Tinjauan Kabut Asap Tahun 2015: Sejarah, Permasalahan, dan Tantangan (original) (raw)

Bencana Kabut Asap

Seperti yang sudah kita ketahui, wilayah Riau merupakan daerah yang memiliki areal hutan yang luas ditambah dengan adanya lahan gambut yang merupakan bahan bakar pemicu terjadinya kebakaran pada musim kemarau. sejumlah provinsi yang paling parah terkena kebakaran hutan. Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan kian pekat menyelimuti Riau. Asap terus membawa dampak buruk bagi kesehatan masyarakat. Hal tersebut berdampak pada menurunnya kualitas udara akibat terjadinya pencemaran di Riau yang menyebabkan ganguan kesehatan pada makhluk hidup, terutama pada manusia.

Analisis Bencana Kabut Asap Ditinjau Dari Kacamata Hukum Lingkungan

kabut asap dan dampaknya bagi dunia pendidikan khususnya pengurangan jam belajar. Hal ini dapat dikatakan sebagai dampak langsung dari adanya kerusakan hutan akibat pembukaan lahan baru dengan cara pembakaran besar-besaran yang akhirnya menimbulkan asap yang pekat dan tebal yang notabene melebihi ambang batas kesehatan yang sudah ada. Kabut asap yang timbul akibat pembakaran hutan ini akan mengakibatkan dampak negatif terhadap kesehatan, terutama ISPA, dan pastinya dampak kabut asap tebal ini akan terus dirasakan jika tak ada langkah penanggulangan oleh Pemerintah terhadap pembakaran hutan secara liar dan besar-besaran

Tinjauan Awal Penanganan Kabut Asap Akibat Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan

2020

Kontibusi Pengabdian Masyarakat Ini diharapkan:1. Menciptakan alat Untuk mendukung sarana prasarana Pencegahan karhutla di Kecamatan Dayun Kab. Siak 2. Mengkonstruksi sistem dan aturan agar lebih efektif dan efesien dalam menyikapi bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (pengaturan teknis MPA)

Bencana Kabut Asap dalam Bingkai Media Online

Jurnal ilmu Komunikasi, 2020

Peristiwa kebakaran hutan di Indonesia merupakan peristiwa yang sudah berulangkali terjadi di setiap musim kemarau, sehingga media memiliki perspektif penting dalam menyajikan berita tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis media Sindonews membingkai peristiwa kebakaran hutan di Indonesia selama Oktober 2015. Penelitian ini menggunakan metode penelitian analisis framing Model Pan dan Kosicki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sindonews membingkai kebakaran hutan mencapai titik yang sangat bahaya. Sejumlah 70 berita Sindonews cenderung menekankan tema pada dampak dari bencana kabut asap dan lambannya pemerintah dalam menangani bencana ini menjadi sudut pandang yang dominan. Sindonews membingkai lambannya respon pemerintah tersebut dengan kinerja pemerintahan.

Dampak Kabut Asap Terhadap Lingkungan

Penelitian ini berangkat dari fakta empiris tentang polusi udara (kabut asap) yang terjadi di Sumatera Barat sebagai akibat dari pembakaran hutan untuk membuka lahan kelapa sawit di Pekanbaru, Riau. Hal ini menjadi sangat penting untuk dikaji mengingat polusi udara berupa kabut asap telah terjadi berulang dan lebih dari tiga tahun berturut turut. Dimana 8 kota telah dikategorikan siaga bencana kabut asap, diantaranya adalah Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang. Hal ini dibuktikan melalui data bahwa 43000 pelajar di Payakumbuh diliburkan karena polusi udara sebagai akibat dari serangan kabut asap pada daerah tersebut. Di Padang tercatat 1300 warga terserang infeksi saluran pernapasan (ISPA) pada kurun waktu Januari-Maret 2014. Bahkan rata-rata terjadi peningkatan jumlah penderita ISPA di kota Padang antara 7000 – 8000 orang perbulan. Selanjutnya berbadasarkan beberapa penelitian terdahulu telah menemukan hubungan antara polusi udara dengan ganguan psikologis (Bleda P dan E. Bleda. 2011; Jones J.W. dan A. Bogart. 2012; Bullinger, M. 2011; Zilman, D.R.A. Baron dan R. Tamborini. 2011; James Rotten et al. 2012; ) Dengan demikian masalah penelitian dalam kajian ini adalah : “Pengaruh polusi udara (kabut asap) terhadap kondisi psikologis masyarakat di Kotamadya Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang, Sumatera Barat?” Signifikansi penelitian ini adalah: (1) Yakni memperluas pemahaman kita tentang pengaruh perubahan cuaca terhadap pola prilaku masyarakat. Utamanya tentang penyebaran polusi udara terhadap kondisi psikologis masyarakat. Tentunya penelitian ini tidak hanya berusaha untuk menemukan gambaran tentang fakta yang menjadi permasalahan polusi udara itu semata, namun juga berusaha untuk mencari solusi terhadap persoalan psikologi yang terjadi sehungan dengan kabut asap yang telah memberikan dampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan juga kondisi psikologis masyarakat Kota Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang. (2) Membantu masyarakat untuk memahami berbagai persoalan psikologis (stres, motivasi yang rendah untuk beraktivitas, amuk masa, hilangnya mood dan sebagainya) yang menjadi akibat dari penyebaran asap yang merupakan polusi udara di tengah-tengah masyarakat Kota Payakumbuh. Membantu pemerintah untuk mengatasi persoalan psikologis yang merupakan efek dari perusakan lingkungan yang berorientasi pada polusi udara, sehingga hal ini dapat meminimalisir tekanan psikologis sebagai akibat polusi udara tersebut. Mendorong lahirnya kajian psikologi lingkungan (environmental psychology) yang sehakikinya masih sangat minim sekali dilakukan oleh pemerhati bidang kajian ilmu psikologi di tanah air. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga yang tinggal di Kotamadya Payakumbuh, Bukittinggi dan Padang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah warga masyarakat dari satu kecamatan yang berada di masing-masing Kotamadya tersebut, yang terindikasi terserang penyakit ISPA, iritasi kulit dan iritasi mata dan asma sebagai akibat polusi udara. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara multistage clustrer random sampling. Teknik pengumpulan data dengan skala psikologi, wawancara dan observasi. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi dengan bantuan Statistical Package for Social Science (SPSS) untuk memproses pengolahan data.

Representasi Kinerja Pemerintah Indonesia Dalampemberitaan Kabut Asap Pada SITUSSINDONEWS.COM: Kajian Analisis Wacana Kritis

Sirok Bastra, 2018

Penelitian ini membahasrepresentasi kinerja pemerintah Indonesia dalam pemberitaan kabut asap pada situs sindonews.com. Penelitian ini menggunakan pendekatan kajian analisis wacana kritis dengan model analisis Van Leeuwen. Model analisis ini digunakan untuk melihat bagaimana suatu kelompok direpresentasikan negatif oleh media dengan menggunakan alat-alat bahasa di dalamnya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media massa sindonews.com secara terbuka mempresentasikan pemerintah Indonesia dengan yang tidak cekatan, tidak tepat sasaran, dan lamban menanggapi masalah. Media ini cenderung menempatkan pemerintah Indonesia yang dipimpin Jokowi-JK sebagai pelaku, sedangkan pihak DPR atau masyarakat berperan sebagai sosok yang berdiri sendiri atau terlepas dari bentuk pemerintahan.

Pro Kontra Penangannan Kabut Asap

Kebakaran hutan dan lahan memang sudah biasa terjadi di Indonesia karena Indonesia memiliki hutan gambut yang cukup luas. Tetapi kebakaran tahun ini adalah kebakaran yang paling dahsyat sampai kurang lebih hampir satu bulan api tak kunjung padam. Kebakaran yang mendorong kabut asap yang menghampiri Asia Tenggara saat ini, adalah buah dari produk kebijakan penggunaan lahan monokultur yang dipromosikan lewat kebijakan konversi secara luas lahan gambut dan hutan hujan padat karbon. Proses dimulai pada tiga-empat dekade lalu, saat konsesi HPH diberikan oleh mantan orang kuat Soeharto, yaitu sistem bagi-bagi lahan untuk menjaga politik patronase dan mempertahankan dukungan politik.

Upaya Pembentukan Mekanisme Pertanggungjawaban Lingkungan Transnasional Terhadap Polusi Kabut Asap di Asia Tenggara Tahun 2015

Jurnal Hubungan Internasional

Tulisan ini membahas mengenai pentingnya menciptakan gagasan komunikatif dalam menyelesaikan permasalahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dan kabut asap lintas negara yang terjadi di Asia Tenggara, terutama pasca terjadinya peristiwa tersebut di tahun 2015. Dampak buruk atas kabut asap yang terjadi Asia Tenggara telah membuat banyak kerugian bagi aktor negara dan non negara. Oleh karena itu, gagasan komunikatif penting sebagai dasar pembangunan mekanisme ideal pertanggungjawaban lingkungan transnasional yang mampu mewadahi seluruh kepentingan aktor terdampak atas kabut asap yang terjadi. Gagasan komunikatif diciptakan dengan cara menentukan bagaimana pembentukan berbagai prinsip moral sebagai landasan analitik untuk melihat pentingnya dasar pembentukan mekanisme pertanggungjawaban lingkungan yang ideal. Prinsip moral tersebut antara lain; (1) pencegahan bahaya, (2) inklusifitas, dan (3) keadilan prosedural. Dengan mengidentifikasi prinsip tersebut, aktor negara dan non-negara d...