Pemetaan dan Penguatan Potensi Wisata Kuliner di Yogyakarta (original) (raw)

Abstrak Pariwisata Indonesia dikenal dengan keindahan alam dan budaya. Baru-baru ini, salah satu tipe khusus dari konsep pariwisata atraksi di Indonesia adalah wisata kuliner. Wisata kuliner merupakan bagian dari wisata minat khusus yang dikembangkan di Indonesia, khususnya di Yogyakarta. Penelitian ini adalahn bagaimana untuk memetakan dan memperkuat potensi wisata kuliner di Yogyakarta yang akan meningkatkan wisatawan untuk datang ke Yogyakarta. Proyek pemetaan daerah adalah sekitar 7 km dari Keraton Yogyakarta. Penguatan potensi wisata kuliner di Yogyakarta telah dilakukan dengan Kano Model untuk mengukur kepuasan pelanggan. Penelitian dilakukan pada 267 lokasi tempat kuliner. Clustering dibagi menjadi 4, berarti pengelompokan dan pengukuran yang dibuat berdasarkan 7 kriteria seperti harga, durasi pelayanan, jenis produk, waktu layanan, jenis layanan dan berbagai produk makanan. Hasil penelitian adalah cluster 1 yang terdiri dari 169 lokasi tempat kuliner, 10 lokasi untuk cluster-2, 60 lokasi untuk cluster-3 dan 28 lokasi untuk cluster 4. Ada 29 pernyataan untuk menentukan tingkat kepuasan layanan pelanggan yang berasal dari 5 dimensi pelayanan. Mereka dapat diandalkan, responsif, nyata, jaminan dan empati. Di sisi lain, penelitian ini juga menambahkan beberapa kriteria di luar dimensi pelayanan terhadap pelanggan hasil kepuasan layanan lengkap. Abstract Indonesian tourism has well known with cultural and natural beauty. Recently, one of the special type of attraction tourism concepts in Indonesia is culinary tourism. Culinary tourism is a part of special interest tourism in which was being developed in Indonesia, especially in Yogyakarta. This research is how to map and strengthen culinary tourism potential in Yogyakarta that will increase tourists to come to Yogyakarta. Area's mapping project is about 7 miles from Yogyakarta Palace. Strengthening of the culinary tourism potential in Yogyakarta has done with Kano Model for measuring customer satisfaction. The research carried out on 267 locations of culinary places. Clustering is divided into 4, means clustering and measuring of that are made based on 7 criteria such as price, service duration, type of product, service time, type of service and range of products of food. The research results are cluster 1 which consists of 169 locations of culinary places, 10 locations for cluster-2, 60 locations for cluster-3 and 28 locations for cluster 4. There are 29 statements to determine the level of customer service satisfaction derived from the 5 dimensions of service. They are reliable, responsiveness, tangible, assurance and Empathy. In the other hand, this study also adds several criteria beyond the dimensions of service to complete customer service satisfaction results. Pendahuluan Pariwisata Indonesia telah terkenal dengan keindahan alam dan budaya. Secara umum, potensi pariwisata dikembangkan berdasarkan pada potensi yang ada disuatu negara baik berupa keindahan alami maupun buatan. Inskeep (1991:77) suatu negara menciptakan pariwisata berasal dari daya tarik wisata yang ada di negaranya dan membaginya menjadi 3 kategori yaitu natural atrractioan, cultural attraction dan special type of attractioan. Jenis dari special type of attraction adalah mengacu pada kedua katogori natural dan cultural attraction, atau biasa dikenal dengan wisata minat khusus. Wisata minat khusus dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang menjadi minat wisatawan seperti wisata olahraga, wisata rohani, wisata kuliner, wisata kesehatan dan lain