Religiusitas, Koping Religius, dan Kesejahteraan Subjektif (original) (raw)
Related papers
Gambaran Kesejahteraan Subjektif Lansia Yang Aktif Dalam Kegiatan Religius
Psibernetika
There were images that older adults are predominantly senile, unproductive, poor in health, and useless. In fact, there are many older adults who still optimally function, such as on religious activities. Religious activities give positive impact for these older adults life. Having social support from religious community and give sense of meaning and purpose. Older adults can have subjective wellbeing, which can decrease depression risk and health problems. Subjective wellbeing is evaluation about one’s happiness, on emotional, psychological, and social aspect. This research was conducted as an effort to understanding in much deeper and more comprehensive way about subjective wellbeing in older adults who is active in religious activities. There are four subjects that involved in this research. They were 67-77 years old, widowed, and active in religious activities. This research is using interview method, conducted in about one month. Results indicate that all subjects have subject...
Religiusitas dan Kesejahteraan Subjektif pada Pasien Jantung Koroner
Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP), 2018
This research aimed to examine the relationship between religiousity and subjective well being among coronary heart patients in X hospital. It was hypothesized that there is a positive relationship between religiousity and subjective well being. There were 67 coronary heart patients in this research between the ages of 40 and 80 years old. Data analysis using Product Moment correalation technique showed r = 0,417 with p < 0,01 pointing out that there is significant positive correlation between religiousity and subjective well being. That result proved that hypothesis was accepted. Another conclusion of this study is religiousity and subjective well being of coronary heart patients are at the medium category.
Religiusitas, Perilaku Prososial, Dan Kebahagiaan Pada Relawan
2023
* *) Penulis korespondensi Abstrak Relawan merupakan seseorang yang rela mengorbankan dirinya untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan tanpa mengharapkan imbalan. Kebahagiaan dapat dirasakan oleh relawan dengan memiliki sikap religiusitas dan menolong sesama atau disebut juga sebagai perilaku prososial. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah terdapat pengaruh religiusitas dan perilaku prososial terhadap kebahagiaan pada relawan. Sampel partisipan pada penelitian ini adalah 105 orang relawan dalam bidang bencana alam, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan alam yang sudah menjadi relawan minimal selama satu tahun. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner atau angket. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode regresi berganda. Hasil penelitian ini adalah religiusitas dan perilaku prososial mempengaruhi kebahagiaan. Secara keseluruhan dapat diketahui bahwa kebahagiaan dan perilaku prososial partisipan tergolong sangat tinggi, sedangkan religiusitas partisipan tergolong tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku prososial mempengaruhi kebahagiaan lebih besar dibandingkan dengan religiusitas.
Kesejahteran Subjektif Pada Lansia PWRI
2020
Lansia adalah tahapan perkembangan terakhir yang dialami oleh manusia, dimana manusia sudah berada pada titik dewasa akhir. Seperti yang diutarakan oleh Suardiman (2011) bahwa proses menjadi tua adalah proses alami yang di rasakan semua makhluk hidup. Sejalan dengan pendapat tersebut, menurut Nugroho (dalam Sari & Yuslia, 2013) menua merupakan proses alamiah, yang artinya seseorang telah melewati tiga tahap kehidupan yang telah dilalui yaitu anak, dewasa, tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Selain itu untuk menunjang kehidupannya seorang lansia juga membutuhkan kesejahteraan subjektif dalam menjalani hidupnya. Di Indonesia sendiri saat ini telah masuk ke dalam negara berstruktur penduduk tua (ageing population) karena memiliki proporsi lanjut usia sekitar 60 tahun keatas yang besar yaitu kurang lebih 9%. Hal tersebut ditunjukkan dari data Badan Pusat Statistik tahun 2018, bahwa di Indonesi terdapat lansia sebanyak 24,49 juta jiwa yang merupakan 9,27% dari keseluruh penduduk Indonesia. Jumlah tersebut meningkat disbanding tahun sebelumnya yang hanya terdapat 8,97% atau sekitar 23,4 jiwa dan diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. Populasi lansia yang mengalami peningkatan pada dasarnya merupakan dampak positif pada pembangunan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Indonesia brought to you by CORE View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk
Hubungan Religiusitas dengan Subjective Well-Being pada Lansia di Jakarta
2019
This study aimed to look at the relationship between religiosity and subjective well-being (consisting of life satisfaction, positive emotions and negative emotions) in the elderly in Jakarta (N = 73). The measurement of religiosity in this study use an adaptation of the Religiosity Scale (Diduca & Joseph, 2007), while to measure life satisfaction, and the level of positive and negative emotions using The Satisfaction with Life Scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985) and Positive Affect and Negative Affect Scale (Watson, Clark, & Tellegan, 1988). The results showed there was a relationship between life satisfaction and positive emotions with religiosity (r = 0.423, p 0.05). The results also found that as age increases, the relationship between religiosity and subjective well-being strengthens.
Relevansi Religiusitas Dengan Perilaku Konsumsi
Al-Intaj : Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah, 2020
Religiosity in every researchs admitted has related with economic behaviour. Wich related to others or personally. This research discuss about the relevance of religiosity to consumption behaviour, using library research. From this research can be concluded that religiosity will affect consumption behaviour, one of them is consumer behaviour. The more religiosity, then the consumption behaviour applied is the more advantages and the good consumption behaviour.
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2012 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN HARGA DIRI PADA MAHASISWA Telah disetujui Pada Tanggal ____________________ Dosen Pembimbing Utama (Drs. Sumedi P. Nugraha, Ph.D., Psikolog)
Memahami Koping Religius dan Kesejahteraan Psikologis pada Suami dan Istri
UG Jurnal, 2020
Kesejahteraan psikologis pada suami dan istri merupakan hal yang penting karena mampu menghasilkan pernikahan harmonis dan terhindar dari perceraian. Kasus perceraian mengalami peningkatan tiap tahunnya, hal ini mengindikasikan semakin banyaknya pernikahan yang kurang harmonis dan memiliki kesejahteraan psikologis yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji kontribusi koping religus terhadap kesejahteraan psikologis pada suami dan istri serta menguji perbedaan kesejahteraan psikologis antara suami dan istri. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melibatkan 342 partisipan (215 istri dan 127 suami), berusia 21 -70 tahun. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi sederhana dan independent sample test. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat kontribusi koping religius terhadap kesejahteraan psikologis pada istri dan suami, dengan besaran pengaruh 27%. Pada dimensi-dimensi kesejahteraan psikologis, kecuali dimensi otonomi, mampu dipengaruhi oleh koping religius. Selain itu ditemukan bahwa kelompok partisipan istri dan suami memiliki kesejahteraan dalam kategori tinggi, maka diketahui bahwa tidak ada perbedaan kesejahteraan psikologis antara istri dan suami.