Pendidikan Karakter (original) (raw)
Related papers
Istilah karakter dipakai secara khusus dalam konteks pendidikan baru muncul pada akhir abad ke-18, dan untuk pertama kalinya dicetuskan oleh pedagog Jerman F.W. Foerster. Terminologi ini mengacu pada sebuah pendekatan idealis spiritual dalam pendidikan yang jug adikenal dengan normatif. Yang menjadi prioritas adalah nilai-nilai transeden yang dipercaya sebagai penggerak sejarah, baik bagi individu maupun bagi sebuah perubahan sosial. Namun, sebenarnya pendidikan karakter telah lama menjadi bagian inti sejarah pendidikan itu sendiri. Lahirnya pendidikan bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan kembali padagogi ideal spiritual yang sempat hilang diterjang gelombang positivisme yang dipelopori oleh filsuf Prancis Auguste comte. Forester menolak gagasan yang meredusir pengalaman manusia pada sekadar bentuk murni hidup ilmiah. Gagasan pembangunan bangsa unggul sebenarnya telah ada sejak kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Presiden soekarno menyatakan perlunya nation and character building sebagai bagian integral dari pembangunan bangsa. Beliau menyadari bahwa karakter suatu bangsa yang kuat berperan besar dalam mencapai tingkat keberhasilan dan kemajuan bangsa. Namun sungguh memprihatinkan kondisi bangsa dan Negara pada era globalisasi ini. Nilai-nilai luhur yang tinggi yang bermuatan etika atau akhlak atau budi pekerti yang diwariskan oleh nenek moyang hancur begitu saja ketika disiram oleh global dan dibawa pula oleh arus global yang amat laju. Nilai-nilai luhur yang diwariskan melalui budaya, dituangkan dalam sisa-sisa pancasila dan penjabarannya yang dijiwai oleh nilai-nilai luhur agama tampaknya kurang memberi bekas dalam kepribadian anak bangsa. Pentingnya pembangunan karakter/budi pekerti bangsa telah disadari oleh pemerintah. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dan instruksi presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang Pencepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 merupakan dasar Hukum yang penting bahwa pemerintah sangat serius untuk membangun karakter/budi pekerti bangsa. Pemerintah sekarang bertekad membangunkan karakter/budi pekerti bangsa sebagai salah satu fokus utama pembangunan nasional.
2021
Karya sastra cerpen dalam penelitian ini dibangun atas unsur-unsur intrinsik yang membentuk suatu struktur sastra yang memiiki keunikannya tersendiri. Cerpen dalam penelitian ini memiliki kandungan pendidikan karakter yang cukup lengkap untuk membangun manusia yang berbudi pekerti luhur. Karya sastra (cerpen) menyuguhkan metode-metode pendidikan karakter melalui berbagai bentuk dan ragam cerita. Dalam cerpen ini, karya sastra melakukan tugasnya sebagai pendidik. Cerpen ini mendidik para pembacanya untuk melihat berbagai kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan dengan memaparkan rentetan hukum-hukum yang bekerja dalam kehidupan secara pasti.
Pendidikan Karakter Di Sekolah
Pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik.
Dasar dan prinsip pendidikan Kristen dalam diri anak berbasis Alkitab. Ada 4 pilar pendidikan Kristen yang menjadi fondasi untuk pembentukan iman dan karakter dalam diri anak. Dg menerapkan pendidikan dalam diri anak sesuai prinsip alkitab ini, akan membentuk pola pikir dan gaya hidup Kristen dalam diri anak yang akan direfleksikan pula dalam karakter yang meneladani Tuhan Yesus Kristus
Persoalan mengenai budaya dan karakter bangsa kini menjdi sorotan utama masyarakat. Betapa tidak? Persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan, perkelahian massa, kehidupan ekonomi yang konsumtif, mafia hukum, dan sebagainya seolah hadir tiada henti. Bahkan hal itu pun menjadi topik pembahasan hangat di media massa, seminar, dan di berbagai kesempatan. Setidaknya gambaran mengenai permaslahan tersebut menggelitik kita untuk bertanya kembali. Adaka yang salah dengan karakter bngsa ini?
Pentingnya Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, tetapi membantu anak-anak merasakan nilai-nilai yang baik, mau dan mampu melakukannya. Pembentukan karakter pribadi anak (character building) sebaiknya dimulai dalam keluarga karena interaksi pertama anak terjadi dalam lingkungan keluarga. Pendidikan karakter sebaiknya di terapkan sejak anak usia dini karena pada usia dini karena sangat menentukan kemampuan anak dalam mengembangkan potensinya. Pendidikan karakter pada anak usia dini dapat mengantarkan anak pada matang dalam mengolah emosi. Kecerdasan emosi adalah bekal penting dalam mempersiapkan anak usia dini dalam menyongsong masa depan yang penuh dengan tantangan, baik secara akademis maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan Karakter dalam Islam
Yusuf Khoirul Arifin, 2024
Pentingnya pendidikan karakter dalam ilmu pendidikan Islam menjadi sangat signifikan, terutama dalam menghadapi perubahan dinamika kontemporer dan tantangan globalisasi.