PENERAPAN PSAK No. 45 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA (Studi Kasus Pada Yayasan X) (original) (raw)
Related papers
Jurnal Akuntansi Bisnis dan Ekonomi
Hospitals are an important part of social and health organizations that have the task of providing comprehensive health services, including preventive and curative services. An important source of information that can be used by various parties in an entity, especially hospitals, is financial reports. Hospital financial reports can be used both for management decisions and for outsiders. So that financial reports must be prepared properly so that they can be used as best as possible for the interests of stakeholders. The accounting standard that applies to hospitals that regulates the process of preparing financial reports is PSAK No. 45. The purpose of this study is to evaluate and analyze the level of compliance of hospitals in preparing and presenting financial reports and identify the reasons that influence the preparation of financial reports in hospitals. This research was taken at Aminah Blitar General Hospital. The results of the study show that at the Aminah Blitar General ...
Jurnal Mahasiswa Akuntansi Samudra
Foundation is one form of a non-profit entity that aims to provide services to the public community without seeking advantage in carrying out its activities. The legal form of the foundation is often used as a shield to enrich the Founders, the Controllers, and the Directors. To minimize this, and in order to implement the principles of transparency and accountability to the public, the foundation should do the publication of its financial statements in accordance with the current SAK in Indonesia, the PSAK No. 45 (Revised 2011). The purpose of this study is to analyze the financial statements of the Indonesian Consumers Organization in accordance with PSAK No. 45 (Revised 2011). In this study, the author analyzed the data by collecting, interpreting, and analyzing it to produce conclusions about the true state, then compare it with PSAK No. 45 (Revised 2011). Based on the analysis and evaluation can be concluded that: (1) In the statement of financial position, there is no separati...
Analisis Penerapan Psak NO.45 Pada Organisasi Nirlaba (Studi Pada Lembaga Masjid At-Taqwa, Sidoarjo)
2019
Mosque is one of the non-profit organizations that earns their wealth from donations. The Mosque made its financial statement with the aim of providing information to the donators about the donation they receive. The forming of non-profit organization financial statement in Indonesia is being regulated at SFAS 45. This research was using Qualitative Method research. This study aims to determine the application of SFAS 45 in the At-Taqwa Mosque, and reconstruct the financial report of the At-Taqwa mosque. The managements of At-Taqwa are still not acknowledged about SFAS 45. The institution should start to give a training about the practicing of SFAS 45, therefore the managements can acknowledge the financial reporting which is accordance with the applicable standards in Indonesia for non-profit organization and make the accountable financial report for the organization. Keywords: Mosque, Non-profit Organization, SFAS 4
2015
Ikatan Akuntan Indonesia telah mengeluarkan standar akuntansi keuangan mengenai laporan keuangan entitas nirlaba. Standar ini terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45 (Revisi 2011) tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba. Penelitian ini dilakukan pada STIKES Muhammadiyah Manado yang merupakan salah-satu entitas nirlaba. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana penerapan laporan keuangan STIKES Muhammadiyah Manado apakah telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45. Metode analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif sifatnya memberikan gambaran yang mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakteristik yang khas dari subjek penelitian. Hasil dan kesimpulan dari penelitian ini adalah STIKES Muhammadiyah Manado belum menyusun laporan keuangan sesuai PSAK No.45. Laporan keuangan STIKES hanya berupa neraca saldo, sehingga untuk itu dilakukan pembuatan laporan posisi keuangan, laporan aktivitas, laporan arus kas...
LAPORAN KEUANGAN ORGANISASI NIRLABA (LEMBAGA MASJID
Abstrak Lembaga Masjid merupakan salah satu bentuk organisasi nirlaba dalam bidang keagamaan, sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 45 tahun 2011 tentang Organisasi nirlaba, bahwa organisasi nirlaba juga harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan dan melaporkan kepada para pemakai laporan keuangan. Untuk itu lembaga masjid harus dan berhak untuk membuat laporan keuangan yang akuntabilitas dan melaporkan kepada pemakai laporan keuangan lembaga masjid. Akuntansi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan suatu sistem informasi berupa laporan keuangan yang dibutuhkan oleh berbagai pihak baik pihak internal maupun pihak eksternal organisasi. Kegiatan yang dilakukan dalam proses akuntansi meliputi pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisisan data keuangan dari suatu organisasi. Dengan demikian, lembaga masjid memerlukan akuntansi sebagai alat bantu dalam pengelolaan, perencanaan dan pengawasan keuangan dengan berpedoman pada PSAK 45 tahun 2011 tentang Standar Pelaporan keuangan Organisasi Nirlaba yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sehingga laporan keuangan yang dihasilkan oleh lembaga masjid dapat dipercaya dan transparan dalam pelaporannya. Kata kunci : Akuntansi, nirlaba, laporan keuangan, lembaga masjid PENDAHULUAN Tingginya tingkat ketidak pastian dan ketidak stabilan lingkungan yang dihadapi oleh berbagai organisasi, maka diperlukan sebuah sistem perencanaan baik dari segi apapun. Peranan akuntansi dalam segi pengelolaan keuangan sebuah organisasipun semakin disadari oleh berbagai pihak, baik organisasi yang berorientasi pada laba maupun non – laba (nirlaba). Jusuf (2005) menyatakan bahwa organisasi nirlaba merupakan organisasi yang tidak mencari laba seperti organisasi keagamaan, yayasan atau lembaga pendidikan. Walaupun organisasi semacam ini tidak mencari laba, namun mereka tetap berurusan dengan soal-soal keuangan karena mereka mempunyai anggaran, membayar tenaga kerja, membayar listrik dan sewa, serta urusan-urusan keuangan lainnya. Disamping itu terdapat karakteristik khusus organisasi nirlaba dalam memperoleh sumberdaya yang dibutuhkan untuk menjalankan aktivitas operasionalnya. Organisasi nirlaba memperoleh sumberdaya dari sumbangan para penyumbang yang tidak mengharapkan pembayaran kembali atau pengembalian manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumberdaya yang diberikan (Ikatan Akuntan Indonesia,2012). Karakteristik khusus ini menimbulkan jenis transaksi, siklus operasi, pola pengelolaan keuangan, perlakuan akutansi dan kebutuhan pelaporan keuangan yang berbeda
Penerapan PSAK No. 45 Pada Laporan Keuangan Nirlaba di Yayasan Pendidikan Diniyyah Putri Lampung
2021
Purpose: This study aimed to ascertain how the Diniyyah Putri Education Foundation prepares its financial statements and conducts a review of the preparation results. Research Methodology: The qualitative method was used in this study, with a case study approach. Results: Diniyyah Putri Education Foundation did not follow PSAK 45 in its financial reporting in this study. Contribution: This research contributes to non-profit organizations in Indonesia by instructing them how to prepare financial statements according to Indonesian law, specifically PSAK No. 45.
Profit entity is an organization that can be owned by the government or private sector owned, its main purpose is not for profit. One nonprofit entity engaged in religious church. As a nonprofit entity, the church should make financial statements accountability and reporting to users of financial statements of the church, the church that is the main source of income in the church. In Indonesia, a special standard financial reporting profit entity organized under Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) No. 45.
IMPREST : Jurnal Ilmiah Akuntansi
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gereja Protestan Maluku Jemaat Murai Klasis Aru Tengah telah Menyusun laporan keuangannya sesuai dengan ISAK 35. Penelitian ini merupakan penelitian metode kualitatif descriptive. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jemaat Murai belum membuat laporan keuangan yang sesuai dengan ISAK 35. Laporan keuangan yang dibuat oleh Jemaat Murai adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Gereja. The purpose of this study was to determine the Moluccan Protestant Church of the Murai Klasis Aru Tengah Church has its financial statements in accordance with ISAK 35. This research is a qualitative descriptive research method. The results showed that the Murai Congregation had not made financial reports in accordance with ISAK 35. The financial reports made by the Murai Congregation were the Church's Revenue and Expenditure Budget Realization Report.