Makna dan Fungsi Syair Pengiring Kesenian Sintren di Desa Luwijawa Kecamatan Jatinegara (original) (raw)

Nilai Nilai Kearifan Lokal Kesenian Sintren DI Desa Jadikarya Keamatan Langkap Lancar Kabupaten Pangandaran

Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan, 2023

This study aims to determine the development of Sintren art in Jadikarya Village, Langkaplancar District, Pangandaran Regency and to reveal the values of local wisdom of Sintren art in Jadikarya Village, Langkaplancar District, Pangandaran Regency. The method in this study uses qualitative methods, namely (1) Heuristics, (2) Criticism, (3) Interpretation, and (4) Historiography. The data collection carried out by this research are (1) Literature Study; and (2) field studies, which consist of (a) observation techniques, (b) interview techniques or interviews. The results of the research show that Sintren art has developed, while the local wisdom values of Sintren art are (1) religious values, (2) social values. (3) Art Value. (4) Historical Value. (5) Cultural Values. (6) Economic Value. (7) Value of Knowledge and Education. (8) Entertainment Value The benefits of this research are as material for historical cultural information about Sintren Art in Jadikarya Village, Langkaplancar District, Pangandaran Regency and it is hoped that people should feel proud to have, love and always preserve it as a resilience and local cultural entity of an area or region.

Fungsi Dan Makna Simbolik Kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar

Mudra Jurnal Seni Budaya, 2018

Ngasinan merupakan kesenian yang tumbuh dan berkembang di Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Kesenian Jaranan Jur Ngasinan memiliki keunikan dalam hal fungsi yang disesuaikan dengan kepercayaan masyarakat pendukungnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti mengajukan beberapa rumusan masalah yakni bagaimana fungsi dan makna yang terkandung dalam Kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi dan makna simbolik Kesenian Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar. Data diperoleh peneliti dengan menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus. Peneliti memfokuskan pada isu atau persoalan, kemudian memilih satu kasus terbatas untuk mengilustrasikan persoalan. Subjek pada penelitian ini Tari Tayung Raci, terdapat didalamnya yaitu isi kesenian dari pertunjukan dan pelaku seni. Hasil penelitian antara lain fungsi Jaranan Jur Ngasinan sebagai sarana ritual, presentasi estetis, sebagai pengikat solidaritas kelompok masyarakat, dan sebagai media pelestarian budaya. Kedua, makna kesenian Jaranan Jur Ngasinan Desa Sukorejo Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar terdapat pada nama "Jur", gerak, musik, tata rias dan busana, property, dan pola lantai. Dari penjelasan itu dapat disimpulkan bahwa Jaranan Jur Ngasinan memiliki berbagai fungsi dan memiliki makna simbolik tentang prajurit yang juga terkait dengan nilai-nilai budaya masyarakat di sekitar sana.

Nilai Mistis pada Bentuk Pertunjukan Kesenian Kuda Lumping Satrio Wibowo di Desa Sanggrahan Kabupaten Temanggung

Jurnal Seni Tari, 2019

Bentuk pertunjukan kesenian Kuda Lumping Satrio Wibowo Temanggung dibagi menjadi tiga yaitu pertunjukan Kuda Lumping, pertunjukan tari Bali, dan pertunjukan Leak dan Barongan Bali. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan menganalisis nilai mistis yang terdapat pada kesenian Paguyuban Kuda Lumping Satrio Wibowo di Desa Sanggrahan Kabupaten Temanggung dan mendeskripsikan bentuk pertunjukan pada kesenian Kuda Lumping Satrio Wibowo di Desa Sanggrahan Kabupaten Temanggung. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kualitatif dengan pendekatan etnokoreologi. Teknik pengumpulan data meliputi teknik observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukan pertunjukan Kuda Lumping Satrio Wibowo Temanggung mengandung nilai mistis yaitu pada bagian semedi, kesurupan, dan terdapat sesaji pada saat pertunjukan, gerak saat melakukan atraksi, tata rias busana Leak dan Barongan Bali, properti yang berwujud jaran yang di...

Fungsi Sandiwara Amal Di Masyarakat Desa Pulau Belimbing, Kec Bangkinang Barat, Kab Kampar Provinsi Riau

Ekspresi Seni: Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni, 2015

Sandiwara Amal merupakan bentuk pertunjukan teater yang hidup di tengah masyarakat Desa Pulau Belimbing, Kecamatan Bangkinang Barat, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Sebagai teater Rakyat yang hadir pasca kemerdekaan Republik Indonesia, kesenian ini terus dipertunjukkan sebagai bagian dari kehidupan masyarakat Desa tersebut. Sebagai media pertemuan masyarakat pasca perayaan Idul Fitri maupun dalam kegiatan sosial, kesenian ini diteliti untuk menemukan fungsi dari pertunjukan tersebut. Penelitian ini penulis telaah dalam kontek fungsi sosial, merujuk pada pemikiran Talcot Parsons yang dilihat dari proses sosial dikehidupan masayarakat sebagai bentuk makna, simbol dan informasi. Menggunakan data kualitatif, penelitian ini dianalisis secara deskriptif.

Permainan Mendalam: Catatan Tentang Sintren Pekalongan

Sintren yang merupakan salah satu seni warisan masa lampau masih dapat dijumpai di beberapa daerah pesisir Pantai Utara Jawa, termasuk Kabupaten dan Kota Pekalongan. Artikel ini membahas nilai keagamaan yang ada di dalamnya dengan menggunakan pendekatan etnografis/antropologis.

Semiotika Komunikasi Dalam Tradisi Penabeng DI Desa Pakraman Batuyang Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar

Jurnal Penelitian Agama Hindu

The ceremony of Penabeng Desa at Sasih Kaenem which is held every year exactly falls on Tilem sasih Kaenem day. The ceremony of Penabeng Desa at Sasih Kaenem is done by making a barrier fence in every border of Desa Pakraman Batuyang, aiming to maintain the natural balance of both the great bhuana and bhuana alit. The problems discussed in this research are (1) How is the existence of Penabeng Tradition? (2) How is communication semiotics in Penabeng Tradition? (3) How is the impact of communication semiotics in Penabeng Tradition in Pakraman Village Batuyang District Sukawati Gianyar?.This research found among others: The existence of Penabeng tradition in Pakraman Batuyang Village, held every morning every year precisely Tilem Sasih kaenem, all the people of Desa Pakraman Batuyang make a guardrail fence in every border of Pakraman Village Batuyang. The means used include pandandui, sungga, centipedes, and turushidup. Semiotics Communication in the tradition of Penabeng in the vil...

Peranan Satuni Sebagai Pakkacaping Towaine DI Desa Tandassura Limboro Polewali Mandar

2019

ABSTRAK Desti kurniasari 2018. Peranan Satuni Sebagai Pakkacaping Towaine Di Desa Tandassura Limboro Polewali Mandar. Skripsi Program Studi Pendidikan Sendratasik Fakultas Seni dan Desain Universitas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan menjawab masalah (1) Mendeskripsikan perjalanan hidup Satuni sebagai Pakkacaping Towaine di Desa Tandassura Polewali Mandar. (2) Mendeskripsikan tentang peranan Satuni dalam melestarikan pakkacaping towaine. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini yang menjadi sasaran adalah Satuni pakkacaping towaine di Desa Tandassura, Limboro Polewali Mandar. Teknik pengumpulan data adalah studi pustaka, observasi, wawancara, perekaman, dan dokumentasi. Teknik analisis data data reduction, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) sejak berusia kanak-kanak Satuni telah belajar memainkan kecapi secara outodidak karena hal tersebut merupakan pesan dari orang tua atau leluhurnya. Menjadi Pakkacaping Tow...

Seni Pertunjukan Sintren di Kabupaten Indramayu dalam Perspektif Historis

2017

This paper is a description of sintren performing arts in Indramayu. The purpose this study was to determine how the deployment sintren performing arts and how the function changes from historical perspective. The method used is historical method. The results showed that sintren developed in North Coast of Java and Central Java, West Java, including Indramayu. Sintren functions from time to time is change. It is influenced by several factors, religious (culture), political, and economic. First sintren is sacred ritual. When Islam came turned into an entertainment that contains a moral message as media propaganda. In the colonial period sintren remain as an entertainment that serves as a medium of political resistance against the colonial government. Until now sintren as entertainment but be affected by economic factors in order to keep the public preferred. Therefore, at this time shows sintren modified with modern songs. Key Words: Sintren, Indramayu, dissemination, historical ABST...

Fungsi dan Makna Upacara Sérén Taun di Kampung Budaya Sindangbarang Bogor

Jurnal Seni Makalangan, 2014

Upacara Sérén Taun adalah sebuah upacara tradisional Sunda yang dilaksanakan setiap tahun oleh masyarakat petani berkaitan dengan panen padi. Upacara Sérén Taun dilakukan untuk menghormati Nyi Pohaci sebagai sarana untuk mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan harapan agar tanaman mereka tahun ini dan tahun berikutnya akan lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya. Upacara ini juga menjadi alat pemersatu masyarakat Sindangbarang dan sekitarnya melalui kerjasama satu sama lainnya, bahu membahu untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tujuan utamanya adalah agar masyarakat memahami dan merasakan makna simbol-simbol dalam upacara tersebut, bahkan menikmati berbagai macam perangkat pada upacara tersebut.

Bentuk Dan Fungsi Tari Silampari Kayangan Tinggi DI Lubuklinggau Sumatra Selatan

Greget: Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Tari, 2020

This study examines Silampari Kayangan Tinggi dance in Lubuklinggau. Its main focus is on the aspects of form and function in its prsentation. Using the theory of form by Suzanne K. Langer which is described using concept of Y. Sumandiyo Hadi and theory of function by M. Jazuli. This research is a type of qualitative research with an intersubjective approach that emphasize observation in the field by capturing information and illustrated in fact. This dance form is also a development of the Silampari dance which is the root of the welcoming dance in Lubuklinggau city and Musi Rawas district. This dance ia a guest welcoming dance perfomed by woman totaling four to ten dancers and two tepak bearers namely Bujang Dere (son and daughter of the city of Lubuklinggau). The result of this study indicate that the Silampari Kayangan Tinggi dance as form of respect to the guest of honor who visited Lubuklinggau.Keywords: Form, Function, Silampari Kayangan Tinggi Dance.