Kesantunan Berbahasa Dalam Percakapan Guru Dan Siswa Dalam Proses Belajar Mengajar (original) (raw)
Related papers
Kesantunan Berbahasa Siswa dalam Berkomunikasi dengan Guru (Kajian Pragmatk)
Deiksis
Di dalam lingkungan sekolah, seharusnya siswa mampu mengendalikan tuturannya. Hal ini dikarenakan lingkungan sekolah merupakan tempat mereka menuntut ilmu dan membentuk karakter. Akan tetapi, pada kenyataannya dalam proses pembelajaran masih ditemukan beberapa siswa yang menggunakan bahasa tidak santun kepada guru. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk pematuhan dan pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa pada siswa kelas VII MTs Muhammadiyah 3 Yanggong Ponorogo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif, metode yang digunakan deskriptif. Data penelitian berupa dialog maupun konversasi siswa dengan temannya dan siswa dengan guru. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, teknik rekam, dan wawancara. Dari hasil penelitian ditemukan adanya tuturan siswa yang mematuhi maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatisan. Akan tetapi adapula tuturan siswa yang melanggar maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim penghargaan, maksim kesederhanaan, maksim permufakatan, dan maksim kesimpatian.
Kesantunan Berbahasa Siswa dalam Berdiskusi
Madah: Jurnal Bahasa dan Sastra, 2018
Kegiatan diskusi dapat menjadi upaya dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa melalui pengungkapan gagasan, ide, dan pendapat tentang suatu masalah. Namun, kadang masih muncul penggunaan bahasa yang kurang santun saat siswa menyampaikan pendapatnya. Diperlukan cara berdiskusi yang santun dengan diksi yang tepat saat berinteraksi dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk kesantunan berbahasa siswa dalam diskusi kelas dan ciri penanda lingualnya. Metode yang digunakan ialah metode penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiopragmatik. Data berupa tuturan siswa dalam diskusi kelas. Teknik pengumpulan data melalui teknik perekaman dengan metode simak bebas libat cakap (SBLC). Teknik analisis data menggunakan model interaktif berupa pengumpulan data, reduksi data, analisis data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pematuhan maksim kebijaksanaan, maksim kedermawanan, maksim kesederhanaan, maksim penghargaan, maksi...
Kesantunan Berbahasa Pada Pembelajaran Mahasiswa Universitas Putera Batam
JURNAL BASIS, 2018
The purpose of this study was to describe the attitude of the language towards the politeness of the language of the students of Putera Batam University. This study used a survey method. The sample in this study were 43 students of English Literature. Data obtained from observation sheets and questionnaires. Assessment is done using a Likert scale. The data analysis technique used descriptive statistics using technical regression analysis. The results of the study showed that language attitudes had a positive effect on student politeness. This finding recommends that the development of language attitudes will improve student language politeness. This study aims to analyze the language attitude of students of the English Literature study program at Putera University, then analyze the politeness of the students of the English Literature Study Program at the Putera Batam University. And the influence of language attitudes on the politeness of the language of students of English Literat...
Membangun Karakter Peserta Didik Melalui Kesantunan Berbahasa
AKSIOLOGIYA : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Language is a self-reflection. The more polite the language is used, reflects politely in thought and action. However, polite and polite language in action is not easy to apply, especially for those who are still at an early age. This is also supported by the abundance of language use in the educational environment. The habit of using polite language should start early and need the maximum support from various environments, including the educational environment. The community service activities are done by growing the language-friendly culture in the school by doing counseling.The purpose of this activity is to provide understanding and understanding of the citizens of the school importance of language politeness. By using polite language, the learning climate in the school will be conducive to focus on the learning objectives, one of which is character education. This activity is a problem solving as well as an alternative to create a peaceful learning environment and support teac...
Jurnal Basicedu
Masalah penelitian ini adalah berdasarkan peristiwa dalam proses berkomunikasi antara pelajar terhadap guru karena kurang memperdulikan pengunaan prinsip kesantunan yang terjadi saat proses pembelajaran. Adapun tujuan penelitian ada menjelaskan pengunaan prinsip kesantunan dalam tindak tutur direktif menyuruh oleh guru bahasa Indonesia dalam proses pembelajaran di SMP Kabupaten Merangin. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriftif kualitatif dengan teknik pengumpulan data (SBLC). Data dalam penelitian ini berupa tuturan direktif guru sumber data adalah guru bidang studi bahasa Indonesia yang ada di SMP Negeri 21 Merangin SMP Negeri 32 Merangin dan SMP Negeri 43 Merangin. Hasil yang diperoleh berdasarkan temuan penelitian tuturan guru bahasa Indonesia SMP Negeri 21 Merangin, SMP Negeri 32 Merangin dan SMP Negeri 43 Merangin Jumlah tuturan yang teridentifikasi tindak tutur menyuruh terdiri dari 668 tuturan pematuhan maksim kesantunan berjumlah 324 tuturan yan...
Kesantunan Bahasa Guru Dalam Proses Belajar-Mengajar DI SMP Negeri 35 Makassar
KLASIKAL : JOURNAL OF EDUCATION, LANGUAGE TEACHING AND SCIENCE, 2019
Penelitian ini bermaksud mendeskripsikan kesantunan bahasa lisan guru dalam proses belajar-mengajar di SMP Negeri 35 Makassar. Hal yang mendorong peneliti melakukan penelitian ini adalah karena dalam proses belajar-mengajar terjadi beberapa jenis komunikasi, yaitu komunikasi guru – siswa, siswa – guru, dan siswa – siswa. Namun, fokus penelitian ini adalah tuturan guru terhadap siswa. Hal lain yang memotivasi penulis adalah faktor heterogenitas peserta tutur, yaitu bervariasinya latar belakang peserta tutur di SMP Negeri 35 Makassar, khusunya guru. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi yang meliputi teknik simak bebas libat cakap, yaitu peneliti melakukan pengamatan terhadap situasi di kelas tanpa melibatkan diri dalam percakapan. Sedangkan teknik rekam dimaksudkan peneliti merekam percakapan atau pembicaraan di kelas dengan menggunakan tape recorder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 581 tuturan guru yang diperoleh dan 59% di antaranya dikategorikan ...
Prinsip Kesantunan Ujaran Berbahasa dalam Interaksi Siswa Sekolah Dasar
Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan
This research aims to describe impositive act (Requesting, asking, ruling and rejecting), the politeness in language and politeness principle that is used by the student in their interaction. The data collecion process uses recording techniques to get recording data when research is being run. The researcher also uses interview technique to ensure and give valid data. Transcript of recording, Interview result and field note are the data of research. Research data resource is taken from the student, teacher, and parents. The result of observation shows that there are four politeness principle. They are kurmat maxim or respect, andhap ashor maxim or humble, empan papan maxim or aware of the place, tepa selira maxim or tolerance maxim. Abstrak: Tujuan penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan tindak impositif (meminta, bertanya memerintah dan menolak) kesantunan berbahasa, serta prinsip kesantunan dalam interaksi siswa. Proses pengumpulan data menggunakan, alat bantu recorder untuk mengambil data rekaman saat kegiatan penelitian, serta menggunakan teknik wawancara untuk memastikan dan memberikan hasil yang valid. Data penelitian ialah transkrip rekaman, hasil wawancara serta catatan lapangan. Penelitian ini menggunakan sumber data melalui siswa, guru, dan orangtua. Hasil yang telah diteliti mendapatkan empat prinsip tindak ujar kesantunan dalam berbahasa, yakni maksim kurmat atau hormat, maksim andhap asor atau rendah hati, maksim empan papan atau sadar akan tempat, dan maksim tepa selira atau tenggang rasa.
Kesantunan Berbahasa dalam Wacana SMS Mahasiswa pada Dosen PBSI Dan Implikasinya
2017
This research was aimed to describe the language politeness in the discourse of short messages of students to lecturers and the implications of Indonesian language learning in senior high school. The method used was descriptive qualitative. Sources of data were obtained from lecturer of Indonesian Language and Literature Education Study Program. The results of the research show that the maximal courtesy compliance found is the generosity maxim. However, the maxim which the most violated is wisdom. In other hand, linguistic politeness which was the most used was Bapak/Ibu utterance. In addition, pragmatic politeness which was the most used was utterence of a declarative request. Based on the perception of the lecturer as the recipient of the message, it can be said that the short message of the students pertained a polite short message. The result of this research is able to be implemented as a teaching learning material in senior high school with learning materials negotiation text....
Kesantunan Berbahasa sebagai Faktor Determinan Keberhasilan Pembelajaran Berbahasa
Alinea: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajaran
Era digital memberikan pengaruh besar terhadap pemartabatan bahasa nasional. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam melestarikan dan meningkatkan rasa bangga terhadap bahasa Indonesia. Tolok ukur keberhasilan pembelajaran berbahasa juga perlu sesuai dengan tantangan era digital. Artikel ini akan mendisuksikan kesantunan berbahasa sebagai faktor determinan dalam rangka mewujudkan keberhasilan pembelajaran berbahasa. Dari berbagai literatur diketahui bahwa kesantunan berbahasa merupakan faktor determinan keberhasilan pembelajaran berbahasa. Capaian kompetensi pembelajaran berbahasa, ditentukan oleh teori kesantunan berbahasa yang digunakan. Kemudian, cara berkomunikasi yang baik dan karakakter kesantunan berbahasa menciptakan masyarakat harmonis.Kata kunci: kesantunan berbahasa, pemartabatan bahasa, dan pembelajaran berbahasa