Motif dan Kelembagaan Konflik Supporter sepakbola pada AREMANIA (original) (raw)

Seharusnya sepakbola dapat memberikan tontonan yang mengasyikan, memberikan suguhan yang atraktif, menghibur, dan juga bisa memberikan kepuasan bagi para penikmatnya, akan tetapi sepakbola yang ada di Indonesia selama ini lebih cenderung menggambarkan kondisi yang tidak baik, karena berita sepakbola dihiasi dengan persoalan korupsi, dualisme, hingga perkelahian supporter, terkait hal tersebut, seharusnya kita bisa mencermati, kenapa hal tersebut dapat terjadi, khususnya persoalan yang terkait dengan rivalitas sepakbola, ataupun konflik antar supporter, yakni konflik AREMANIA dengan BONEKMANIA. Fenomena kekerasan suporter yang ada di Indonesia, hal ini jika kita pahami dengan asumsi konflik maka akan memiliki bentuk dan pola, sehingga kita dituntut untuk mengetahui dan memahami kondisi tersebut supaya dapat menyelesaikan persolan itu. Kondisi ini perlu dikaji secara kontekstual di mana fakta–fakta tersebut akan dikaji secara kualitatif, menggunakan pendekatan kepustakaan (library Research), hal ini penting mengingat konflik yang sedang terjadi tidak memungkinkan untuk dilakukan suatu penelitian yang sifatnya observasi, maka kami merasa sangat tertarik untuk mengkaji persoalan tersebut secara kritis. Dari hasil analisis kami dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa konflik yang sedang terjadi antara Aremania dan juga Bonekmania, bukan persoalan tentang perihal salah dan benar, akan tetapi bagaimana para supporter memaknai konflik tersebut, sebagai reaksi atas berbagai peristiwa terkait proporsi keadilan, mengingat pada hakikatnya supporter itu menginginkan kompetisi yang berkualitas, prestasi yang membanggakan dari klub sepakbolanya, sehingga perlu pendewasaan terhadap perilaku atau tindak tanduk supporter baik di dalam maupun di luar lapangan, akibat rasa kecintaan, loyalitas, terhadap klub kesayangannya.