ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT KESTABILAN LERENG MENGGUNAKAN METODE ROCK MASS RATING DAN SLOPE MASS RATING PADA AREA WEST WANAGON SLOPE STABILITY DI PT. FREEPORT INDONESIA (original) (raw)

Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu den gan bidang horizontal. Lereng terbentuk secara alami dan buatan . Dalam dunia pertambangan sering menggunakan lereng buatan terutama di tambang terbuka (open pit ), seperti di area West Wanagon Slope Stability di Grasberg. Kegiatan utama di wanagon adalah melakukan penggalian dan pengan gkutan material , untuk membuat tanggul dan menetralkan air asam tambang, akibatnya aktivitas tersebut dapat mengganggu kestabilan lereng tambang , sehingga perlu dilakukan perhitungan teknis untuk mendapatkan jenjang yang stabil dan tidak mudah longsor. Menentukan kemantapan lereng ( stabil atau tidak stabil) pada area West Wanagon Slope Stability PT. Freeport Indonesia, adalah dengan menganalisis menggunakan metode Stereografi ( program Dips V5.1), Rock Mass Rating (Bieniawski, 1989) dan Slope Mass Rating (Romana, 1985). Hasil penelitian menunjukan bahwa pada lereng dengan level 4165, level 4150, dan level 4090 mempunyai potensi longsoran baji, sedangkan level 4135 mempunyai potensi longsoran bidang. Bobot massa batuan (RMR) pada level 4165 dan level 4150 adalah kelas II (Baik), pada l evel 4135 dan level 4090 adalah kelas III ( batuan sedan g). Bobot massa jenjang (SMR) pada l evel 4165 dan level 4150 memiliki bobot massa jenjang kelas II ( Stabil ) dengan nilai SMR 80, pada l evel 4135 memiliki bobot massa Jenjang kelas II ( Stabil ), dengan nilai SMR 76 dan pada l evel 4090 memiliki bobot massa jenjang kelas II ( Stabil ), dengan nilai SMR 72.