KAJIAN PERCEPATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PEMANFAATAN BATUBARA DI INDONESIA (original) (raw)

KAJIAN TEKNIS PENGOLAHAN DAN PENIMBUNAN BATUBARA DI PT. SEMEN BATURAJA (PERSERO) TBK

2023

Penimbunan batubara merupakan salah satu tahapan penting dari kegiatan penanganan batubara (coal handling). Apabila sistem penimbunan kurang memadai maka dapat mengganggu kegiatan pembongkaran timbunan batubara di tempat penimbunan, terutama batubara bersifat mudah terbakar dengan sendirinya. Penelian ini bertujuan mengkaji teknis pengolahan dan pola penimbunan batubara di PT. semen baturaja (persero)tbk. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah menggunakan penelitian dan pengamatan langsung terhadap kondisi dan keadaan di lapangan serta kegiatan/aktivitas penimbunan, pengolahan batubara, kemudian dilakukan pengumpulan data. Data penelitian meliputi data primer yaitu ukuran batubara yang masuk dalam stockpile, proses pengolahan batubara dan desain stockpile dan data sekunder yaitu data proses pengolahan batubara dan data penunjang pengolahan batubara. Hasil kajian teknis dari penelitian ini adalah keberhasilan proses pengolahan batubara selain dari segi kuantitas juga ditinjau dari kualitasnya, yaitu kadar air dan kehalusan fine coal produk coal mill standar air maksimal 9%, agar tidak merugikan proses pembakaran, sedangkan kehalusan batubara dibatasi maksimum 20% yang lolos ayakan 90 µ. Pola penimbunan batubara pada stockpile batubara di PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Menggunakan pola gundukan bertumpuk dengan ketinggian tidak melebihi belt stacker yang dimaksudkan agar jatuhan material pada lereng tumpukan tidak keluar dari zona penimbunan. Kualitas rata-rata batubara pada raw coal memilikii kadar air 12,54%, screen 30 mm, fly ash 3,7%.

PENGEMBANGAN DAN KOMERSIALISASI TEKNIK PENCAIRAN BATUBARA LANGSUNG (Direct Liquefaction) DI INDONESIA

2007

The latest status of the Coal Liquefaction project in Indonesia which had been conducted over a decade is discussed. This paper provides some reviews of all activities that have been made during the past 10 years under the collaboration between Japan and Indonesia. Currently, the situation has changed that coal liquefaction has been reconsidered as an important technology which should be immediately introduced and demonstrated in Indonesia, not only because the current oil price increased, but also in order to reduce the dependency on imported oil. This paper provides some suggestions and consideration on how to promote the Brown Coal Liquefaction (BCL) process toward commercialization in Indonesia. Since coal shares the biggest energy consumption in Indonesia, a great measure of effective utilization of low grade coal is ultimately important, since almost 70% of the total 104 billion tons of coal resources are classified as low-rank coal. In view of this situation, the promotion of...

BIAYA PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA

ABSTRAK Batubara merupakan satu dari energi alternatif dari sektor pertambangan merupakan kegiataan usaha padat modal sehingga memerlukan penanaman modal, pertambangan batubara secara umum beberapa tahapan yang dilakukan seperti perijinan, penyelidikan umum (prospeksi), eksplorasi, studi kelayakan, eksploitasi, pengolahan, pemurnian serta pengangkutan/penjualan dan reklamasi. Pada studi Kasus PT X akan diketahui contoh-contoh biaya pertambangan batubara yang mempunyai IUP dengan luas area 91 ha, direncanakan akan ditambang dengan tambang terbuka (open pit mining). Berdasarkan studi kelayakan SR cadangan yang tertambang 8,5 : 1. Jumlah batubara yang akan ditambang 657.383 ton dengan nilai kalori rata-rata 6998 kcak/kg, belerang < 1% dan kadar abu 15%. Dari desain tambang yang telah dibuat dapat diketahui bahwa pit potensial terdiri dari 1 pit yaitu pit A dengan panjang tambang searah jurus adalah 1000 meter dan lebar bukaan sekitar 100 meter. Besarnya biaya penambangan bergantung Stripping Ratio. Jumlah penerimaan dipengaruhi oleh Kualitas dan harga batubara dipasaran

KAJIAN APLIKASI TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN DALAM UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN PENDAPATAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN TASIKMALAYA

The Increasing of Productivity and Cow Farmers Income By Artificial Insemination. Case Study at Distict of Tasikmalaya. The aims of this research are to know: level of productivity and income of cow farmers by artificial insemination, and natural farmer; in Tasikmalaya. Survey was the method used. There were 15 farmer as sampling unit of The Insemination Farmer and 17 the natural farmer. The result of the research can be concluded that: The produkductivity of artificial insemination farmer more than the productivity of natural farmer; both of the farmers were on equal fragnant productivity. It were one baby cow for one time of the fragnan. But the artificial insemination farmer have short interval. On 23 Th months the artificial insemination farmers have two times fragnant; the growth rate of the artificial insemination cow was faster then the growth rate of the natural cow. The baby cow by artificial insemination reach 105-110 kg on 4 Th months, but the natural were only 65-75 kg on 6-8 Th months. Net income of artificial insemination farmers were 5,65 percents on the total investments, while the natural farmer were 3,44 percent per month.

PEMBERDAYAAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA TERNAK KAMBING

ABSTRAK Pada umumnya produktivitas kambing lokal di Indonesia relatif masih rendah dibandingkan dengan kambing yang berasal dari daerah sub-tropis. Bobot badan kambing lokal umur satu tahun baru mencapai 14-17 kg. Namun demikian keunggulan kambing lokal antara lain daya adaptasi dan kemampuan reproduksinya cukup baik, dengan jumlah anak sekelahiran berkisar 1,49-1,61. Peningkatan produktivitas kambing lokal dapat dilakukan melalui program pemuliaan (perkawinan silang dan seleksi) dan perbaikan lingkungan. Program persilangan maupun seleksi yang melibatkan pengaturan perkawinan akan lebih efisien apabila melalui aplikasi teknologi reproduksi, seperti inseminasi buatan (IB). Pemberdayaan teknologi IB pada ternak kambing dibatasi oleh empat faktor utama yang berpengaruh secara simultan, yaitu rendahnya kualitas semen beku, beragamnya kinerja reproduksi betina akseptor IB, teknik dan waktu inseminasi belum tepat, serta manajemen pemeliharaan ternak umumnya masih tradisional. Perbaikan faktor-faktor ini mutlak dilakukan sehingga IB dapat digunakan sebagai salah satu alat untuk memacu peningkatan populasi dan perbaikan mutu genetik ternak kambing. Kata kunci: Kambing, efisiensi reproduksi, inseminasi buatan ABSTRACT USING ARTIFICIAL INSEMINATION TECHNOLOGY IN GOATS In general, local goat productivity in Indonesia is relatively still lower than that from the temperate area. Yearling body weight in local goat about 14-17 kg. However, the local goat have superiority, such as adaptability and a good reproductive performance, which have litter size 1,49-1,61. Increasing local goat productivity may be done by breeding program (cross breeding and selection) and the environmental improvement. Both cross breeding program and selection that involve mating regulation will be efficient by reproductive technology application, such as artificial insemination (AI). Application of AI in goats is limited by four main factors that influence simultaneously, viz. poor quality of frozen semen, the variety of female reproductive performance, improper technical and insemination time, and poor management. To overcome these constraints his obligatory to pay more attention, so that AI will be able to be used as one of tools to increase the population and genetic quality in goats. PENDAHULUAN Pada umumnya produktivitas kambing lokal relatif masih rendah dibandingkan bangsa kambing yang berasal dari daerah sub-tropis. Rendahnya produktivitas kambing lokal banyak dipengaruhi oleh belum terspesialisasi sesuai dengan tujuan produksinya. Di samping itu masih sangat sedikit upaya pemuliaan yang dilaksanakan peternak. Bobot badan kambing Kacang dan Peranakan Etawah (PE) pada umur satu tahun baru mencapai sekitar 14-17 kg (SETIADI, 1991 dalam TIESNAMURTI, 1992; SUTAMA, 1996). Namun demikian keunggulan kambing lokal yaitu daya adaptasi dan efisiensi reproduksinya cukup baik. Seperti dilaporkan, SETIADI (1991) dalam TIESNAMURTI (1992) dan SUTAMA (1996) jumlah anak sekelahiran kambing Kacang dan kambing PE berturut-turut sebesar 1,61 dan 1,49. Untuk meningkatkan produktivitas kambing dapat dilakukan melalui program pemuliaan, perbaikan efisiensi reproduksi, perbaikan tatalaksana pemeliharaan dan perawatan. Program pemuliaan dapat dilaksanakan melalui persilangan maupun seleksi. Salah satu pendekatan melalui aplikasi teknologi inseminasi buatan (IB).

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN SUPLEMEN KERBAU DAN INKUBATOR DADIH

Program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) telah dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan produksi air susu kambing dan mengolah susu kambing menjadi dadih. Produksi air susu kambing ditingkatkan dengan pemberian pakan suplemen Rumen Microbial Supplement (RMS) sedangkan pengolahan susu dilakukan dengan memasukan susu ke dalam tabung bambu dan diinkubasi dalam inkubator dadih. Hasil yang didapatkan menunjukan Rumen microbial supplement dapat digunakan sebagai pakan suplemen untuk meningkatkan produksi air susu kambing. Penggunaan inkubator dalam produksi dadih dapat meningkatkan mutu produk dadih baik dari segi kandungan gizi maupun organoleptik.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG BATUBARA “Alternatif Pemilihan Teknologi”

Jurnal Air Indonesia, 2018

Acid Mine Drainage (AMD) treatment systems can be broadly categorised as either active or passive systems, which differ according to their ability to handle Acidity, flow rate and Acidity Load of the influent AMD. Most passive and active systems utilise aggregate carbonate to neutralise the pH and encourage precipitation of metals as hydroxides or sulphide minerals. In addition, passive treatment systems often use organic matter to provide alkalinity and create reducing conditions which favour the precipitation of metal sulphides.Active treatment systems can be engineered to accommodate essentially any acidity, flow rate and acidity load. Active treatment of AMD can be achieved using fixed plants or portable equipment for in-situ treatment. Passive treatment systems are almost invariably used for post closure treatment scenarios, and are best suited to AMD with low Acidity and low flow rates. The key factors in selection and design of active and passive AMD treatment systems are w...

ANALISIS INVESTASI PROYEK PELAKSANAAN DI KONSESI PENAMBANGAN BATUBARA

Sebagian besar pemilik konsesi penambangan batubara di Indonesia menggunakan jasa kontraktor dalam mengelola sumber dayanya dengan melihat banyaknya aktivas dalam proses penambangan batubara, kontraktor menawarkan banyak pendapatan bagi pemilik konsesi penambangan dengan melihat pengalaman yang dimiliki dan mendistribusikan potensi resiko terhadap tingginya biaya penambangan. Adanya rencana proyek pelaksanaan penambangan dari pemilik konsesi penambangan batubara sehingga diperlukan sebuah study untuk mengukur batas-batas penerimaan proyek ini dari segi penganggaran modal dan biaya modal dalam bentuk analisis investasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis pendapatan, biaya dan keputusan investasi dalam proyek penambangan batubara untuk mendapatkan kelayakan suatu proyek dengan metode penelitian yang bersifat kuantitatif, karena penelitian ini mencari besarnya nilai indikator-indikator kelayakan suatu proyek investasi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan dengan hasil yang didapatkan adalah NPV USD 1,579,318, IRR 18.63% dengan MARRInvestasi 14.70% dan analisa sensitivitas menunjukan bahwa investasi ini bisa diterima dengan batas-batas diantara penurunan pendapatan 3.35% yang disebabkan turunnya produksi dan maksimum kenaikan biaya operasional sebesar 3.44% Kata kunci: Analisa Sensitivitas, IRR, Kelayakan Investasi, Kontraktor Tambang Batubara, NPV, Pemilik Konsesi Penambangan Batubara.

PENERAPAN TEKNIK PEMUPUKAN DALAM MENUNJANG PERTUMBUHAN TANAMAN SUKUN DI LOMBOK BARAT

Prosiding Seminar Nasional Agroforestri 2013, 2013

Sukun (Breadfruit) as a potential tree is massively developed as backup food. Development of Breadfruit in forest land needs intensive maintenances and one of them is environmental manipulation by fertilization. This research was aimed to determine fertilization technique to get best growth of breadfruit. Simple random sampling was used as an experimental design for this study . Treatments were adding SP-36 fertilizer on 3 dosages; 200 grams (P1), 250 grams (P2) and 300 grams (P3). Two years old of breadfruit plants used in this research. Result showed that P1 treatment perform better than other treatments.