Memahami perilaku kemandirian belajar Siswa melalui perspektif Human Agency: Sintesis perspektif Human Agency (original) (raw)
Related papers
2017
The students’ learning results in Biology are influenced by two factors, namely internal and external factors. The internal factors that can influence learning results are learning style, learning independence, and learning interest. The research aims to discover the relation of learning style, learning independence and learning interest with Biology learning results of the students at SMAN 1 Tonra in Bone District.The research is ex post facto. The population of the research were the students of class IPA at SMAN 1 Tonra in Bone District of academic year 2016/2017. The samples were 194 students taken by using stratified random sampling technique. Data were collected by employing questionnaire and documentation. The data of the research were analyzed by using descriptive and inferential statistics techniques. The results of the research reveal that (i) the students’ learning style tends to be in visual type, (ii) the students’ learning independence is in high category, (iii) the stu...
Profil kemandirian belajar mahasiswa bimbingan dan konseling
Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan, 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil kemandirian belajar mahasiswa Bimbingan dan Konseling. Profil kemandirian belajar mahasiswa dilihat berdasarkan jenis kelamin, usia, dan aspek kemandirian belajar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis pendekatan survei. Sampel penelitian sejumlah 248 mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. Teknik penentuan sampel menggunakan teknik random sampling. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, yaitu skala kemandirian belajar. Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat kemandirian belajar mahasiswa sebagian besar berada pada kategori sedang sejumlah 209 mahasiswa (84,3%). Berdasarkan jenis kelamin dan usia, sebagian besar tingkat kemandirian mahasiswa berada pada kategori sedang. Berdasarkan aspek kemandirian belajar, ditemukan bahwa aspek motivasi dalam belajar merupakan aspek tertinggi dengan nilai rata-rata 731, aspek yang kedua adalah ...
INSIGHT: JURNAL BIMBINGAN KONSELING
Regulasi diri merupakan kemampuan seseorang mengontrol diri. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan regulasi diri dalam belajar berdasarkan pola asuh orang tua di SMP Dewi Sartika, Jakarta Timur. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan komparatif. Data diperoleh dengan purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan statistis deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis menggunakan teknik ANOVA dan uji post hoc. Hasil analisis menunjukkan 55,29% diasuh dengan pola asuh authoritative, 7,06% diasuh dengan pola asuh authoritarian, 37,65% diasuh dengan pola asuh permisif. Tingkat regulasi diri siswa di SMP Dewi Sartika 20% tinggi, 63,53% sedang, dan 16,47% rendah. Pada pola asuh authoritative 34,05% tinggi, 65,95% sedang, 0% rendah. Pada pola asuh authoritarian 16,67% tinggi, 50% sedang, 33,33% rendah. Pada pola asuh permisif 0% tinggi, 62,5% sedang, 37,5% rendah. Setelah dilakukan uji ANOVA, terdapat perbedaan regulasi diri dalam belajar ber...
KONSEP DIRI ADVERSITY QUOTIENT DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
This research was conducted aiming to determine whether there is a relationship between Self-concept and Adversity Quotient by Student Independence. The research was conducted in SMP Negeri 44 Surabaya. This study uses quantitative methods. Study sample amounted to 220 students selected using stratified cluster random sampling. Retrieval of data using the three scales, namely self-concept scale, the scale of adversity quotient, and the scale independence of learning. Analysis of the data this study uses multiple regression analysis techniques, with the help of SPSS version 15.0 for Windows. The results of this study found that (1) significant relationship between self-concept and learning self-sufficiency rates obtained with r = 18.199p = 0.000 (p <0.05), (2) there was no significant relationship between adversity quotient to learn independence, prices obtained r = 1, 283 with p = 0.201 (p> 0.05), (3) there is a significant relationship between self-concept and adversity quotient, together with the independence of learning, the price obtained F = 166.286 with p = 0.000 (p <0.05). From the analysis of test results obtained also the value of R = 0.778 and R Square = 0.605. This may imply that the independent variables (self-concept and AQ) can explain the dependent variable (independent study) of 60.5%, while the remaining 39.5% which can be explained by factors other causes is not examined.
2016
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh masingmasing model pembelajaran, adversity quotient (AQ) dan interaksi antara keduanya terhadap prestasi belajar matematika siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 3×3. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Magetan Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan kurikulum KTSP. Sampel penelitian ini diperoleh dengan cara Stratified Cluster Random Sampling. Instrumen yang digunakan angket adversity quotient (AQ) dan tes prestasi belajar matematika. Teknik analisis data menggunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dan dilanjutkan uji komparasi ganda dengan menggunakan metode Scheffe. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa: (1) Model pembelajaran TAI-GNT menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik daripada model pembelajaran TPS-GNT dan model pembelajaran langsung-GNT, sedangkan model pembe...
Model Kemandirian Belajar Siswa Sekolah Dasar Persepektif Teori Belajar Humanistik
Attanwir: Jurnal Kajian Keislaman dan Pendidikan, 2022
Sistem pendidikan memiliki berbagai model dalam menciptkan lulusan yang handal di era revolusi industri 4.0 saat ini. seperti halnya dengan mengembangkan model kemandirian belajar dengan tujuan dapat meningkatkan potensi-potensi dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas yang telah diberikan secara mandiri dan memiliki sikap tangungjawab atas tugas yang diberikan. Hal ini dapat diterapkan dengan sering menjalankan kegiatan belajar kelompok sehingga ada saling interaksi antara siswa lain dan kebebasan mencari pengetahuan untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam kelompok tersebut. Serta posisi guru sebagai pendamping dalam proses proses belajar kelompok tersebut bukan sebagai penceramah atau menyelesaikan problem dalam setiap kelompok. Sehingga peran guru sebagai fasilitor dalam proses pembelajaran sesui dengan konsep merdeka belajar. Hal ini sejalan dengan toeri belajar humanistik yang menjadikan peserta didik sebagai subjek dan guru sebagai fasilitator atau pendamping dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan demikian proses pembelajaran dengan model kemandirian belajar siswa dapat tercipta dengan baik. dengan hal itu untuk menetukan keberhasilan dalam kemandirian belajar para siswa.
Jurnal Didaktika Dwija Indria, 2013
The purpose of this research is to improve the understanding of freedom organized concept through the application of cooperative learning model type Team Assisted Individualization. The form of this research is classroom action research (CAR). The research was carried out in two cycles. Each cycle was consist of four phases, there are planning, action implementation, observation, and reflection. The data collection technique was used interview, observation, document and test. Data validity of this research used content validity. The data analysis technique was used descriptive comparative technique, which consist of three components named data reduction, presentation of data, and drawing conclusion. The result of this research show that the application cooperative learning model type Team Assisted Individualization could improve the understanding of freedom organized concept in fifth grade students of SDN 2 Karanglo in 2012/2013. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep kebebasan berorganisasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Validitas data menggunakan validitas isi. Teknik analisis data menggunakan teknik dekriptif komparatif yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team assisted individualization dapat meningkatkan pemahaman konsep kebebasan berorganisasi pada siswa kelas V SDN 2 Karanglo tahun ajaran 2012/ 2013.