Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Informasi (original) (raw)
Related papers
Internet dan MAsyarakat Pedesaan
Abstracts This article tried to study the phenomenon of the information and communication technology(ICT) literacy in connection with the concept of the information society.For the sake of this, then in his research was carried out by identification efforts of the problem for the discovery of the format of the problem of the research that was regarded as relevant with the condition at this time.Results of the study showed that the digital chasm devide the rural community show indications wider compared with the urban community.In connection with efforts to bring about the information society, consequently the factor of the rural society’s ICT literacy considered to need to be studied for the sake of efforts to tighten their digital devide,that nota bene indeed became one of the main prerequisites or the success of realisation efforts of the information society. In connection with that, for the interests of the implementation of the research, then one of the formats of the problem of the research that it was thought must be promoted was: ”How far the awareness of the rural community would the new innovation in the ICT field?” For the realisation of the application of the ideal scientific research, must be carried out by discussions efforts towards the teoritical concepts that was relevant with the concepts in the format of the research problem. The teoritical concepts that was relevant was the concepts in the scientific theory and practical theory category. In the scientific theory category, the teoritical concepts that was relevant referred in diffusion of innovations theory from Rogers.In the practical theory category,referred in the ICT Literacy concepts. Kata-kata kunci: Literasi ICT; Masyarakat Informasi; Masyarakat Pedesaan.
Literasi TIK Masyarakat Pedesaan
ABSTRACT This research is motivated by the indication of low ICT literacy rural communities; which makes it difficult to be part of the information society. The research was designed to study the extent, to which ICT literacy levels in rural communities; and the factors which indicate influence ICT literacy levels in rural society. The experiment was conducted with survey method, in Tua Tunu rural communities (local government and Air Duren (Bangka regency), Bangka Belitung province. Findings indicate: (1) rural respondents generally have low levels of ICT literacy. Some of them have only a small concentration of high ICT literacy, (2) Among of few respondents, who have high levels of ICT literacy; their characteristics composed of members Xers and Millennial rural communities groups. From the analysis, it concluded that rural communities was not entirely belong to the community, that digital gap wide. However, the bulk of them tend difficult to be able to maximize the role of ICT; in the context of participation in rural communities as a community member information. There are indications that factors related characteristic age of group, type of work, level of education, involvement in a computer course; and cosmopolitanism, associated with higher levels of ICT literacy in rural commu-nities. A kind of counseling as the best option for efforts related to ICT literacy materials is applied in the environment of rural communities to improve their ICT literacy levels. Keywords : Literacy, Information and Communication Technology (ICT), rural
Krisis dan Komunikasi pada Masyarakat Miskin Perdesaan
Jurnal Penelitian Komunikasi, 2015
Efek krisis seringkali berlipat ganda pada wilayah miskin perdesaan yang rata-rata terpencil dan jauh dari jangkauan pemerintah. Kesulitan koordinasi, serta kendala transportasi menjadi alasan utamanya. Faktor lain yang tidak boleh diabaikan ketika krisis adalah komunikasi. Krisis akan terjadi berkepanjangan apabila saluran-saluran komunikasi dalam masyarakat tersumbat. Komunikasi vertikal antara masyarakat dengan pemerintah sebagai pemangku kepentingan, maupun komunikasi horisontal antarsesama warga masyarakat merupakan dua hal utama yang harus dibangun ketika terjadi krisis. Penelitian ini menetapkan 3 (tiga) target khusus, yaitu: (1) Mendapatkan gambaran komprehensif pengetahuan masyarakat miskin perdesaan tentang krisis dan potensi dampaknya, (2) Menemukan permasalahan krisis yang dihadapi oleh masyarakat miskin perdesaan, (3) Menginventarisasi permasalahan komunikasi ketika dalam situasi krisis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengum...
Memetakan Lingkup Informasi Penghidupan Orang Miskin Pedesaan
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, 2013
ABSTRAK -Penelitian ini bertujuan untuk memetakan lingkup informasi penghidupan orang miskin pedesaan, yang meliputi: jenis kebutuhan utama, pola pencarian informasi terkait jenis pekerjaan spesifik, ragam informasi penghidupan yang dicari, hubungan antar orang miskin pedesaan, sumber-sumber informasi, saluran informasi, dan sifat dari sumber dan saluran informasi dimaksud. Dengan menggunakan metode kualitatif khususnya tradisi fenomenologi dari Schutz, diperoleh hasil bahwa: (1) jenis kebutuhan utama orang miskin pedesaan terdiri atas kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan yang sangat sederhana; (2) beragam informasi penghidupan yang dicari oleh orang miskin pedesaan yang sifat pekerjaannya serabutan, berasal dari sumber orang secara interpersonal yang bersifat informal, dengan lingkup yang terbatas, yakni tetangga, kerabat, pelanggan, dan sesama pekerja sejenis; (3) sumber dan saluran yang berasal dari media resmi dan yang berbasis teknologi, hampir tidak pernah digunakan; dan (4) unsur-unsur formal yang datangnya dari sisi pemerintah, hampir tidak menyentuh kepentingan orang-orang miskin pedesaan.
Prolog. Upaya menyelenggarakan serta melangsungkan kehidupan sosialnya, manusia mengalami kemajuan dan perubahan sebagai konsekwensi logis dari suatu proses sosial yang terus berlangsung. Karena itu proses sosial adalah pengaruh timbal-balik antara berbagai segi kehidupan yang akan menghasilkan kerja sama (cooperation), persaingan (competition) dan pertentangan (conflict).
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan, 2016
Literasi Informasi Masyarakat Pedesaan dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Di Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung. Dengan menggunakan metode gabungan mixed methods dan teknik pengumpulan data melalui penyebaran angket, wawancara, FGD, observasi, dan studi pustaka, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat Literasi masyarakat pedesaan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengambilan manfaat, dan evaluasi program pemberdayaan masyarakat. Manfaat penelitian ini yakni sebagai bentuk evaluasi program terutama terhadap implementasi kebijakan pemerintah. Selain itu, Sebagai masukan bagi pemerintah Kabupaten Bandung terutama Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP) Kabupaten Bandung dalam mengiplementasikan program desa mandiri pangan. Hasil penelitian menunjukkan tingkat literasi masyarakat pedesaan baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, pengambilan manfaat, dan evaluasi program pemberdayaan dapat dikategorikan positif artinya masyarakat sudah literat. Hal ini didasarkan pada hasil perhitungan statistik yang menggambarkan bahwa nilai median lebih kecil dari nilai skor dan nilai skor lebih kecil dari nilai kuartil III. Berdasarkan hasil pengolahan data, penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Masyarakat Di Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung sudah literat terhadap program pemberdayaan masyarakat. Kata kunci: Literasi Informasi, Pemberdayaan Masyarakat, Masyarakat Pedesaan PENDAHULUAN Menurut Sartono Kartodirjo dalam Hari Poerwanto (2000: 197), mengemukakan bahwa sebagian besar masyarakat desa di Indonesia diliputi oleh sindrom kemiskinan dan sindrom enersia. Sindrom kemiskinan memiliki dimensi yang amat komplek dan satu dengan yang lainnya saling berkaitan, misalnya dalam bentuk tingkat produktivitas yang rendah, pengangguran, kurang gizi dan derajat kesehatan yang buruk, tingkat morbiditas dan buta huruf yang tinggi. Sementara
1; Gagasan teori tentang Involusi Pertanian yang digagas oleh Cliford Geertz terlalu menyederhanakan kenyataan, mengapa demikian? Berikan penjelasan? Jawab :