang bisa bermakna jamak maupun tunggal. Terorisme diartikan sebagai paham yang gemar melakukan intimidasi, aksi kekerasan, serta berbagai kebrutalan terhadap masyarakat sipil berdasarkan latar belakang, sebab dan motif tertentu 1 .

Media Massa dan Internet Sebagai Katalisator Terorisme

Selain melakukan kontra radikalisasi dan deradikalisasi, terorisme bisa dicegah dengan mengurangi faktor-faktor pendorongnya. Salah satu faktor yang bisa mendorong dan mempercepat terorisme adalah penyebaran informasi yang semakin cepat dan mudah. Informasi disebarkan untuk menjadi alat propaganda, menarik simpati. Informasi tentang terorisme di media massa bahkan digunakan sebagai bahan yang berharga untuk strategi dan aksi para pelaku teror. Media massa (termasuk dalam hal ini dan selanjutnya adalah internet) adalah salah satu alat yang bisa menyebarkan informasi secara mudah, cepat, dan terjangkau. Bagaimana jika media massa justru menjadi katalisator, melalui penyebaran informasi yang digunakan, untuk mendukung aksi terorisme? Bagaimana fungsi sebenarnya media massa dalam kasus terorisme?

Peran Media Dalam Penanganan Terorisme

Abstrak. Perkembangan media komunikasi telah menyebarkan informasi ke seluruh belahan dunia. Media pemberitaan dan terorisme mempunyai hubungan simbiosis mutualisma. Dimana media membutuhkan informasi utama yang bernilai tinggi, sedangkan kelompok terorisme mempublikasikan eksistensinya melalui media dengan tujuan untuk menarik perhatian publik dengan harapan mendapat dukungan atas segala tindakan yang mereka lakukan. Kerjasama pemerintah dengan instansi media dapat menciptakan strategi baru dalam perang melawan terorisme. Media menjadi alat pemerintah dalam menyebarkan informasi dalam meningkatkatkan semangat nasionalisme, kebangsaan, dan bela negara dalam rangka menjaga keamanan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang kita cintai bersama.

Dampak Media Sosial Terhadap Paham Radikalisme

Nuansa

The purpose of this paper is to see the impact of social media on the idea of radicalism. In writing this paper using literature study method. And from the description in this paper can be concluded that social media have a positive and negative impact. The negative impact of the free use of social media is the ease of accepting the Indonesian public receiving information including radicalism from all fields without finding out the truth of this information.

Studi Netnografi “Komunitas Anti Islam’ DI Media Online Facebook

2017

Penelitian ini membahas tentang etnografi media online atau netrnografi terhadap budaya perilaku Komunitas Anti Islam di jejaring social Facebook. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku para anggota Komunitas Anti Sosial didominasi oleh anggota yang menyebut dirinya muslim sebagai individu yang membela kebenaran ajaran Islam. Sementara anggota yang Anti Islam cenderung lebih sedikit dan jarang memberikan pernyataan pembelaan. Penggunaan simbol-simbol kekerasan verbal dunia binatang dan dunia seksual dilakukan oleh anggota Anti Islam untuk menghina Nabi Muhammad saw. Penggunaan simbol-simbol kekerasan verbal dunia binatang dan dunia seksual dipergunaan oleh anggota yang mengaku muslim untuk menghina admin Komunitas dan Tuhannya.

Representasi Terorisme Dalam Media

2020

Film adalah produk sebuah struktur sosial politik dan budaya, karena film tidak pernah otonom dari ideologi yang melatarinya, sebagai sebuah wacana, film tidak luput dari wilayah pertempuran memperebutkan opini publik. Dalam pengisahannya film senantiasa menggunakan titik atau posisi tertentu dalam melihat sebuah peristiwa, disinilah ideologi bekerja sebagai politik penandaan dan pemaknaan. Dalam film-film Hollywood nilai-nilai dan cara pandang tersebut ditanamkan dan dikonstruksi melalui tema-tema yang menonjolkan superioritas dan itikad baik Amerika dan menyelematkan dunia dari segala macam ancaman terorisme. Film tersebut sudah tentu memiliki signifikasi sosial yang sengaja dibangun untuk menciptakan opini publik yang terarah mengenai gambaran dunia dan nilai-nilai kultural dan keyakinan tertentu. Dengan metode kualitatif dan Analisis semiotika Roland Barthes dianggap mampu menjelaskan tanda bekerja sebagai proses negosiasi pembuat/penafsir dengan teks yang memunculkan mitos. Terdapat empat konsep dalam empat adegan yang merepresentasikan terorisme di didalam film The Kingdom yaitu; pemantauan dan perencanaan lokasi aksi teror, pengalihan perhatian, ledakan bom berulang, perakit bom terror memiliki ciri fisik khusus