Penyutradaraan Film Yang Kini Terbaring Dengan Gaya Sinema Ekspresionisme Jerman (original) (raw)
Related papers
Penyutradaraan Film Dokumenter “Erau Adat Kutai” dengan Gaya Expository
2017
Karya tugas akhir penyutradaraan film dokumenter “Erau Adat Kutai” dengan gaya exspository merupakan sebuah karya film dokumenter. Dokumenter merupakan sebuah sajian suatu kenyataan berdasarkan pada fakta objektif yang memiliki nilai esensial dan ekstensial. Film ini dibuat berdasarkan terhadap ketertarikan untuk mencari tahu tentang budaya adat istiadat yang ada di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sebagai kabupaten yang memiliki sejarah dan kental akan budaya, Tenggarong memiliki suatu acara adat yang selalu ditunggu-tunggu masyarakat yaitu Erau. Erau merupakan sebuah kegiatan yang bertujuan untuk meramaikan dan menghibur masyarakat, yang didalam pelaksanaannya juga merupakan bagian dari adat budaya bahari yang terus dilestarikan. Program dokumenter ini diproduksi dengan penyutradaraan gaya exspository. Gaya exspository adalah gaya pada dokumenter yang menggunakan narator sebagai penutur dalam menampilkan informasi dan pesan kepada penonton secara langsung...
Penyutradaraan Dokumenter “Bidadari Tribun” Dengan Genre Potret
2017
Saat ini penikmat sepak bola tidak hanya di dominasi oleh kaum laki-laki tetapi juga wanita.Adanya fenomena yang menarik dimana hampir disetiap pertandingan sepakbola semakin sering ditemui kehadiran suporter wanita dan jumlahnya semakin meningkat dari waktu ke waktu. Jak Angel merupakan salah satu kelompok suporter wanita yang cukup eksis di persepakbolaan Indonesia. Jak Angel sendiri merupakan sebutan untuk suporter wanita pendukung tim sepakbola Persija Jakarta. Keberadaan Jak Angel mulai tampak seiring dengan didirikannya TheJakmania yaitu organisasi suporter pendukung tim Persija Jakarta yang diresmikan pada tahun 1997. Dan orang yang pertama kali menjadi seorang Jak Angel bernama Temmy Meliana yang lebih akrab dipanggil Bunda Temmy. Karya Tugas Akhir Penyutradaraan Dokumenter “Bidadari Tribun” Dengan Genre Potret, sebuah karya film dokumenter yang menceritakan kisah Bunda Temmy sebagai pelopor Jak Angel dan satu-satunya wanita pendiri organisasi The Jakmania. Dokumenter “Bidad...
Penyutradaraan Film Arah (Adaptasi Dari Novel Labirin)
2015
Abstrak Pada era globalisasi sekarang ini, cukup banyak pasangan kekasih yang berbeda agama. Sayangnya, pasangan beda agama di Indonesia banyak yang kurang menghiraukan mengenai landasan/hukum dari keyakinan yang mereka anut (dalam perancangan ini adalah lingkup Islam dan Katolik) serta hukum dari negara Indonesia sendiri. Oleh karena itu diperlukan media informasi untuk mengkomunikasikan landasan yang terdapat di agama Islam dan Katolik serta hukum di Indonesia. Topik perancangan ini mengadaptasi dari sebuah novel berjudul Labirin. Maka penelitian dilakukan dengan metode analisis strukturalis dan analisis unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel Labirin, serta observasi dan wawancara dilakukan pada pelaku pasangan beda agama, ustad, pastor, dan penulis novel Labirin. Media yang dirancang berbentuk sebuah film fiksi yang menjelaskan mengenai landasan- landasan/hukum nikah beda agama menurut Islam, Katolik serta Undang-Undang Perkawinan di Indonesia. Dalam perancangan film ini, pera...
Penyutradaraan Film Televisi "Wandu" Dengan Gaya Neorealisme
2016
Karya seni “Penyutradaraan Film Televisi Wandu dengan Gaya Neorealisme” ini bertujuan untuk menyajikan sebuah program film televisi yang memberi hiburan sekaligus edukasi bagi masyarakat umum tentang refleksi diri untuk menghargai orang lain dan pilihan hidupnya. Pembuatan karya film televisi ini menggunakan gaya neorealisme untuk menghadirkan realita sesungguhnya yang terjadi di masyarakat tentang kehidupan dan problematika waria. Objek penciptaan karya seni ini adalah film televisi berjudul “Wandu” yang bercerita tentang problematika tiga orang waria yang berjuang untuk diakui identitas dan haknya dalam masyarakat tetapi masyarakat menolak. Identitas menjadi sesuatu yang penting bagi setiap individu tak terkecuali waria. Konsep penciptaan karya ini ditekankan pada penyutradaraan dengan gaya neorealisme. Gaya neorealisme adalah gerakan yang menampilkan realitas, politik, sosial, kemiskinan dan ketidakadilan pada masyarakat. Penggunaan nonaktor, shooting dilokasi sebenarnya, pencaha...
Penerapan Gaya Ekspositori Dalam Penyutradaran Film Dokumenter “Sabangka Sarope”
TEXTURE : Art and Culture Journal
The most popular voyage of the Barata Kahedupa community in the 1960s was the culture of Bhangka’s boat or sailing ship. The Bhangka was used as a warship for the Barata Kahedupa fleet and also used by the local community as a boat for trade. This film will lead the audience to understand the existing problems related to the bhangka;s boat culture which is currently approaching extinction. “Sabangka Sarope” film is packed with expository of documentary film style and a three-act structural narrative approach. Directing the expository documentary “Sabangka Sarope” by applying a three-act structure can help the audience to more easily understand the existing problems, especially in relation to the bhangka’s boat culture.
Penyutradaraan Dalam Pembuatan Film Pendek Rindu Aksara Bersuara
eProceedings of Art & Design, 2018
Etiket seoarang mahasiswa kepada dosen di dalam menggunakan bahasa dalam pesan singkat terkadang dikesampingkan. Sehingga sering kali terjadi kesalahpahaman anatara kedua belah pihak. Hal ini dapat menyebabkan efek berantai yang tentunya berdampak buruk bagi keberlangsungan karir bagi mahasiswa itu sendiri. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah media untuk mengingatkan dan memebrikan pemahaman kepada mahasiswa di perguruan tinggi yaitu film pendek. Film pendek merupakan media yang tepat dalam menyampaikan pesan di kalangan mahasiswa. Pemilihan metode dan juga analisis data menjadi suatu hal yang sangat pentingdalam pembuatan film ini. Dengan menggunakan paradigma kualitatif dibantu dengan metode fenomenologi serta dibatasi oleh pendekatan fenomenologi menjadi acuan perancang dalam mencari dan mengumpulkan data. Hasil analisa yang didapat, ditarik kesimpulannya serta dijadikan konsep film pendek. Sehingga dari konsep tersebut terciptalah gaya penyutradaraan hingga sebuah karya film fiksi yang baik dan diharapkan pesan dalam film ini dapat diterima dengan baik sehingga mahasiswa yang menjadi target utama dapat menyadari betapa pentingnya tata krama dalam berbahasa terutama dalam pesan singkat..
ILUSI Penyutradaraan Film Fiksi Fantasi
JURNAL PRABANGKARA, 2018
Film berjudul "ILUSI" menceritakan tentang alam bawah sadar dalam dunia anak-anak, penciptaan karakter tokoh utama gadis kecil yang sering berfantasi serta berimajinasi-menjadi ciri yang ditonjolkan dalam film ini. Penekanan karya penyutradaraan fiksi fantasi diaplikasikan dengan teknik long take, yakni pada perpin-dahan dari satu scene ke scene lainnya saling berhubungan dan animasi. Tujuannya adalah untuk menguatkan kesan fantasi dan unsur imajinatifnya. Fantasi merupakan sarana melalui jiwa (psyche) yang menetapkan hubungannya kepada 'kenikmatan' (jouissance). Fantasi tidak bertentangan dengan 'realitas', namun justru sebaliknya, fantasi merupakan dasar untuk membangun struktur realitas dan menentukan garis bentuk sebuah hasrat (desire). Selanjutnya, realitas berperan sebagai jembatan menuju the real, maka fantasi didudukkan di dalam realitas, sedangkan mimpi berada pada wilayah yang the real. "ILUSI" dipilih karena menyesuaikan karakter tokoh yang selalu mengalami fantasi dan mimpi-anti logika. Fenomena mimpi dan fantasi dalam film ini dipaparkan dengan cara mengungkapkan pengalaman-pengalaman dan kebiasaan mimpi tokoh utama yang berangan-angan, dengan memvisualkan secara imajinatif pada perpindahan tiap scene. Premise dalam film ini adalah bahwa anak-anak yang dipandang polos justru akan mudah menerima segala hal, baik berwujud realita maupun tak kasat mata. Ilusi menjadi satu sudut sentral untuk mengungkap kebebasan, kepolosan, akan pengalaman mimpi dan fantasi bagi anak-anak. Ilusi pula yang menjadi dasar bahwa sesuatu yang berada di angan-angan dan terkadang justru memberikan "ekstase kebahagiaan" bagi anak-anak. kata kunci: penyutradaraan, fiksi fantasi, ilusi Film entitled "ILLUSION" tells about the subconsciousness of children's world. The existence of a little girl as the main character who is full of imagination and fantasy is being the dominant characteristic in this film. The emphasis of fiction fantasy directing applies long take technique which concerns from the movement of one scene to other related scenes and animations. The purpose is to strengthen the impression of fantasy and imaginative elements. Fantasy is a medium through psyche that determines its relationship to enjoyment (jou-issance). Fantasy does not contradict with the 'reality', on the contrary, fantasy is a base to build reality structure and define the outline of desire. Moreover, reality has role as a bridge to the real, accordingly fantasy is placed in the reality, while the dream is positioned in the real zone. ILLUSION is chosen because it suits with the character who always has fantasy and dream-anti logic. The phenomenon of dream and fantasy in this film is presented in the way of exploring experiences and the habit of the main character who likes to dream by doing imaginative vizualising from the movement of each scene. The premise of this film is that children who are being seen as innocent can easily accept many things, whether visible in reality or unvisible. Illusion is being a central to explore freedom, innocence of dream and fantasy experience for children. In addition, Illusion is being a base that something fantasy sometimes can provide ecstasy of happiness for children.
Representasi Kritik Sosial Pada Film Dokumenter DI Balik Frekuensi
2019
ABSTRAK Media massa adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan denga kehidupan kita pada saat ini, dikarenakan media massa adalah sumber informasi, hiburan, serta edukasi bagi masyarakat pada zaman ini. Namun apa jadinya bila media massa ternyata hanya menjadi suatu alat kepentingan ekonomi serta politik para golongan tertentu? serta membuat media tersebut menjadi tidak netral atau independen lagi dalam menyiarkan atau memproduksi sesuatu? Hal tersebut akan menyebabkan permasalahan sosial dikarenakan masyarakat sebagai konsumen media massa, akan menerima tayangan yang telah sengaja di setting untuk kepentingan golongan tertentu. Serta akan munculnya sebuah kritik sosial, yang dibuat untuk memperbaiki masalah ini. Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mengetahui representasi kritik sosial yang terkandung dalam film dokumenter ‘’Dibalik Frekuensi’’. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma kritis yang menggunakan teknik analisis semiotika John Fiske. Hasi...
Penyutradaraan Film Animasi "Buto Ijo"Dengan Penerapan Penceritaan Terbatas
2016
Buto Ijo sebagai tokoh karangan fiksi manusia yang menggambarkan sosok hitam atau jahat. Buto Ijo selalu menjadi tokoh yang paling bertanggung jawab dari segala yang sudah dilakukannya, sebagai karangan fiksi tidak luput peran Buto Ijo juga mempunyai peranan penting dalam sebuah cerita sehingga dapat menonjolkan tokoh utama dalam cerita tersebut. Pada pembuatan film animasi ini digunakan tokoh Buto Ijo sebagai tokoh utama, peran utama tersebut memerankan di teater sebagai tokoh Buto Ijo yang di cerita itu menjadi tokoh antagonis. Penyutradaraan film animasi pada film ini menvisualkan sebuah proses dari seorang aktor yang selalu menjadi peran antagonis yang menceritakan kisah awal ia pertama kali menyentuh dunia peran sudah menjadi tokoh antagonis dan dekat dengan julukan Buto Ijo. Pada penyutradaraan tersebut digunakan konsep utama penceritaan terbatas untuk menggambarkan kisahnya secara berurutan dan fokus pada penokohan utama sehingga dari pihak penonton sendiri juga mengikuti pro...
Penyutradaraan Dalam Pembuatan Film Fiksi Tetet Dito
eProceedings of Art & Design, 2019
Manusia adalah makhluk sosial, kita sebagai manusia tidak dapat terlepas dari hubungan antar sesama manusia. Di negara yang memiliki beragam budaya ini, masyarakat pasti memiliki adat istiadat yang mereka percaya, salah satunya adalah sunat. Sebagian besar anak yang hendak menjalankan prosesi sunat memiliki kecemasan akibat pengaruh dari lingkungan sosial. Hal tersebut merubah cara pandang anak terhadap sunat menjadi menakutkan. Tujuan penulis ialah untuk membangun karakteristik penokohan dalam film fiksi melalui teknik penyutradaraan yang dilakukan dengan penelitian kualitatif serta metode observasi, wawancara dan studi literatur melalui pendekatan fenomenologi agar dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa lingkungan sosial dapat mempengaruhi kecemasan anak yang akan melaksanakan prosesi sunat.