Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan (original) (raw)
Ekologi tumbuhan sebagai salah satu cabang ilmu ekologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari secara spesifik interaksi tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, yang berhubungan dengan berbagai proses dan fenomena alam. Misalnya, bagaimana tumbuhan untuk hidupnya memerlukan sinar matahari, air, oksigen, tanah atau lahan sebagai tempat tumbuh atau habitatnya. Bagaimana peranan energi dan nutrisi untuk proses metabolisme tubuh, tumbuhan dalam ekosistem sebagai komponen produsen menjadi sumber pakan dan sumber energi untuk makhluk hidup lainnya yang diperoleh melalui rangkaian rantai dan jarring -jarring makanan, dan proses dekomposisi oleh mikrobiota. Dalam ekologi tumbuhan juga dijelaskan bagaimana perkembangan kehidupan tumbuhan melalui masa reproduksi, perkecambahan, pertumbuhan dan masa dewasa, tua dan mati. Kelompok atau komunitas tumbuhan tertentu hilang atau musnah, kemudian akan muncul, tumbuh dan berkembang kembali melalui serangkaian proses suksesi. Proses kehidupan akan berlangsung terus menerus secara berkesinambungan mengikuti hukum alam.
Bahan Ajar Geografi Hewan Tumbuhan
Mengapa organisme-organisme hidup di suatu tempat? mengapa belalang berbintik hanya hidup di padang rumput dan semak-semak di lahan gundul? Mengapa Burung Cincin Ouzel hidup di Norwegia, Swedia, Kepulauan Inggris dan daerah pegunungan di Eropa bagian tengah, Turki dan Asia Barat-daya, tetapi tidak (mampu) hidup di wilayah peralihan? Mengapa Tapir hanya hidup di Amerika Selatan dan di Asia Tenggara? Mengapa Burung Beo hanya hidup di New Zealand? Merupakan partanyaan-pertanyaan yang muncul dari para ahli geografi hewan tumbuhan (biogeografi). Dua jenis penjelasan dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Yang pertama, penjelasan ekologis dan kedua yaitu penjelasan historis-geografis. Ekologi Penjelasan ekologis persebaran organisme-organisme melibatkan gagasan/pemikiran yang berbeda-beda yang saling berkaitan. Yang pertama, gagasan/pemikiran terkait populasi, yang menjadi subjek kajian Geografi Hewan Tumbuhan Analitik (analytical biogeography). Dimana setiap spesies memiliki karakteristik sejarah kehidupan, tingkat reproduksi, perilaku, cara-cara penyebaran dan sebagainya. Karakteristik tersebut mempengaruhi tanggapan/reaksi populasi terhadap sebuah lingkungan dimana dia hidup. Gagasan/Pemikiran kedua berkaitan dengan tanggapan biologis terhadap sebuah lingkungan dan merupakan subjek kajian dari Geografi Hewan Tumbuhan Ekologis (ecological biogeography). Suatu populasi menanggapi kondisi lingkungan fisiknya (lingkungan abiotik) dan lingkungan hidupnya (lingkungan biotik). Faktor-faktor lingkungan abiotik mencakup faktor-faktor fisik seperti suhu, penyinaran, tanah, geologi, topografi, pembakaran, keadaan air dan kondisi udara saat ini; dan begitu juga faktor-faktor kimia seperti tingkat oksigen, konsentrasi garam, keberadaan toksin serta keasaman. Faktor dalam lingkungan biotik mencakup spesies yang berkompetisi, parasit, penyakit, predator dan manusia. Singkatnya, setiap spesies (harus) mampu menoleransi faktor-faktor lingkungan. Dirinya hanya akan dapat hidup jika faktor-faktor tersebut berada pada batas-batas yang dapat ditoleransi. Belalang Berbintik Padang Rumput Serangga ini (arphia conspersa) tersebar dari Alaska dan Kanada bagian utara hingga ke Meksiko bagian utara, dan dari Kalifornia sampai Great Plains. Belalang tersebut hidup di elevasi kurang dari 1.000 m untuk bagian utara dari pada ketinggian 4.000 m dibagian selatan. Dalam rentang (wilayah) garis lintang dan ketinggian yang sangat luas, pola persebarannya sangat tidak menentu, memperlihatkan kecenderungan ke arah habitat-habitat tertentu. Dirinya memerlukan padang rumput yang luas dengan rumput pendek, atau hutan dan semak-semak terbuka, dengan tanah terdapat lubang-lubang kecil. Rumput berdaun pendek memberi sumber makanan baginya. Dirinya juga memerlukan padang terbuka untuk melakukan ritual bercumbu. Hutan lebat, padang rumput dengan daun yang tinggi, atau semak belukar yang kering tidak mampu memberi kebutuhan ekologis serta perilakunya. Padang rumput di tepi jalan dan wilayah tua cocok serta mampu mewakili untuk kolonialisasi secara berlahan. Padang rumput dengan rumput yang sedang juga cocok dan mendukung bagi perkembangan populasi yang besar. Bahkan dalam habitat yang sesuai sekalipun, vagilitas 1 yang rendah dari belalang (atau mudah untuk tersebar) juga mampu membatasi persebarannya. Kemampuan yang rendah (kekurangmampuan) untuk menyebar merupakan akibat dari perilaku sosialnya yang kompleks, daripada disebabkan oleh ketidakmampuannya terbang secara baik. Para betina lebih suka menetap, setidak-tidaknya di daerah gunung, sementara para pejantan yang pada umumnya berbentuk pendek, terbang spontan dalam wilayah yang terbatas. Keduanya bersama-sama membentuk kelompok populasi yang saling menyatu secara erat dalam wilayah habitat yang sesuai/cocok. Komunikasi visual dan suara berperan dalam menjaga agar mereka tetap berkelompok. Burung Cincin Ouzel Perpaduan penjelasan ekologi dan historis barangkali dapat menjelaskan biogeografi sebagian besar spesies. Burung Cincin Ouzel atau 'burung hitam dari gunung', yang diberi nama ilmiah secara kurang pantas dengan sebutan Turdus torquatus, hidup dalam zona iklim sedang yang dingin, serta hidup di pegunungan Alpen yang kondisinya sama dengan zona iklim dingin di pegunungan-pegunungan. Burung Cincin Ouzel suka dengan iklim dingin. Selama zaman es akhir, wilayah pokok (habitatnya) nya barangkali berada di pegunungan Alpen dan Balkan. Dari sana, burung Cincin Ouzel menyebar keluar ke arah Eropa, yang kondisinya lebih dingin daripada sekarang. Dengan kondisi iklim menghangat selama 10.000 tahun terakhir, burung Cincin Ouzel telah meninggalkan habitat aslinya yang pertama, bertahan hanya pada wilayahwilayah yang masih relatif dingin, yaitu tempat-tempat dengan lintang tinggi dan [daerah] ketinggian yang [cukup] tinggi. Bahkan, walaupun dirinya sangat suka dengan kondisi yang dingin, kebanyakan burung Cincin Ouzel bermigrasi ke iklim yang lebih sedikit keras/hangat selama musim dingin. Populasi yang berada di Eropa Utara bergerak ke arah Mediterania, sementara populasi di lereng pegunungan bergerak ke arah ketinggian yang lebih rendah.
Instrumentasi Fisiologi Tumbuhan
OLEH INDRA FAUZI SABBAN FAKULTAS BIOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2014 BORANG No. Dokumen Berlaku Sejak LAPORAN PRAKTIKUM Revisi LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN Halaman LAPORAN PRATIKUM INSTRUMENTASI FISIOLOGI TUMBUHAN A. TOPIK PRATIKUM Pengenalan laboratorium Fisiologi Tumbuhan, pengenalan alat-alat laboratorium, dan prinsip kerja alat. B. TUJUAN 1. Memperkenalkan beberapa alat yang biasa digunakan khusus untuk penelitian mahasiswa pascasarjana dan dosen 2. Menjelaskan prinsip kerja alat-alat secara umum, kegunaanya untuk penelitian dan spesifikasinya C. Instrumentasi Laboratorium Fisiologi Tumbuhan merupakan salah satu unit pendukung Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada yang memiliki tugas melaksanakan pembelajaran, penelitian, dan pengabdian dalam bidang tumbuhan khususnya pada fisiologi tumbuhan. Labolatorium dikepalai oleh Dr. Kumala Dewi, M.Sc.St dengan staf yang disajikan dalam tabel berikut ini.
Agribisnis Tanaman Sayuran Buku Teks Bahan Ajar Siswa
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara utuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap mata pelajaran mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, kompetensi dasar kelompok pengetahuan, dan kompetensi dasar kelompok keterampilan. Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.