KATA OPERASIONAL TAKSONOMI BLOOM VERSI BARU (original) (raw)
PEP UNY 2011 1 KATA OPERASIONAL TAKSONOMI BLOOM VERSI BARU UNTUK MATA PELAJARAN BIOLOGI A. Pendahuluan Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan. Di Indonesia, taksonomi bloom merupakan acuan penilaian berkelanjutan dalam KTSP (Mimin Haryati, 2007:22). Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 dan David R. Krathwohl (1964). Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Tujuan pendidikan yang dicanangkan oleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956 dan David R. Krathwohl (1964) memiliki tiga kemampuan (kompetensi) yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Pada tahun 1990-an, kelompok psikologi kognitif yang dipimpin oleh Lorin Anderson (mantan mahasiswa Bloom), melakukan revisi terhadap level kognitif yang dikembangkan oleh Bloom. Revisi dan pengembangan taksonomi Bloom terus dilakukan, dan pengembangan yang terbaru adalah pengembangan taksonomi Bloom menjadi 4 domain yaitu domain kognitif, afektif, psikomotorik, dan sosial yang disebut sebagai Developing Human Potential in Four Domains for Learning and Doing (Peggy Dettmer, 2006). Keempat domain dalam taksonomi Bloom yang dikembangkan tersebut lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Sumber: Peggy Dettmer (2006) Pengembangan juga dilakukan pada jenjang atau level pada setiap domain, dan setiap level tersebut akan dikembangkan lagi menjadi kata operasional yang kemudian akan digunakan untuk membuat butir pertanyaan dalam mencapai tujuan setiap domain. Oleh karena itu, perlu diidentifikasi kata operasional pada setiap level domain untuk mempermudah guru dalam merumuskan pertanyaan yang digunakan sebagai instrument pengukur prestasi belajar siswa.