Gasifikasi Sampah (original) (raw)
Related papers
Karakterisasi Proses Gasifikasi Sampah Organik dengan Variasi Jenis Bahan
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material, 2019
One of the abundant energy source in Indonesia is organic waste in the form of leafs and branches which is widely avalilable in homeyard. It can be utilized as alternative energy source by gasification process. The objective of the study was to know the influence of raw material and AFR to the characteristic of organic waste gasification process. The raw material used were leafs and branches of melinjo (gnetum gnemon) which obtained from homeyard of inhabitant in Sidomoyo village, Godean sub-district, Sleman Regency, Indonesia. Before being gasified, it was prepared for proximate analysis in laboratorium. The gasification begins by feeding the raw material to the reactor with variation of 100% leaf, 100% branch, and 50%-50% leaf and branch. The gasification process was occured in reactor for one hour, and syn gas which produced has been analized to know the composition of it. Result shows that raw material have influenced the characteristic of gasification process. The highest heati...
Jurnal Energi Baru dan Terbarukan, 2020
Tingginya volume sampah yang dihasilkan baik oleh industri maupun masyarakat merupakan permasalahan umum yang dijumpai di hampir semua kota. Untuk mengendalikan pertambahan volume sampah beserta implikasinya terhadap lingkungan, Incenerator menjadi salah satu metode yang dapat dipilih diantara metode gasifikasi yang lain, incinerator berfungsi sebagai pembakar sampah dan sebagai pembangkit uap dengan mengkonversikan panas pembakaran. Keuntungan penggunaan incenerator adalah kemampuannya untuk mereduksi sebagian besar timbunan sampah dan mampu menurunkan polusi lingkungan akibat penimbunan sampah. Sedangkan kerugian penggunaannya antara lain, gas buang membawa karbon dioksida (CO2) sejumlah besar yang akan terlepas ke udara serta pembawa unsur beracun dalam gas. Untuk mengendalikannya diperlukan peralatan tambahan sebelum gas dilepas ke udara , hal ini berarti tambahan biaya dalam konstruksi incenerator.
Uji Reaktor Gasifikasi Downdraft Biomassa Sampah Kota
Jurnal METTEK
Teknologi gasifikasi tipe downdraft adalah salah satu teknologi untuk mengkonversikan bahan bakar padat atau biomassa padat secara thermokimia dengan temperatur 6000-7000 C menjadi bahan bakar gas mampu bakar dengan kebutuhan udara 20 – 40% Stoikiometri dimana suplai udara masuk dari atas menuju dasar reaktor dan proses gasifikasi terjadi di dasar reaktor. Sampah kota atau ( Municipal Solid Westes) adalah bahan buangan yang terdiri dari bahan organik dan anorganik yang mempunyai nilai kalor sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui performansi dari gasifier tipe dwondraft dengan variasi perlakuan awal bahan bakar kering, pellet, dan briket. Perbedaan perlakuan bahan bakar akan menghasilkan nilai kalor dan karakteristik bahan bakar yang berbeda sehingga nantinya akan didapatkan bahan bakar yang paling efektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa efisiensi tertinggi didapatkan pada variasi perlakuan awal bahan bakar sampah kota yang di brik...
Pembakaran sampah di lahan pekarangan rumah setiap hari masih menjadi kebiasaan masyarakat, dan hal ini dianggap merupakan hal yang wajar-wajar saja. Apabila naik pesawat udara dari Jakarta menuju ke daerah lain, ketika pesawat mau naik atau mau mendarat, dapat dilihat banyak sekali halaman rumah penduduk membakar sampahnya. Dapat dibayangkan berapa banyak polusi udara yang ditimbulkan setiap harinya dari hasil pembakaran sampah ini. Dalam jangka waktu yang pendek, kelihatannya cara ini lebih praktis dan lebih mengirit ketimbang harus menjalankan proses daur ulang yang panjang. Dalam jangka waktu yang panjang, cara cara seperti ini sebenarnya lebih merugikan individu yang bersangkutan, komunitas, dan masyarakat secara keseluruhan. Polusi yang kelihatannya sedikit ini, lama kelamaan menjadi bukit. Polusi ini perlahan lahan akan membuat sebagian orang yang seharusnya hidup sehat menjadi sakit, antara lain sakit gangguan pernafasan (astma, paru paru dll.). Orang tersebut yang seharusnya dapat bekerja 8 jam per hari tanpa sakit sepanjang tahun, hanya dapat bekerja kurang dari 8 jam per hari dan sakit beberapa hari per tahunnya. Orang tersebut dirugikan karena kehilangan upah hariannya ditambah harus keluar biaya untuk merawat kesehatannya. Disamping itu, masih ada lagi kerugian lainnya bagi individu yang sakit itu. Dia kehilangan kenikmatannya dimana dia seharusnya bisa menikmati hari liburnya (misalnya Sabtu dan Minggu) bersama anak dan isterinya, karena sakit, harus diam di rumah. Kehilangan kenikmatan sejenis ini, kalau kita mau, masih bisa digambarkan dalam bentuk uang. Secara keseluruhan negara juga dirugikan karena mempunyai rakyat yang sebagian tidak bisa kerja efisien karena sakit. Ditambah lagi negara harus mengeluarkan biaya tambahan untuk mengurus dan mengobati rakyat yang sakit gangguan pernafasan.
Sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang dan berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah dapat diklasifikasikan berdasarkan Karakteristik (garbage, rubish, ashes, large waste, agriculture waste, sewage, mining sewage, dead animal), Jenis (organik, anorganik, B3), Kemampuan dikontrol (terkontrol, susah dikontrol), wujud (padat, cair) dan Kerentanan terbakar
Karakterisasi Asap Cair Hasil Pirolisis Sampah Kantong Plastik sebagai Bahan Bakar Bensin
Fullerene Journal of Chemistry
Plastic bag waste is garbage that is difficult to degrade in nature. Hoarding plastic bag waste can reduce soil fertility because it cannot be broken down by microorganisms quickly. Burning plastic bag waste can produce toxic gases and have a negative impact on human health and the environment. To solve the problem, the plastic bag waste is converted into liquid smoke as fuel oil. The method used to convert the plastic bag waste into liquid smoke is pyrolysis. The fractionation of liquid smoke at temperatures below 200oC produces 36.20% clear liquid which has similar properties to gasoline fuel. Characterization of the physical and chemical properties of the gasoline fraction liquid smoke has a density of 0.76 g/mL; a viscosity of 0.80 cP; boiling point at 146.9oC; flash point at 30.60oC; a calorific value of 10,520 cal/g; with the octane number of 98 RON. GC-MS analysis shows that the gasoline fraction liquid smoke consists of 45 chemical compounds which can be classified into alka...
Teknologi Penanganan Emisi Gas Dari Insinerator Sampah Kota
Jurnal Rekayasa Lingkungan
Proses pembakaran sampah kota melalui insinerator akan menghasilkan uap panas yang bisa dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik, akan tetapi pada proses ini juga menghasilkan output berupa flue gas yang didominasi oleh partikel (fly ash) dan gas beracun seperti: HCl, SO2, NOx, HF, Hg, Cd dan Dioxin. Sebelum dibuang ke udara bebas, flue gas tersebut harus diolah agar memenuhi baku mutu lingkungan. Teknologi penanganan partikel dan gas polutan tersedia dan dapat dibuat dengan berbagai kapasitas. Untuk menangani flue gas dari insinerator sampah digunakan Quencher untuk menekan laju pembentukan kembali dioksin dan furan setelah proses pembakaran, Spray Drying Absorption (SDA) untuk mengikat gas asam dan logam berat serta bag filter untuk menangkap partikel. Selain itu digunakan ID Fan dan Cerobong Asap untuk pengatasi pressure drop yang terjadi akibat pengoperasian peralatan APC dan melepas ke udara.
Jurnal Pengendalian Pencemaran Lingkungan (JPPL)
Indonesia is currently experiencing the problem of Municipal Solid Waste (MSW), energy and environmental crisis. Gasification by electric generator is the solution. This study about the design and characterization of the gasification reactor with MSW feed. This research was conducted by examining the effect of gasification temperature (550, 600, 650, 700, 750, 800, 850oC) and Air Fuel Ratio variations (0,5; 0,51; 0,53; 0,54; and 0,55). The variabel tes of temperature variations is syngas, FC, CGE,CCE, and scf. The AFR evaluated syngas and SCF. The result showed an increase the syngas levels with the increasing the gasification temperature, except CO2. The FC value increased(71% to 74%) and The CGE increases (77 to 97%). The CCE increases from 69% to 78% (550-650oC) and decreases again to 66% (850oC), and Scf decreased (4.5-0.5 kg/kWh). In the AFR variation, syngas levels increase with increasing AFR, but scf decreased (5.3 to 2).