Perencanaan Bantaran Sungai Code sebagai Destinasi Wisata Berbasis River Walk (original) (raw)

Pengelolaan Kawasan Sungai Code Berbasis Masyarakat

Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 2010

Diantara beberapa sungai yang melintas di Yogyakarta, Sungai Code menjadi pusat perhatian banyak pihak dan memiliki tingkat kemendesakan dalam pengelolaannya. Kawasan Sungai Code memiliki potensi positif berupa letak yang strategis dalam orientasinya dengan lokasi lain, eksotisme lingkungan yang berpotensi bagi pengembangan ekowisata, juga potensi sosial budaya yang menarik. Semakin meningkatnya aktivitas pembangunan ekonomi, perubahan tata guna lahan dan meningkatnya pertumbuhan penduduk mengakibatkan tingginya tekanan kawasan sungai terhadap lingkungan. Pemukiman yang padat telah menghiasi bantaran sungai dan kondisi kualitas airnya pun menunjukkan kecenderungan semakin memburuk. Salah satu prasyarat penting dalam implementasi penataan kawasan yang optimal adalah pelibatan peran seluruh stakeholder (community-based development), mulai dari perencanaan hingga operasionalisasi dan evaluasi. Partisipasi masyarakat lokal menjadi kunci strategis untuk dapat diberdayakan dan disinergiskan dengan komponen lainnya. Komunitas masyarakat lokal banyak terbentuk dan terorganisasi di setiap penggal kawasan sungai. Perguruan tinggi dan instansi pemerintah juga banyak melakukan program di Sungai Code. Permasalahan mendasarnya adalah pihakpihak terkait tersebut belum terkoordinasi secara terpadu dan program penataannya juga belum sistematis. Hasil analisa tulisan ini merekomendasikan agar supaya pelibatan partisipasi masyarakat dilakukan melalui pemberdayaan komunitas lokal. Seluruh komunitas yang ada dapat dikoordinasikan dalam satu lembaga formal yang didukung penuh oleh pemerintah daerah. Dukungan pemerintah daerah berupa fasilitasi program, jaringan, hingga pendanaan. Pihak-pihak lain seperti perguruan tinggi, swasta, LSM, dan lainnya juga dapat berperan dengan turut menguatkan komunitas tersebut dengan program-program pemberdayaan.

The Planning of Code Riverbank as A Tourism Destination Based on River Walk

Code River is one of rivers that become source of livelihood for Yogyakarta people, when the water was still clean and the surrounding area still magnificent. That condition changed since Code Riverbank used for slum area. That slum area causing decline in water quality by wastes that thrown into the river, also leads to reduce the open green space. Thanks to Romo Mangun (deceased) and Pemerti Code, now the wastes are decreasing. Activities related to Code river preservation were begun to do, which was promoted by the government of Yogyakarta. In 2014, master plan of Code River was published, but unfortunately, until now it hasn’t been realized. Researches that have been done in here mostly just end up on the result. Therefore, planning with a high possibility of realization is needed. River walk is the base that was chosen because it’s identical with pedestrian pathways and open green space, which in accordance with the RTRW Yogyakarta. The purpose of this study is to determine the condition of the asset of tourist destination in Code Riverbank using the tourist destination components and to know the physical condition using the 5C’s principles. Through qualitative methods, this study will be presented to obtain the results that will be used as planning materials. The results are Code Riverbank has amazing natural and cultural attractions, so there are many activities that can be done. However, the physical condition isn’t sufficient for river walk concept. Thus,the planning of Code riverbanks as a tourism destination based on river walk was made, which can be realized soon.

Pengelolaan Sempadan Sungai Code Sebagai Upaya Pelestarian Ekosistem Daerah Aliran Sungai DI Kota Yogyakarta Dan Sekitarnya

Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak terdiri atas beberapa sub-DAS, salah satunya adalah Code. DAS yang luas menjadikan kompleksnya masalah sehingga diperlukan penyederhanaan, misalnya pada sempadan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui luas berbagai penutup lahan di sempadan Sungai Code, (2) mengkaji peran vegetasi terhadap ekosistem sempadan Sungai Code, dan (3) menentukan arahan pengelolaan terkait garis sempadan Sungai Code. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode interpretasi citra Quickbird yang didukung survei lapangan untuk validasi data penutup lahan. Lokasi penelitian dipilih sempadan Sungai Code wilayah sempadan Sungai Code Yogyakarta dan sekitarnya, tepatnya yang terdapat di dalam jaringan jalan lingkar utara dan jalan lingkar selatan. Data penutup lahan wilayah sempadan Sungai Code disajikan pada buffer area sungai dengan lebar 3 meter, 5 meter, 10 meter, dan 20 meter di kiri dan kanan sungai. Hasil menunjukkan bahwa sempadan Sungai Code memilik...

Program KOTAKU Sebagai Solusi Permasalahan Pemukiman Kumuh Bantaran Sungai

Kawasan kumuh adalah sebuah kawasan dengan tingkat kepadatan populasi tinggi di suatu kota yang umumnya dihuni oleh masyarakat miaskin. Di berbagai kawasan kumuh khususnya di Kota-kota besar di Indonesia penduduk tinggal di kawasan yang sangat sulit untuk di lewati kendarann, Kurang nya pelayanan sanitasi (pembuangan sampah) mengakibatkan sampah yang bertumpuk-tumpuk. Beberapa indikator-indikator yang dipakai untuk mnegtahui apakah sebuah kawasan tergolong kumuh atau tidak adalah diantaranya dengan melihat Tingkat Kepadatan kawasan, Kepemilikan lahan dan bangunan serta sarana dan prasarana yang ada pada kawasan tersebut. Daerah Kumuh (Slum area) berada pada kawasan bantaran sungai adalah suatu kawasan padat huni dengan masyarakat bertaraf ekonomi menengah kebawah. Kondisi Lingkungan sekitar bantaran sungai yang dulunya kotor banyak sampah. Sungai sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat baik yang tinggal di kawasan sekitaran sungai meupun masyarakat yang tidak tinggal, bagi masyarakat bagi tinggal di kawasan sekitar sungai. Pemukiman kumuh di bantara sungai Bengawan Solo yang berada pada Kelurahan Pucang Sawit,Kecamatan Jebres, Surakarta. Hal ini dikarenakan oleh dua faktor utama yaitu faktor fisik dan faktor nonfisik. Faktor Fisik lebih cenderung padatersedianya lahan di perkotaan yang semakin berkurang menyebabkan para penduduk membuat pemukiman di lahan-lahan yang tidak diperuntukkan (misalnya bantaran sungai). Sedangkan faktor nonfisik disebabkan karena tingginya harga lahan untuk membeli perumahan, khusunya masyarakat berpenghasilan rendah. Kerena keterbatasan lahan maka dibuatlah pemadatan bangunan (densifikasi). Pemadatan inilah yang menjadi sebab utama pemukiman menjadi kumuh dengan kualitas lingkungan rendah. Selain itu dengan adanya angka migran yang masuk ke kota Surakarta,khususnya Kelurahan Pucang Sawit menyebabkan kebutuhan akan tempat tinggal menjadi hal yang pokok, akan tetapi semakin menyempitnya lahan untuk pemukiman menyebabkan harga lahan semakin tinggi, para pendatang baru yang umumnya merupakan para penduduk dengan tingkat ekonomi yang rendah akhirnya menggunakan lahan ilegal untuk embangun rumah Namun hal yang tempuh Pemerintah Kota Surakarta untuk mengurangi pemukiman kumuh ini hanya berupa program penggusuran sepihak saja. Selain legalitas kepemilikan lahan yang menjadi alasan pemerintah Kota Surakarta juga karena permasalahan sampah, semenjak adanya perpindahan penduduk yang menempati kawasan bantaran sungai ini sampah hasil rumah tangga kemudian dibuang ke Bantaran sungai Bengawan Solo dan lahan sekitar sempadan sungai sebagai lahan konservai digunakan untuk menanam pohon dan mengakibatkan banjir ketika musim hujan.

Perencanaan dalam Pengembangan Wisata Sungai Kali Banger di Kelurahan Kali Baros

Jurnal Pusat Inovasi Masyarakat (PIM), 2020

Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, pariwisata, dan potensi lainnya yang dapat dikembangka, namun sungai seringkali terlewatkan. Pengembangan sungai sebagai kawasan wisata hingga saat ini masih terbatas pada aktivitas arung jeram, canoeing, dan memancing. Wisata dengan menyusuri sungai menggunakan kapal atau perahu masih belum digarap dengan serius. Sungai Kali Banger adalah salah satu sungai paling bersih yang belum tercemari limbah sehingga difungsikan sebagai sumber irigasi oleh masyarakat Kelurahan Kali Baros untuk persawahan milik mereka. Namun sayangnya, pengembangan wisata sungai masih terkendala dalam beberapa hal yaitu tumpukan sampah di pinggir jalanan sungai dan gelandangan yang tinggal di Tahura. Tujuan Program Perencanaan Wisata Sungai "Kali Baros" ialah memperkenalkan konsep wisata yang memanfaatkan kondisi Sungai Banger serta Taman Hutan Raya (Tahura) kepada penjung. Metode yang digunakan ialah inventarisasi lapang, analisis potensi dan kendala dengan FGD, penentuan konsep desain dan pengembangannya, dan menyusun rancangan. Hasil dari perencanaan ini ialah kondisi sungai dan sekitarnya masih terbilang baik, hanya pada beberapa titik terdapat tumpukan sampah. Selain itu, masih banyak gelandangan yang tinggal di Tahura. Sebelum merealisasikan rencana yang telah disusun, masyarakat perlu bergotong royong untuk menyelesaikan kendala-kendala dalam pengembangan kawasan wisata. Kata kunci: Kali Banger, pengembangan wisata, sungai, taman hutan raya

Strategi Penurunan Pencemaran Limbah Domestik di Sungai Code DIY

Jurnal Sains &Teknologi Lingkungan, 2013

Kualitas air sungai terutama yang terletak di kawasan urban saat ini kondisinya semakin memprihatinkan. Upaya mengatasi permasalahan pencemaran air yang paling efektif adalah mencegah masuknya bahan pencemaran ke dalam badan air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat pencemaran limbah dometik, menganalisis potensi pencemar air yang masuk ke Sungai Code, serta menganalisis strategi pengelolaan Sungai Code untuk menurunkan beban pencemaran yang masuk dari sumber domestik. Pengambilan sampel air limbah untuk uji laboratorium dari sumber pencemar domestik untuk 12 IPAL komunal. Parameter yang dianalisis antara lain COD, TSS, dan NH 3. Penentuan responden didasarkan pada pendekatan penentuan sampel secara acak pada wilayah tertentu (area random sampling). Analisis Data terdiri dari analisa pencemaran limbah domestik, analisis potensi sumber pencemar, serta analisis strategi penurunan bebab pencemaran.

Strategi Pengembangan Banjir Kanal Barat Sebagai Daya Tarik Wisata DI Kota Semarang

JURNAL ILMU SOSIAL, 2018

The number of tourists visiting Semarang City is increasing significantly year by year. However, this increase is not accompanied by an improvement in the quantity and the quality of tourist destinations in Semarang. Banjir Kanal Barat area is one of the potential tourist destinations in Semarang, but so far the existing facilities in this area are very limited. In addition, there is no any tourism activities which can be done even. Moreover, this area tends to be very unattractive. This study aims to analyze the development strategy of Banjir Kanal Barat (BKB/western canal) as an interesting tourism destination by analyzing internal and external factors. The data were analyzed descriptively qualitative to determine BKB's development strategy through SWOT analysis (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats). The results of this study formulated 10 (ten) alternative strategies for the development of Banjir Kanal Barat as a tourism destination area. The three best alternat...

Peningkatan Kualitas Permukiman Dengan Pendekatan Disain Pada Bantaran Sungai di Kelurahan Kebonsari

Emara: Indonesian Journal of Architecture, 2017

Housing and settlement are basic human needs and welfare in the merits of life. Other than serves as a residence, house has a strategic function in its role as the center of family education, cultural conformity and improving the future generations quality. Settlement as a life supported environment to do the activities and livelihood has a close connection with the setting of human behaviour varieties and social environment prevailing. Housing and residential development is not only based on phsyical development but should be linked to the social, economic and cultural life that supporting sustainable community. Settlement should provide the needs for its society that consists of five elements such as nature, man, society, shells, and network. Kebonsari Village which located on the south border of Malang became the object of this study. This is a qualitative descriptive research with participatory observational techniques. Kebonsari has a quite interesting topography because it is ...

Pengembangan Sungai Banjir Kanal Timur Semarang Sebagai Transportasi Sungai Untuk Tujuan Wisata

2015

Tourism is a sector that can potentially be developed to finance local expenditure. Especially Semarang City Government, actively prosecuted in tourism development with the potential to manage objects in the city of Semarang. Old City is one of the attractions that are less optimized, so that the East Canal Flood Basin Development Semarang can increase tourism demand in the Old City is the transport stream that is integrated with the shuttle bus in the Old City. The purpose of this study was to analyze the East Flood Canal apart as if the flood control can also be used as the transport stream as the water tourist destination in the city of Semarang. Methodology used in the study of development of River Flood Canal Tmur Semarang As river transport to destination covering methods of qualitative and quantitative methods. Qualitative method with a questionnaire to determine the potential demand in the Old Town, while the quantitative method with HEC-RAS program to analyze hydrological a...