" KIT OBA ISOGOA " " Mekanisme Kehidupan Damai Masyarakat Islam Papua melalui Makan Bersama " Oleh: Ahmad Syarif Makatita1 (original) (raw)

SEMANGAT GOTONG ROYONG DARI BADAN USAHA MILIK DESA MENUJU MASAYARAKAT ADIL DAN SEJAHTERA Oleh

Desa sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia telah terbukti menyelamatkan perekonomian Indonesia dari hantaman krisis ekonomi. Pola kehidupan desa yang masih memiliki jiwa pancasila dengan semangat gotong royongnya membuat pondasi yang kuat bagi perekonomian indonesaia. Akan tetapi 56 persen penduduk Indonesia bertempat tinggal di pedesaan dan disisi lain sebagian besar penduduk desa adalah miskin dan terbelakang. Dari sekitar 37 juta rakyat Indonesia yang miskin, 63,58 persen di antaranya adalah orang desa dan 70 persen dari orang desa itu adalah petani.

PROGRAM PENDIDIKAN GIZI UNTUK MEMBANGUN POLA MAKAN SEHAT PADA ANAK USIA DINI : Penelitian Tindakan Kolaboratif di PAUD Kenanga Kota Bandung

2014

Pola makan sehat anak usia dini belum banyak terjadi. Secara kuantitatif, pola makan anak belum dapat memenuhi kebutuhan kalori hariannya begitupula secara kualitatif, jenis makanan yang dikonsumsi anak belum sesuai dengan ketentuan 4 sehat 5 sempurna. Kebiasaan membawa bekal yang tidak sehat dan kebiasaan jajan yang tidak terkendali memperparah kondisi pemenuhan gizi untuk anak. Hal ini perlu mendapat perhatian mengingat anak usia dini termasuk kelompok rawan gizi yaitu kelompok yang berada pada suatu siklus pertumbuhan atau perkembangan sehingga memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari kelompok umur yang lain. Terbangunnya pola makan yang sehat secara kuantitas dan kualitas berguna dalam mendukung pertumbuhan fisik dan perkembangan otak serta mempengaruhi aspek-aspek perkembangan lainnya. Pola makan sehat bagi anak usia dini sangat tergantung dari peran orang tua disekitarnya terutama ibu serta guru. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pola makan sehat anak da...

BUKU AJAR ILMU NUTRISI UNGGAS (ASPEK FITOBIOTIOTIK SEBAGAI FEED ADDITIVE)

Dalam kondisi alamiah, hewan memiliki instinc untuk mencari dan mengkonsumsi tanaman herbal untuk mengobati penyakit. Beberapa ternak seperti kucing, anjing, kucing, dan kuda mencari tanaman obat khusus ketika sedang sakit. Tanaman obat tradisional seperti Ayuverdic, tanaman obat suku Indian, Cina, Barat, atau Afrika secara umum adalah terapi menyeluruh dan memanfaatkan seluruh bagian tanaman meliputi akar, biji, atau daun yang diduga memiliki khasiat yang lebih efektif. Secara tradisional, tanaman herbal atau bagian dari tanaman yang diseleksi mengandung lebih dari satu komponen farmakologis yang aktif. Pengobatan herbal modern lebih bersifat farmakologis, para ilmuan menggunakan komponen aktif tertentu, mengeakstraknya, dan memurnikannya (purified) dan memanfaatkan senyawa aktif tersebut dengan cara mengisolasinya. Perlakuan tersebut bukan merupakan pendekatan yang holistik karena satu komponen aktif dapat menghasilkan aksi yang berbeda dan menimbulkan pengaruh yang berbeda. Ketika seluruh bagian dari tanaman herbal atau bagian dari tanaman (daun, akar, biji) yang dikombinasikan dengan tanaman herbal lainnya akan bekerja sinergis dan harmoni karena menghasilkan pengaruh positif yang berjalan alami. Namun di sisi lain pengobatan modern terus berkembang untuk mengidentifikasi dan mengisolasi komponen aktif yang terkandung pada tanaman herbal. Fitogenik feed additive adalah derivate produk tanaman yang digunakan dalam pakan ternak untuk meningkatkan penampilan produksi ternak. Fitobiotik mulai banyak dikembangkan selama beberapa tahun terakhir, khususnya dikembangkan untuk ternak unggas dan babi. Gerakan penggunaan fitobiotik ini semakin berkembang semenjak negara-negara Eropa menentang penggunaan antibiotic karena menimbulkan efek resisten pada mikroorganisme pathogen. Fitobiotik dapat dimanfaatkan sebagai growth promoters seperti asam organik dan probiotik yang dapat dipopulerkan dalam nutrisi ternak. Fitogenik merupakan kelas baru dalam kelompok feed additive sehingga informasi terkait mekanisme kerja, aksi, dan penerapan teknisnya masih sangat terbatas. Selain itu hal yang menjadikan penggunaan fitobiotik menjadi kompleks adalah keberagamannya yang diakibatkan beberapa faktor yaitu jenis tanaman, prosesing, dan komposisi. Beberapa penelitian meneliti campuran beberapa komponen aktif pada fitobiotik dan bagaimana pengaruhnya terhadap penampilan produksi ternak. Namun sayangnya masih jarang yang meneliti tentang pengaruhnya terhadap fisiologis ternak.

MAHASISWA PAPUA DALAM GENGGAMAN DISKRIMANASI MASYARAKAT IBUKOTA

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, tentu memiliki berbagai macam ras dan suku, budaya, hingga berbagai macam adat istiadat yang berbeda-beda. Hal ini pada dasarnya memiliki dampak yang cukup terhadap masyarakat yang melakukan migrasi antar pulau maupun daerah. Selayaknya anak SMA lain, Demos, anak laki-laki yang berasal dari tanah Papua, berjuang keras untuk bisa masuk dan menjadi mahasiswa program studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Ia berangkat dari Papua ke Jakarta, berharap mendapatkan banyak pengalaman dan pembelajaran dari ibukota negara Indonesia ini. Namun, berbeda dari ekspektasi yang diharapkannya, justru ketika sudah menjadi mahasiswa FISIP UI, ia malah mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari beberapa teman-teman, dan orang-orang lain di kampusnya. Banyak mahasiswa-mahasiswa lain, yang berasal dari ibukota, bertanya mengenai hal-hal yang dirasa cukup menjadi penghinaan bagi Demos, dan mungkin juga bagi mahasiswa dan masyarakat Papua lainnya. Hal ini kemudian menjadi pertanyaan bagi kami sebagai penyusun, apakah masyarakat ibukota masih memandang Papua sebagai wilayah pelosok dan tidak maju, serta bagaimana bentuk diskriminasi secara konkrit yang dialami oleh Demos sebagai mahasiswa yang berasal dari Papua.

Islam, Ruang Publik dan Kerukunan Antar Umat Beragama (Studi Tradisi Ngebag Kolaboratif di Karangjati Wetan)

Jurnal Sosiologi Agama

This article explores how the intersection of religion,religiosity and public segment is more likely manifest in oureveryday life. The background of terror and conflicts occurredin the grass roots enacted the social agents to create a moredemocratic space that is accessible to people, as JurgenHabermas stated, with diverse setting of religion, ethnicity,social class, education, tribes and other socio-cultural markers.In a sociology-anthropological view, queries include the aspectsof religious tolerance in Islam for diverse faiths, the significanceof public sphere related to socio-religious entity and thecontribution of Ngebag tradition for the model of harmony forinter-religious encounter in Indonesia. The study shows thatthe creativity of Ngebag tradition served as the arena amongthe members of sub-urban community in Karangjati Wetan interms of the actualization of Islamic values. At the same time,the participation of Karangjati people within the traditionaccentuated the open acces...

PERANCANGAN KAMPANYE SOSIAL PENGOLAHAN SAMPAH MAKANAN MENJADI KOMPOS MELALUI WHITEBOARD ANIMATION

Laporan Karya Tugas Akhir Pascasarjana, 2019

Sebagian besar penelitian tentang kampanye sampah makanan berkonsentrasi pada remaja akhir dan dewasa. Sedikit penelitian yang mempertimbangkan kepada audiens anak-anak, khususnya anak sekolah dasar. Dengan demikian, penelitian ini tentang kampanye sampah makanan menjadi kompos menggunakan media whiteboard animation untuk anak-anak sekolah dasar. Penelitian ini mengidentifikasi tentang bagaimana media yang sesuai dengan audiens khususnya anak-anak yang dapat mempengaruhi orang tua. Menggunakan kerangka 5W1H, SWOT, AISAS tentang bagaimana dapat menjangkau audiens. Penelitian ini menjelaskan pesan kampanye sampah makanan menjadi kompos dan bagaimana mempromosikan kesadaran tentang sampah makanan menjadi kompos. Penelitian ini menyimpulkan dengan menegaskan bahwa kampanye adalah sebuah penggerak kekuatan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat.

Jurnal Karya Tulis Ilmiah ABSTRAK GAMBARAN SOSIAL BUDAYA DENGAN POLA MAKAN IBU MENYUSUI DI KEMUKIMAN JANGKA BUYA KECAMATAN JANGKA BUYA KABUPATEN PIDIE JAYA TAHUN 2013

vi + 40 halaman : 6 tabel + 1 gambar + 9 lampiran Latar Belakang: Berdasarkan observasi pada ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya dengan menjumpai sebanyak 15 orang ibu menyusui untuk diwawancarai tentang pengetahuan pola makan ibu menyusui, yang merupakan asupan kebutuhan gizi ibu menyusui, peneliti mendapatkan informasi bahwa sebanyak 24 responden mengatakan bahwa pola makan masih belum teratur dan asupan gizi mengikuti pola makan biasa dengan mengkonsumsi makanan yang seadanya untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari dan pola makan ibu menyusui secara baik menurut kesehatan masih kurang. Hal ini disebabkan ibu menyusui dijumpai masih terlalu banyak pantangan makanan yang disebabkan oleh pengaruh faktor sosial budaya masyarakat setempat yang sangat ketat dalam hal pantangan makanan ketika sedang menyusui Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui gambaran sosial budaya terhadap pola makan ibu menyusui ditinjau berdasarkan pengetahuan, sosial budaya dan status gizi. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian survey deskriptif dengan pendekatan crossectional, yaitu untuk mengetahui gambaran sosial budaya dengan pola makan ibu menyusui di Kemukiman Jangka Buya Kecamatan Jangka Buya Kabupaten Pidie Jaya Tahun 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 55 orang, dan yang menjadi sampel adalah total sampling. Cara pengumpulan data dengan cara membagikan kuesioner. Hasil Penelitian : Hasil penelitian pada tanggal 24 sampai 27 Agustus 2013 menunjukkan bahwa mayoritas pola makan ibu menyusui berada pada kategori kurang, yaitu sebanyak 31 responden (56,4%), berdasarkan pengetahuan berada pada kategori rendah, yaitu sebanyak 36 responden (65,5%). Berdasarkan sosial budaya mayoritas pada kategori negative, yaitu sebanyak 34 responden (61,8%), berdasarkan status gizi mayoritas pada kategori gizi kurang, yaitu sebanyak 28 responden (50,9%). Kesimpulan: Dari 55 responden diperoleh hasil bahwa pola makan ibu menyusui berada pada kategori kurang. Diharapkan kepada ibu menyusui untuk dapat memenuhi pola makannya, sehingga nutrisinya terpenuhi, dan turut mempertimbangkan unsur budaya yang berkembang di masyarakat, bahwa ibu menyusui harus banyak pantangan, terutama makanan-makanan yang mempengaruhi kualitas ASInya dan pada akhirnya turut memberikan pengaruh kepada fisik bayinya.