Konsep Belajar dan Pembelajaran Mandiri (original) (raw)

Konsep Merdeka Belajar Kurikulum Merdeka

Jurnal Penelitian Ilmu Pendidikan Indonesia

Merdeka belajar bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian. Pendekatan dalam penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui metode library research. Hasil penelitian menunjukkan bahwa delapan bentuk program Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang meliputi 1) pertukaran pelajar, 2) magang/praktik kerja, 3) mengajar diinstansi pendidikan, 4) proyek di desa, 5) penelitian/riset, 6) kegiatan kewirausahaan, 7) studi/proyek independent dan 8) proyek kemanusiaan.

Proses Belajar Mandiri dan Kreatif di Tengah Pandemi Covid 19

SEMINAR DARING 4 : STRADA BERBAGI DALAM , 2020

Dosen Program Studi Arsitektur Universitas Pelita Harapan untuk dipresentasikan dalam: SEMINAR DARING 4 : STRADA BERBAGI DALAM MASA PANDEMI " Jalan Baru: Kepemimpinan dan Pendidikan" Mewujudkan sekolah yang unggul di tengah Pandemi Covid-19 Hakikat konsep sekolah unggul yang hendak disampaikan dalam tema webinar ini adalah sekolah yang menekankan kemandirian dan kreativitas yang berfokus pada proses pendidikan secara berkelanjutan. Dengan demikian predikat 'unggul' dengan sendirinya berangkat dari sifat dasar kinerja pendidikan yang melekat pada prosesnya. Sekolah menjadi unggul ketika semua pihak yang terlibat bersinergi mewujudkan penyelenggaraan pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang unggul. Ketika sekolah menjadi unggul sebagai hasil atau result dari proses pendidikan yang kompleks, yang melibatkan tidak hanya transfer ilmu melainkan juga pendidikan karakter dimana proses pembelajaran yang menjadi utama maka menghargai proses berarti menghargai keberagaman baik cara belajar, kecepatan, maupun talenta dari tiap siswa. Proses belajar yang menghargai keberagaman cara belajar peserta didik perlu didahului dengan mengenal secara baik para peserta didik. Pengenalan dan penghargaan pada keberagaman ini juga memungkinkan untuk terus menemukan metode yang tepat dalam mem-promote kemandirian dan kreativitas dalam belajar. Kemandirian dapat muncul ketika siswa cinta untuk belajar, termotivasi untuk mencari dan bersemangat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Keberhasilan proses belajar baik secara sinkronus maupun asinkronus tidak lepas dari motivasi yang mendasari prosesnya. Ketika metode sinkronus dimanfaatkan semata-mata untuk transfer informasi yang bersifat satu arah maka siswa sering kali tidak terdorong untuk secara mandiri dan kreatif mengkonstruksi pengetahuannya. Untuk mengajak mahasiswa belajar dengan metode yang asyik, pendidik ditantang untuk mampu beradaptasi dan berkreasi. Pendidik akan memiliki peran penting sebagai fasilitator, sehingga dengan sendirinya harus merupakan yang terdepan dalam proses adaptasi mempelajari metode-metode belajar yang mampu mendorong siswa tetap berproses optimal selama masa pandemi. Kemudahan akses dan derasnya arus informasi makin membuat metode belajar yang bersifat transfer informasi satu arah tidak relevan. Seperti yang disampaikan oleh Haryatmoko dalam bukunya Jalan Baru Kepemimpinan dan kependidikan, keterampilan siswa dalam menanggapi informasi ini yang menjadi penting (Haryatmoko 2020). Pentingnya kearifan dan sikap kritis dalam memilah dan mengolah informasi dalam proses pemelajaran merupakan hal yang utama. Pendidik berperan sebagai fasilitator yang memberikan arahan dan membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Disinilah kemandirian dan kreativitas siswa akan semakin terbentuk.

Paradigma Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Mifandi Mandiri Digital, 2024

Transformasi pendidikan dilakukan karena kebutuhan perkembangan dunia global. Generasi harus menjadi generasi yang mampu berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Sistem pendidikan Indonesia saat ini adalah hasil dari sistem pendidikan pada masyarakat 4.0 yang berbasis industri dan teknologi informasi. Revolusi industri 4.0 telah menghasilkan perkembangan yang luar pada aspek teknologi informasi. Namun masyarakat 4.0 membawa banyak masalah sosial terutama yang terkait dengan kemanusiaan. Kondisi ini menjadi latar belakang transformasi masyarakat 4.0 menuju masyarakat 5.0 dan transformasi masyarakat diikuti dengan transformasi pendidikan. Mengenali sistem masyarakat sangat penting untuk dilakukan sehingga transformasi pendidikan sesuai dengan tuntutan zaman. Generasi yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga karakteristik masyarakat harus diidentifikasi dengan benar.

Suatu Model Pendidikan Dengan Sistem Belajar Mandiri

Jurnal Teknodik

This case study research was focused to find out what, why and how (1) PGMKSBM was implemented; and (2) the diffusion of PGMKSBM was taken. Data collection techniques used were (1) questionnaires; (2) in-depth interviews; and (3) documents and archives analysis. Scope of the study was limited only to the implementation of PGMKSBM in Banten Province. Research findings show that PGMKSBM is an in-service training program aimed to enhance the teacher’ qualification (D-2 or D3) for teachers who are still active teaching but do not has qualification as required, yet. PGMKSBM has some unique characteristics, i.e. (1) it’s in-service training program, not preservice training program; (2) using independent learning system that integrated with the daily teaching practices; (3) applying collaborative action research approach to synergize between theory and daily teaching practices; (4) using authentic assessment technique (portfolio) beside pencil on paper test as learning assessment tools; an...

Pengembangan Modul Pembelajaran Mandiri Berbasiskan Perubahan Konseptual Radikal

JURNAL PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN, , 2011

This articles is intended to discuss the research results on the module of the self-learning (MPM) based on the radical conceptual change. Developing and validating the module has been supervised by two professors from Education Faculty, National University of Malaysia, Malaysia. The developed model of module are based on three module theories, namely Donnelly, Mager, and Moon. The content and form of the developed module was validated by physicists and the education physicists from Syiah Kuala University, Indonesia. The pilot test for the readable level and the effectiveness of the developed module contents were conducted on university students. The results shows that 83% of the experts stated that the developed module contents are in a good agreement with the curriculum and the description of quantum physics course. The results of descriptive analysis figure out that about 91% of the students understand the developed module contents and 81% of the experimental group students underwent change in theirs perception on quantum concepts. While inference analysis exhibit that there is significant difference in the test results between the control group and the experimental group students (t = 6.219; p = 0.05). Abstrak: Artikel ini membahas hasil penelitian pengembangan modul pembelajaran mandiri (MPM) yang didasarkan pada perubahan konsep secara radikal (the radical conceptual change). Pengembangan dan validitasi modul dibimbing oleh dua professor dari fakultas pendidikan, Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM). Model modul yang dikembangkan didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Donnelly, Mager, dan Moon. Isi dan bentuk modul yang telah dikembangkan divaliditasikan oleh pakar fisika dan pakar pendidikan fisika dari Universitas Syiah Kuala. Ujicoba tingkat keterbacaan dan keefektifan isi modul dilakukan pada mahasiswa program studi fisika dan pendidikan fisika, Universitas Syiah Kuala. Hasil validitasi menunjukkan bahwa 83% pakar mengatakan isi modul sudah sesuai dengan kurikulum dan deskripsi mata kuliah Fisika Kuantum. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan 91% mahasiswa memahami isi modul dan sekitar 81% mahasiswa kelompok eksperimen mengalami perubahan persepsi tentang konsep-konsep kuantum. Di samping itu, hasil analisis statistik inferensi menunjukkan adanya perbedaan hasil tes yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (t = 6.219; p = 0.05). Kata kunci: modul pembelajaran mandiri, perubahan konseptual radikal Miskonsepsi merupakan satu permasalahan atau gap yang sangat menghambat dalam pelaksanaan proses pengajaran dan pembelajaran. Dalam bidang sains, studi miskonsepsi, telah dilakukan sejak tahun 80-an. Berbagai istilah telah digunakan oleh pakar terkait dengan pengertian miskonsepsi, di antaranya disebut dengan "pemahaman konsep awal" (preconceived notions), "kenyakinan tidak saintifik" (nonscientific beliefs), "salah pemahaman konseptual" (conceptual misunderstandings), "salah konsep bahasa daerah",