Pentingnya Penginjilan Terhadap Orang Yang Terlibat Okultisme Dalam Kisah Para Rasul 19: 1-20 (original) (raw)
Penginjilan memiliki peran krusial dalam membantu jemaat memahami dan menghindari praktik okultisme. Okultisme, yang berasal dari kata "occult" (gelap, tersembunyi) dan "isme" (paham), merujuk pada kepercayaan terhadap kekuatan gaib di luar kuasa Tuhan. Kepercayaan ini sering mengarah pada praktik-praktik yang melibatkan roh-roh dan kekuatan supernatural, seperti mitos, perbintangan, dan ritual adat yang dapat menjebak individu dalam kuasa kegelapan. Penelitian ini mengeksplorasi bagaimana penginjilan dapat mencegah keterlibatan jemaat dalam okultisme dengan menekankan pentingnya pemahaman dan pengajaran yang benar tentang hal tersebut. Teks Kisah Para Rasul 19:1-20 dijadikan dasar untuk menganalisis penginjilan Paulus dalam menghadapi praktik okultisme di Efesus. Melalui surveiterhadap penelitian-penelitan terdahulu, tampaknya belum ada yang mengkaitkan teks Kisah Para Rasul 19:1-20 dengan pentingnya penginjilan terhadap praktik okultisme. Penelitian ini menggunkana metode penelitian kualitatif dengan pendekatan kepustakaan, serta metode hermeneutik untuk menganalisi teks Alkitab. Penelitian ini menemukan bahwa penginjilan tidak hanya penting untuk menyebarkan Injil tetapi juga untuk mengatasi tantangan kontemporer seperti okultisme. Melalui metode penelitian kualitatif pendekatan kepustakaan, juga diperkaya dengan hermeneutikaanalisis deskriptif, penelitian ini menyimpulkan bahwa gereja perlu mengintegrasikan pentingnya penginjilan terhadap orang-orang yang terlibat praktik okultisme
Sign up for access to the world's latest research.
checkGet notified about relevant papers
checkSave papers to use in your research
checkJoin the discussion with peers
checkTrack your impact