KEANEKARAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA SERTA CARA MENYIKAPI PERBEDAAN BUDAYA DI MASYARAKAT (original) (raw)

GERAKAN BUDAYA MENJELANG KEMERDEKAAN INDONESIA-MALAYSIA

Sejarah panjang hubungan sosial budaya Indonesia dan Malaysia telah memperlihatkan bahwa kedua bangsa ini memiliki akar tradisi sosial-budaya yang sama. Ikatan emosional itu ternyata sama sekali tidak terganggu selepas Perjanjian London tahun 1824 yang disepakati pemerintah kolonial Inggris dan Belanda. Meskipun perjanjian ini secara politik telah membelah Kerajaan Melayu ke dalam dua wilayah politik yang berbeda, yaitu Singapura (Temasek) dan Johor berada di bawah kekuasaan Inggris sedangkan Riau dan Lingga berada di bawah kekuasaan Belanda, hubungan sosio-kultural masyarakat di wilayah semenanjung itu tetap berlangsung baik dan sama sekali tidak terganggu oleh keputusan politik kedua pemerintah kolonial itu. Bahkan, ketika terjadi konfrontasi Indonesia-Malaysia, masyarakat di wilayah itu tetap mondar-mandir melakukan hubungan sosial, budaya, dan perdagangan. Gerakan budaya ternyata begitu penting bagi masyarakat di kawasan ini. Hal itu pula yang terjadi menjelang kedua negara memperoleh kemerdekaan.

MENARA KUDUS: WARISAN BUDAYA SEBAGAI PILAR MODERASI BERAGAMA

2024

Indonesia is a country with ethnic, cultural, linguistic and religious diversity. This diversity shows how different the views, opinions, beliefs and interests of society are, including their religion and beliefs. Religious tolerance takes many forms in Indonesia, including laws that guarantee freedom of religion and the right of people to practice the religion of their choice. The government also supports the freedom of citizens to follow the religion of their choice and recognize the existence of other religions. Religious moderation has existed since the time of the Saints in. Islam entered Java through trading activities in the ports of northern Java. Islam was known to the Javanese people in the 11th and 12th centuries AD. The spread of Islam on the island of Java cannot be separated from the role of nine saints known as Walisongo. At the end of the 15th century, the Hindu kingdom of Majapahit was the most influential kingdom in Javanese society. One of the historical heritage sites and currently designated as a cultural heritage site by the Central Java Provincial Government which was founded by Sayyid Ja'far Sadiq (Sunan Kudus) in the 16th century AD. This can be seen in the architecture of the Al-Aqsho Mosque in the Kudus area, except for the Sunan Jafar Shodiq site which has a tower similar to a Hindu place of worship. Hindu and Buddhist architecture includes four ancient buildings, such as the mosque pulpit, two double doors at the entrance to the mosque and inside the mosque, the gate at the front of the mosque, and the gate at the side of the mosque. The application of Hindu culture to the Kudus Tower Mosque can be seen in the spatial layout of Kudus City which is modeled after the spatial layout of the Majapahit Kingdom. The greatest blend of Hindu culture can be seen at the Kudus Tower. The Kudus Tower is divided into three parts, namely the two-story Tayug roof, the use of Hindu ornaments, and the temple shrine at the entrance signifying the entry of Hindu culture into the Kudus Tower. Sunan Kudus forbids Muslims from slaughtering cows because they know that cows are sacred animals for Hindus. The method for writing this article uses library research, namely a method of gathering information through understanding and studying scientific literary theory.

KARTU KREDIT: FENOMENA BUDAYA PADA MASYARAKAT KELAS MENENGAH

Buletin HABA No. 93 Vol. XXIII, 2019

Sebagaimana yang diketahui bahwa modernisasi membawa banyak perubahan dalam sendi-sendi kehidupan, mulai dari gaya hidup, perilaku ekonomi, hingga perkembangan teknologi dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Satu diantaranya kita mengenal pemanfaatan teknologi dalam kegiatan ekonomi, yaitu penggunaan kartu kredit.

KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA

Indonesia merupakan negara kepulauan yang penuh dengan kekayaan serta keragaman budaya, ras, suku bangsa, kepercayaan, agama, bahasa daerah, dan masih banyak lainnya. Meskipun penuh dengan keragaman budaya, Indonesia tetap satu sesuai dengan semboyan nya, Bhineka Tunggal Ika yang artinya "meskipun berbeda-beda tetapi tetap satu jua". Keragaman budaya turut serta didukung oleh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah wilayah-wilayahnya oleh lautan.

MEMBACA : BUDAYA YANG TERLEWATKAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Landasan Ilmu Pendidikan Dosen Pengampu : Dr. Imam Sujadi, M.Si Oleh: 1. Misbahul Ibad (S850809312) 2. Dyana Wijayanti (S850809305) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 0 I. PENDAHULUAN "Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan" (Ayat Al-Qur'an yang pertama kali di turunkan, QS. Al-Alaq : 1)

BELAJAR BUDAYA MELALUI PENERJEMAHAN

" Kill two birds with one stone " is the most appropriate proverb to talk about translation. Translation consists of transferring the meaning from one language into another language. Studying translation means studying two languages at once, i.e. source language and target language which are influenced by its cultures. This paper is intended to investigate the cultural elements in translating words, proverbs or sentences either from English into Indonesian or vice versa. The data of this paper are public announcements or common sayings. After discussing the data, the paper shows that there are many involved cultural elements in translating words, proverbs or sentences from English into Indonesian or vice versa. It needs to produce a good translation especially in naturalness aspect. PENDAHULUAN " That woman is pretty-pretty..... ". Itulah kalimat yang selalu terngiang di telinga saya yang dilontarkan oleh seorang pemandu amatir ketika bersama seorang turis lewatdi depan kami dan menunjuk ke sekelompok mahasiswa yang sedang ngobrol di kantin kampus. Seketika saya tersentak dan bertanya dalam hati, " Maksud dia (pemandu amatir) apa ya ? ". Tentu hal ini tidak akan terjadi apabila pemandu amatir tersebut mengerti bahasa Inggris dengan baik, terutama sistem bahasanya. Di atas merupakan sepenggal kalimat yang dilakukan oleh pemandu amatir dalam berkomunikasi dengan wisatawan yang dipandunya.Komunikasi sangat diperlukan oleh manusia dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Komunikasi dilakukan melalui bahasa yang diwujudkan dalam bentuk lisan, tulisan maupun simbol atau tanda. Jika komunikasi dilakukan dalam satu bahasa (intralingual) kita dapat dengan mudah memahami apa yang diinginkan oleh penutur terhadap mitra tuturnya. Namun bila dilakukan dalam bahasa yang berbeda (interlingual), maka hal ini akan menimbulkan permasalahan tersendiri. Jika ini terjadi maka diperlukan suatu media yang dapat mengantarkan atau menjembatani jurang pemisah antara penutur bahasa sumber dengan penutur bahasa sasaran. Hal ini hanya dapat diatasi dengan cara mengalihkankan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran atau dengan penerjemahan. Penerjemahan merupakan kegiatan verbal antara budaya yang diperlukan jika terjadi kesenjangan komunikasi antara penulis teks bahasa sumber dengan pembaca teks bahasa sasaran (Lyovskaya dalam Nababan dkk, 2004).Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa belajar penerjemahan dengan sendirinya juga belajar budaya, bahkan dua budaya sekaligus. Makalah ini menyoroti pembelajaran budaya, budaya sumber dan

PENGARUH BUDAYA TERHADAP KINERJA PEREKONOMIAN

Abstact: Cultural Influence On Economic Performances. In the analysis of economics, cultural influences on the performance of an economy still an assumption of binding, due to the difficulty of economics to understand it. It is difficult to quantify the variables associated with culture, and also because the culture itself is embedded everywhere as in tastes, habits and so forth. But in its development, economists began to recognize that culture has an important role in supporting the performance of the economy, because it is associated with the formation of trust within the group, thereby reducing transaction costs.