Konsep "Citizens of The Region" Sebagai Alternatif Kebijakan Migrasi ASEAN (original) (raw)

Analisis Potensi Daerah dalam Rangka Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean

2017

Considering the establishment of Asean Economic Comunity is (i) the potential of lowering production expense in ASEAN cost 10-20 percent for goods consumption as an impact of economic integration; (ii) Raising competence of the region with standart implementation and international practic, intelectual property rights and competition. The purpose of this research is (i) to analyze the development of PDRB for 5(five) years (year 2010-2015) (ii) To analyze basic economis sector (superior) which can increase the effort of the region to compete in Asean Economic Comunity, (iii) To analyze potential economic sectors which is improved to suport economic development in Kupang City, and (iv) To find out to obstacles the government of Kupang City to cope with Asean Economic Comunity. Confronting to Asean Economic Comunity, the goverment of Kupang City make a program to incrase competition efforts to give some aid to all of businessmen, to improve the infrastructure, to raise the investation c...

Valuasi Potensi Wilayah Terhadap Minat Menjadi Migran Permanen di Yogakarta

2020

Development disparity between two regions including development disparity of education is one of factors causing students migrate to Yogyakarta. This research was conducted in Yogyakarta with student respondents from NTT members of KESA. This study aims to identify the interests of students from NTT members of KESA becoming permanent migrants in Yogyakarta according to the regional potential valuation. The research method used was a mixed method using a survey method of 43 people and in-depth interviews with seven people. The data collected is presented in the form of: (1) descriptive using single frequency tables and cross tables, and (2) qualitative analysis to strengthen or support quantitative research. The results showed that the interest of students from NTT members of KESA based on the valuation of the potential Yogyakarta region and NTT region is known that most migrants who are interested becoming permanent migrants in Yogyakarta assess the potential of Yogyakarta region is...

Regionalisme Menjawab Human Security (Studi kasus ASEAN dalam permasalahan Human Security)

2017

Konstelasi kawasan-kawasan dalam dua dekade terakhir mengalami beberapa dinamika yang menarik untuk diulas. Mulai dari isu krisis (perang) hingga ekonomi menjadi bahasan utama pergerakan kawasan-kawasan. Namun di sisi lain, ulasan yang banyak muncul adalah lebih menyorot dari sudut pandang perilaku negara dan struktur dalam isu-isu mainstream. Tulisan ini mencoba menggali lebih dalam salah satu permasalahan dalam isu keamanan, yaitu keamanan insani (human security). Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang memiliki permasalahan kompleks dalam isu keamanan manusia seperti human trafficking, imigran, kemiskinan, dsb. Berawal dari pemetaan permasalahan isu keamanan manusia di Asia Tenggara yang kemudian akan diurai respon kawasan ini dalam menyikapiya. Keyword: regionalisme, human security

Transmigrasi Lokal di Lampung: Varian Kebijakan Perpindahan Penduduk di Indonesia

Al-Isnad: Journal of Islamic Civilization History and Humanities

This study aims to explore the background of the implementation of local transmigration policies in Lampung. Lampung area that has been since the colonial era has become a destination for population displacement called colonization, continues to experience an increase in the number of residents until the beginning of the independence period. The existence of a self-initiated transmigration policy caused Lampung to experience a surge in the population. The result of the analysis of this study is that the impact of population transfer to Lampung until the 1950s is getting out of control. Seen from the increasing number of forests cut down by the migrants. Another problem arises with the gathering of the community from Java. Many areas in Lampung later like to become a Colony of Java, such as Gading Rejo, Pringsewu, Kalirejo and Metro. On the other hand, the northern part of Lampung is not touched once. The unrest of the natives ulun Lampung was also contained in the customary congress...

Persepsi Dan Motivasi Masyarakat Lokal Terhadap Program Transmigrasi Pasca Konflik DI Kabupaten Aceh Barat Provinsi Aceh

Jurnal Kawistara, 2016

This study aims to explore the perception and motivation of the local community toward post-conflict transmigration program in West Aceh. The research method used in this article is a combination of both qualitative and quantitative approach. The technique of processing data uses statistical test of cross tabulation (crosstab), Chi-Square, and Spearman correlation test. For collecting samples, this article uses purposive sampling method with the total sample size of 120 respondents. The results shows that the relationship between the level of perception and the motivation for transmigration are high enough and positively correlated −the more increasing perception of the local community toward the transmigration program, the more increasing motivation to people for transmigration. Meanwhile, the motivation which affects the community to join the transmigration program is the motif of independence.

Konsep Kerabat DI Daerah Rantau Bagi Mahasiswa Migran

2016

Penelitian ini akan menggambarkan jaringan sosial mahasiswa migran di daerah rantau, bagaimana bentuk interaksi mahasiswa sebagai pendatang dengan lingkungan sosial di daerah rantau, serta makna kerabat di daerah rantau. Penelitian dilaksanakan dengan metode deskriptif kualitatif dengan bentuk studi terpancang. Subjek penelitian adalah 15 orang mahasiswa IKIP PGRI Pontianak semester IV T.A 2014-2015 yang berstatus migran. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan wawancara mendalam yang selanjutnya dianalisis dengan metode analisis interaktif Huberman yang diperkuat dengan probing question untuk menggali keterangan yang lebih spesifik. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertama jaringan sosial mahasiswa migran terbentuk di lingkungan kampus dan lingkungan tempat tinggal. Sebagian besar mahasiswa migran belum memiliki jaringan sosial yang luas karena pergaulan yang terbatas. Kedua, bentuk interaksi mahasiswa migran dengan lingkungan sosial berupa kerja sama ( cooperation ), persaingan (...

Alternatif Kebijakan Daerah Pengiriman Buruh Migran Perspektif Gender

Pamator Journal, 2011

Permasalahan yang dihadapi Buruh Migran Perempuan sebagian besar terjadi sehubungan dengan posisi keperempuanan mereka yang terjadi sejak saat proses rekruiting sampai pemberangkatan dan ketika pulang kembali ke daerah asalnya. Sedangkan kesempatan kerja yang ada kebanyakan sebagai pembantu rumah tangga sehingga sulit memantau penegakan hukumnya. Pemahaman para buruh migran dan masyarakat terhadap hak-hak buruh migran sangatlah terbatas, apalagi mengenai perdagangan perempuan dalam proses pengiriman buruh migran. Sedangkan pemerintah daerah yang secara kewenangan memiliki kewajiban untuk memberikan perlindungan terhadap warga daerahnya mengalami kesulitan karena proses pengiriman yang secara ilegal. Bekerja keluar negeri dengan gaji yang tinggi bagi sebagian masyarakat merupakan solusi untuk keluar dari kemiskinan, karenanya dengan segala risiko akan tetap dilakukan. Diperlukan suatu upaya yang dilakukan untuk memberikan pemahaman mengenai hak-hak buruh migran dan risiko menjadi korban perdagangan perempuan. Adanya kebijakan daerah yang berperspektif gender merupakan upaya untuk menjamin terpenuhinya hak-hak buruh migran dan sebagai solusi permasalahan terkait posisi keperempuanan buruh migran.

Merantau atau Membangun Daerah? (Refleksi kolektif untuk para migran

Berbicara tentang migrasi berarti kita berbicara tentang perpindahan penduduk dari satu wilayah ke wilayah yang lain dalam kurun waktu yang relatif lama apalagi mereka menetap dengan alasan pekerjaan yang mengikat, disiplin, terampil dan cekatan. Dengan alasan itulah sebagian individu berpindah ke kota untuk mulai mengadu nasib dengan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mobilitas perpindahan penduduk lebih banyak dirasakan di kota-kota yang padat penduduk yang adalah wujud dari pembangunan di era modern ini. Sabat (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa wujud tersebut seolah menari dalam lingkaran interaksi yang melibatkan individu ataupun kelompok yang mampu untuk membangun daerah baik dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya yang mempengaruhi niat migran di daerah mereka untuk berkerja. Niat tersebut tidak terlepas dari faktor pendorong dari daerah asal dan faktor penarik dari daerah tujuan. Penduduk yang berasal dari desa cenderung untuk bermigrasi ke kota dengan alasan berbeda pula. Ada sebagian individu beranggapan bahwa dengan bekerja di kota mereka dapat mendulang lebih banyak emas untuk pemenuhan kebutuhan hidup, disamping itu dengan hidup di kota mereka dapat merasakan suasana kekotaan yang jauh dari kesunyian desa yang diibaratkan dengan kemiskinan. Jauh sebelumnya masyarakat zaman dahulu telah merasakan bermigrasi. Betapa tidak catatan sejarah awal manusia telah menorehkan bahwa manusia telah hidup secara nomaden

Sikap Toleransi Masyarakat Lokal terhadap Masyarakat Transmigrasi Dalam Rangka Mewujudkan Integrasi Nasional

PAKIS (Publikasi Berkala Pendidikan Ilmu Sosial)

Karangan putih village is a village where the village where the villagers have different ethnics. Most of the villagers who live there are transmigrans, although they live in the different culture environment, their implementation about tolerance between each villager are high.This research’s objective is to find aut how the local’s and the transmigrans’ way to interact each other, how the local’s behavior to the transmigrans to create the nasional intergration. This research designed and implemented with the qualitative method. The data collection uses the observation technique and interview. The result of this research data will be analyzed by the data reduction, data display and drawing conclusion. The result of this research shows how the locals interact with the transmigrans at karangan putih village is by mutual assistance form, and to create the mutual respect to the cultural differences, they make a discussion and also to create the national integration, the karangan putih v...