ANALISIS DALAM PENGEMBANGAN KEEKONOMIAN COALBED METHANE DI INDONESIA Oleh (original) (raw)
Kebutuhan energi di Indonesia setiap tahun nya selalu mengalami peningkatan, namun jumlah produksi energi di Indonesia tidak mampu mengimbangi hal tersebut. Selama ini, salah satu penyumbang terbesar kebutuhan energi di Indonesia berasal dari migas konvensional, namun cadangan nya yang sudah menipis membuat alternatif lain seperti Coalbed Methane menjadi sangat diperlukan. Sayangnya, banyak kontraktor yang belum melirik industri ini karena sentimen investasi CBM yang negatif. Untuk Itulah, peneliti melakukan studi analisis mengenai metode untuk mempercepat pengembangan CBM di Indonesia. Strategi yang agresif perlu dilakukan karena besarnya kekuatan dan peluang di bidang CBM yang harus dimanfaatkan. Sistem bagi hasil di Indonesia perlu diubah menggunakan Gross PSC with Sliding Scale, hal tersebut dapat memberikan keekonomian yang menarik kepada kontraktor. Kontraktor bisa mendapatkan IRR yang cukup tinggi seperti 12.4% pada skala kecil, 12.6% pada skala sedang, dan 12.22% pada skala besar. Hal tersebut terjadi karena mengasumsikan penurunan harga yang diakibatkan modifikasi PTK-007 tentang pengadaan barang dan jasa, perbaikan KKS, dan membedakan standard migas konvensional dengan non-konvensional serta mudahnya menjual gas yang diakibatkan modifikasi PTK-029. Selain itu mengikutsertakan kontraktor dalam proyek downstream, mempermudah perizinan menjadi " 1 pintu 1 izin " , dan statement formal dari pemerintah untuk membuat harga dari gas CBM yang memerlukan harga khusus untuk membuat kontraktor tertarik sehingga nantinya dapat memberikan keuntungan yang lebih besar kepada Indonesia. Abstract Annually energy needs in Indonesia always increased, but the amount of energy production in Indonesia not able to keep it. During this time, one of the largest contributors of energy needs in Indonesia comes from conventional oil and gas, but its reserves already depleted makes another alternative like Coalbed Methane becomes indispensable. Unfortunately, many Contractors haven't glanced at this industry because of CBM investment sentiment that's negative. Growth oriented strategies are necessary due to the amount of strengths and opportunities on CBM sector that should be utilized. Production sharing contract in Indonesia needs to be changed into Gross PSC with Sliding Scale, it's can provide attractive economy to contractors. Contractors can get fairly high IRR like 12.4 % on a small scale, 12.6 % on a medium scale, and 12:22 % on a large scale. It happens because of assuming decrease in prices by modification of PTK-007 on the procurement of goods and services, repair KKS, and distinguish conventional oil and gas standards with oil and gas non-conventional plus simplify gas production sales with modification of PTK-029. Besides that by involving contractors in downstream projects, simplify licensing become "one door one permit" and formal statement from government to make prices of CBM gas that must have special price to make contractors interested so later can provide greater benefits to Indonesia. Kata Kunci :Coalbed Methane, Production Sharing Contract, Energy.