Dampak Sosial Budaya Pengembangan Dusun Sade Sebagai Dusun Wisata Di Kabupaten Lombok Tengah (original) (raw)
Related papers
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan bagi perekonomian di Kabupaten Lombok Tengah yang belum mendapat perhatian maksimal dari pemerintah daerah. Dari hasil Rencana Tata Ruang Wilayah Lombok Tahun 2009-2029, pemerintah membagi objek pariwisata tersebut ke dalam 10 zona. Salah satu zona kawasan tersebut adalah zona kawasan pariwisata budaya-religi. Kawasan pariwisata budaya-religi yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Lombok Tengah adalah Dusun Sade yang merupakan salah satu dusun yang terletak di desa Rembitan, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan hasil analisis menggunakan analisis deskriptif yang telah dilakukan menemukan bahwa semua komponen pariwisata dan kriteria desa wisata ada di Kawasan Dusun Sade di Kabupaten Lombok Tengah tetapi aspek utilitas dan sarana pelengkap tidak terdapat disana. Pengembangan kawasan pariwisata budaya-religi kawasan Dusun Sade di Kabupaten Lombok Tengah melalui konsep desa wisata. Dari analisis SWOT juga diketahui strategi pengembangan dengan cara menyediakan utilitas yang kurang di desa wisata tersebut, menyusun program pengadaan modal bagi masyarakat suku Sasak dalam mengelola kain tenun, pengunjung diajak pendekatan langsung dengan cara wisatawan dimungkinkan untuk bermalam dalam akomodasi yang dimiliki desa tersebut agar kesan berkunjung ke Dusun Sade menyenangkan, dan melakukan kegiatan promosi pariwisata dengan slogan “visit to Lombok : Pearl of Indonesia”. Kata Kunci : kawasan pariwisata budaya-religi, konsep desa wisata
Kearifan Lokal Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya DI Desa Sade Kabupaten Lombok Tengah
Deskovi, 2019
Desa Sade merupakan salah satu desa di Kapupaten Lombok Tengah yang memiliki berbagai kearifan lokal yang tetap dipertahankan sampai saat ini sebagai daya tarik wisata budaya. Kearifan lokal yang terdapat di Desa Sade terdiri dari Intangible dan Tangible. Metode penelitian ini dilakukan dengan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukann dengan observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Kearifan lokal yang terdapat di Desa Sade sebagai daya tarik yaitu bangunan khas suku sasak, tarian Gendang Beleq, tenun, dan Peresean. Desa Sade juga dilengkapi dengan aksesabilitas, amneitas, Ancillaries, dan Community Involvement. Untuk meningkatkan kunjungan wisatwan dilakukan pengembangan tempat dan aktivitas wisata, akomodasi, akses ke tujuan tujuan wisata, sarana pendukung pariwisata, dan juga komunikasi pemasaran pariwisata. Pemasaran pariwisata dilakukan dengan merancang bauran pemasaran, bauran iklan, bauran iklan, dan harga.
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 2019
Rumah Tradisional masyrakat suku sasak yang ada di pulau Lombok provinsi Nusa Tenggara Barat yang dimana masih menjaga keaslian rumah tradisonal dan memperkuat Lanti (Belulut) dengan kotoran kerbau. Menjaga nilai-nilai yang ada dalam kepercayaan turun-temurun dari nenek moyang, namun seiring perkembangan zaman dan globalisasi telah mempengaruhi keaslian rumah dan nilai-nilai budaya masyarakat Sade. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan globalisasi terhadap nilai-nilai budaya pada rumah teradisional masyarakat Sade Lombok Tengah dan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh gelobalisasi terhadap nilai-nilai budaya pada rumah tradisional masyaraakt Sade Lombok Tengah. Metode Penelitian adalah metode kulitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Dusun Sade, Desa Rambitan Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah, informan dalam penelitian ini adalah masyarakat, tokoh adat, dan pemerhati budaya. Metode pengumpulan data menggunakan observasi...
Journal Of Responsible Tourism
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi dan pengembangan Kampung Sasak Ende sebagai daya tarik wisata budaya di Desa Sengkol Kecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi Kampung Sasak Ende sebagai daya tarik wisata budaya meliputi rumah adat (bale tani, bale bonter, bale lumbung dan bale jajar), atraksi budaya/seni (gendang beleq, peresean, alat musik genggong), tradisi dan tenun. kerajinan tangan. Pengembangan Desa Sasak Ende sebagai daya tarik wisata budaya dilakukan dalam satu organisasi yaitu Pokdarwis Sasak Ende. Pengembangan desa Sasak Ende merupakan pengembangan berbasis wisata budaya dan dikelola oleh masyarakat setempat. Namun sejak tahun 2004 atau sejak mendapat perhatian dari pemerintah se...
Legacy: Jurnal Hukum dan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 memberikan legitimasi akan keberadaan desa adat. Dalam konteks kenegaraan, Salah satu unsur pembentuk Negara Indonesia adalah masyarakat hukum adat. Lebih dari itu pengemban adat di dusun Sade Lombok Tengah juga mempunyai peran penting dalam meningkatan taraf ekonomi masyarakat, karena berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas hidup dan pemenuhan kehidupan sehari-hari bagi masyarakat. Pengembangan ekonomi salah satunya berasal dari pemanfaatan potensi pariwisata desa adat. Pengembangan pariwisata desa adat, juga harus disesuaikan dengan kondisi alam dan masyarakat, agar keasliannya tetap terjaga dan tidak merusak kearifan ekonomi lokal, yang menjadi ciri khas utama. Peningkatan taraf ekonomi suatu masyarakat, tidak bisa hanya bergantung kepada kemampuan dan inisiatif masyarakat adat saja, tetapi harus didukung oleh pemangku adat dan kepala desa adat yang menjadi figur utama untuk didengarkan serta ditaati. Oleh karena itu, diperlukan strategi ya...
Perancangan Fotografi Fashion Atribut Suku Sasak Dusun Sade, Lombok
Jurnal Dkv Adiwarna, 2014
Indonesia terdiri dari beragam budaya, salah satunya yaitu Suku Sasak, Lombok. Salah satu aset bangsa yang masih minim dieskpose terutama dari segi busana. Perancangan ini bertujuan untuk mengembangkan aset bangsa yang Indonesia miliki dengan mengangkat ketenaran atribut Sasak diantara berbagai acara adat khas Sasak Dusun Sade, juga agar perkembangan fashion di Indonesia bisa lebih berkembang dan menginspirasi masyarakat dengan menampilkannya lewat karya fotografi fashion. Pengenalan pada masyarakat kepada salah satu budaya pada adat Sasak melalui media tersebut sudah menjadi langkah yang tepat.
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan
ABSTRAKTujuan dilakukan pengabdian kepada masyarakat khususnya pengenalan wisata budaya pada mahasiswa Pendidikan Geografi Universitas Muhammadiyah Mataram Di Dusun Sade Rembitan Lombok Tengah dalam rangka siar budaya dan pengenalan budaya sasak khusus kalangan mahasiswa. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan kunjungan langsung lapangan. Hasil Pengabdian kepada masyarakat ini diketahui memberikan dampak positif terhadap mahasiswa akan pentingnya budaya sebagai asset bangsa. Kondisi sebagai keraifan local sebagai budaya leluhur dalam memperkenalkan kepada masyarakat umum. Kedepan diperlukan model baru terhadap sosialisasi terutama melalui event bersama dalam memperkenalkan budaya local pada khalayak ramai. Kata Kunci: pengenalan; wisata; budaya; sade ABSTRACTThe purpose of community service, especially the introduction of cultural tourism to students of Geography Education at the University of Muhammadiyah Mataram in Sade Rembitan Hamlet, Central Lombok, in the context of br...
Desa Wisata Tegaren: Sadewa, Jadesta, Adwi dan Persepsi Sosial Publik Terhadap Kemajuan Desa Wisata
Tourism Scientific Journal, 2023
It has been four years since the process of developing a tourism village in Tegaren has been going on since 2019. Appreciation to the hard work of all parties involved in raising a tourism village in Tegaren, this village, which is located in the northern part of Trenggalek, has made several achievements. In addition to being one of the Seratus Desa Wisata villages that were fostered directly by Trenggalek Regency, Tegaren has succeeded in becoming the top 500 Anugerah Desa Wisata Indonesia 2022 and won third place at the local Soetran Award. The research team later found that with this series of achievements, the progress of developing tourism villages in Tegaren ultimately created positive social perceptions from stakeholders in Tegaren and the wider village community. By using interview instruments, questionnaires, and literature studies, the research team assessed that this perception was formed due to three things, including 1) the increasing attention that Tegaren received from the Trenggalek Regency government and the agencies under it, 2) the more trusted Tegaren to be the organizer of the official activities by the Trenggalek Regency government, and 3) the existence of village original income (pendapatan asli desa/PAD) from the tourism sector which this time became the first time Tegaren received PAD from the tourism sector. The three results of confirmation of the positive perception are verification of the success of the community-based tourism concept in developing rural tourism.