PENTINGNYA KEPEMIMPINAN DAN KEMAMPUAN MANAJERIAL UNTUK PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN (original) (raw)

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN

Insan Cendekia Mandiri, 2021

Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap warga negara dalam rangka menjalani kehidupan yang lebih baik. Dengan adanya pendidikan diharapkan dapat membentuk manusia yang berkualitas, mandiri dan tentunya berguna bagi kemajuan bangsa dan negara (Febrian & Zulmuqim:2019). Perkembangan pendidikan Indonesia saat ini yang masih jauh dibawah negara-negara lainnya di dunia menjadi perhatian yang cukup tinggi dari pemerintah agar bisa mengejar ketertinggalan tersebut dengan berbagai perubahan dalam manajemen sekolah yang bermutu. Peningkatan mutu pendidikan dapat terjadi jika fungsi-fungsi manajemen dilaksanakan oleh kepemimpinan yang tepat. Kepemimpinan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting untuk mencapai tujuan sekolah. Kepemimpinan menurut Tannenbaum, Wesler dan Massarik dalam Wahjosumidjo dalam Gunawan (2017) adalah kemampuan seseorang dalam mempengaruhi orang lain dengan sengaja dalam suatu situasi melalui proses komunikasi, untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan tertentu. Kepala madrasah sebagai pemimpin harus memiliki kemampuan manajerial untuk mengolah berbagai perangkat sehingga tercapai tujuan pendidikan di tempatnya (Asmendri:2014). Pemimpin mempunyai peran yang sangat besar dalam pencapaian tujuan sekolah. Pimpinan pendidikan merupakan penggerak organisasi yang mempengaruhi kinerja anggotanya, yaitu para guru dan staf pegawai lainnya agar bekerja lebih maksimal, menampilkan etos kerja tinggi, dan secara sukarela bekerjasama dengan anggota lainnya untuk mewujudkan standar mutu yang diharapkan oleh konsumen pendidikan (orang tua, masyarakat, lembaga pendidikan yang lebih tinggi, pemerintah, dan dunia kerja). Sondang P. Siagian dalam Saidah (2018) mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut: 1) Pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan; 2) pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi; 3) pemimpin sebagai komunikator yang efektif; 4) pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik; dan 5) pemimpin sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan pemimpin yang dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut. Dalam upaya mewujudkan pendidikan yang bermutu di sekolah dibutuhkan kepala sekolah yang menjalankan fungsi-fungsi tersebut dengan optimal.

KEPEMIMPINAN DAN KONTEKS PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Abstrak Pada prinsip pengelolaannya, baik sekolah maupun perguruan tinggi sama-sama membutuhkan penjaminan mutu sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalannya. Lembaga pendidikan yang bermutu dapat terwujud apabila didukung oleh pemimpin yang paham tentang manajemen karena salah satu aspek terpenting mempengaruhi kualitas pendidikan adalah kepemimpinan dan manajemen mutu. Kepemimpinan itu adalah suatu proses mempengaruhi kegiatan seseorang atau kelompok dalam situasi tertentu untuk tujuan bersama. Artinya terjadi proses interaksi antara pemimpin, yang dipimpin, dan situasi. Kepemimpinan seyogianya melekat pada diri pemimpin dalam wujud kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability) guna mewujudkan kepemimpinan bermutu atau Total Quality Management (TQM). Secara umum dapat dinyatakan bahwa kunci mutu pendidikan nasional terletak pada mutu pendidikan (sekolah) dan kunci mutu sekolah terletak pada mutu kegiatan belajar mengajar di kelas. Mutu kegiatan belajar mengajar pada akhirnya diukur dari mutu hasil belajar yang dicapai siswa. Peningkatan kualitas belajar siswa merupakan sebuah upaya kolektif dan tanggung jawab bersama dari semua komponen yang ada di sekolah dimana dalam pencapaiannya diperlukan kemampuan, kemauan, dan komitmen yang tinggi. Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah memiliki tanggung jawab yang tinggi dan penuh, secara langsung dalam membangun komitmen dan bekerja sama dengan semua komponen-komponen di sekolah dalam upaya pengembangan mutu pendidikan tersebut. Kepala Sekolah sebagai pemimpin mempunyai potensi menciptakan visi dan menterjemahkannya kedalam kenyataan serta berperan sebagai kekuatan sentral dalam menggerakkan kehidupan sekolah, juga memahami tugas dan fungsi dalam mengembangkan mutu pendidikan. Upaya untuk mewujudkan kepala sekolah yang handal dan berkualitas, seyogyanya dapat dilakukan pengelolaan tenaga kependidikan dengan penerapan prinsip – prinsip manajemen sumber daya manusia (Human Resource Management), dengan harapan akan dapat meningkatkan mutu pendidikan. Kata kunci : Kepemimpinan, Mutu Pendidikan, Kepala Sekolah. A. Pendahuluan Pendidikan adalah lembaga yang bergerak dalam bidang noble industry (industry mulia) yang mengemban misi ganda, yaitu setengah profit dan sosial. Dikatakan profit, karena tanpa modal dan dukungan finansial yang cukup, pendidikan juga tidak dapat berlangsung secara baik. Namun bukan untuk mengambil keuntungan seperti tujuan suatu perusahaan. Pada prinsip pengelolaannya, baik sekolah maupun perguruan tinggi sama-sama membutuhkan penjaminan mutu sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan atau kegagalannya. Sebab tanpa adanya penjaminan mutu, lembaga pendidikan sulit melihat sejauhmana ketercapaian kualitas atau daya saing yang dimiliki. Lembaga pendidikan yang bermutu dapat terwujud apabila didukung oleh pemimpin yang paham tentang manajemen karena salah satu aspek terpenting mempengaruhi kualitas

URGENSI MANAJEMEN PEMBIAYAAN DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MADRASAH

Abstrak: Persoalan ini dilatarbelakangi oleh kesiapan madrasah dalam meningkatkan mutu pendidikan melalui manajemen berbasis madrasah yang tampaknya patut dipertanyakan. Salah satu yang menjadi indikasi lemahnya mutu pendidikan di madrasah ialah masalah komponen manajemen pembiayaan. Madrasah membutuhkan manajemen pembiayaan karena madrasah pada umumnya dibangun dan dikelola secara swadaya. Dalam rangka upaya meningkatkan mutu pendidikannya madrasah hendaknya memenuhi standar manajemen pembiayaan minimal. Pembiayaan yang dimaksud adalah terdiri atas biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal. Ada tiga hal yang perlu dilakukan madrasah dalam manajemen pembiayaan tersebut, yakni: perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban. Kata kunci: Manajemen, pembiayaan¸mutu pendidikan madrasah Abstract: This issue is motivated by the readiness of madrasah in improving the quality of education through madrasah-based management that seems questionable. One of the indications of weakness in the quality of education in madrasah is the problem of financing management component. Madrasah requires financing management because it is generally built and managed independently. In order to improve the quality of madrasah education, it should meet a minimum standard of financial management. The financing means investment costs, operational costs and personal costs. There are three things that need to be done by madrasah in the management of the financing including planning, implementing, evaluating and accountability.

UPAYA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI MI MIFTAHUL FALAH KOTA KEDIRI

Kemajuan suatu sekolah dengan sekolah lain tidaklah sama. Ada sekolah yang memiliki segudang prestasi dan ada pula yang sangat miskin dengan prestasi, ada sekolah yang sudah memiliki fasilitas yang lengkap dan ada pula yang memiliki sarana dan prasarana yang tidak layak untuk digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar, ada sekolah yang mempunyai manajemen sekolah yang baik dan ada pula sekolah yang memiliki manajemen yang kurang baik. Semua perbedaan itu terdapat banyak faktor yang melatar belakanginya. Faktor yang dapat melatar belakangi antara lain yaitu: faktor tempat berdirinya sekolah, antara sekolah yang berada di pedesaan atau di perkotaan dan di daerah pedalaman pasti akan berbeda baik sarana prasarana, sumber daya manusia, ataupun manajemen yang ada di suatu sekolah. Selain itu, faktor yang cukup berpengaruh adalah faktor kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah dapat menentukan keberhasilan maupun kualitas pendidikan di sebuah sekolah. Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang dilakukan di sekolah. Sekarang ini, banyak kepala sekolah yang kurang berkompeten dalam melakukan manajemen sekolahnya. Misalnya kurang tegasnya kepala sekolah dalam melakukan pengambilan keputusan dalam menanggapi suatu masalah yang ada di sekolah dan kurang kreatifnya kepala sekolah dalam memberikan pembaharuan di sekolah yang dikelola. Sementara dunia pendidikan menuntut adanya pembaharuan dan perbaikan dalam kualitas pendidikan. Faktor kepala sekolah cukup menjadi penentu dalam meningkatkan kualitas tersebut, karena kepala sekolah adalah jabatan tertinggi dalam suatu sekolah yang berhak mengambil keputusan dan menampung berbagai pendapat dalam melakukan terobosan pendidikan.

MANAJEMEN ADMINISTRASI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU SEKOLAH

Manajemen sekolah dapat diartikan sebagai suatu pengelolaan yang bertujuan untuk mengurus semua proses administrasi di dalam sekolah sebagai suatu organisasi yang utuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk megetahui manajemen administrasi sebagai peningkatan mutu sekolah dengan meliputi (1) perencanaan program sekolah (2) pelaksanaan program sekolah (3) hambatan yang dihadapinya. Metode penelitian ini bersifat kualitatif dengan pendekatan studi pustaka yaitu eksplorasi penelitian terhadap sejumlah data baik itu primer maupun sekunder dengan langkah konkrit sebagai berikut setelah membaca serta menelaah data primer seperti buku, artikel atau jurnal, dan makalah yang merupakan hasil penelitian disertasi yang terkait dengan manajemen administrasi sekolah. Dalam meningkatkan mutu sekolah, kepala sekolah dapat menciptakan program-program yang dapat mencapai tujuan sekolah yang ingin dicapai, berupa program peningkatan pembelajaran dan program peningkatan kualitas pendidik dan peserta didik.

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN

Globalisasi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan modern semakin nyata pengaruhnya dalam mewujudkan pasar dan persaingan bebas terbuka. Dalam keadaan seperti ini, semua lembaga kususnya pendidikan dituntut untuk mampu menciptakan efisiensi, mengutamakan mutu, kepuasan konsumen dan memanfaatkan peluang dengan cepat agar dapat bersaing dan bertahan. Adanya persaingan merupakan unsur yang tidak bisa ditawar lagi. Suatu organisasi atau lembaga dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas dengan cara membangun suatu sistem peningkatan kualitas dan menentkan standar (TQM) Total Quality management atau disebut dengan menejemen peningkatan mutu, dan salah satu lembaga standarisasi dalam dunia industri diantaranya adalah ISO (International Organization for Standardization). Dalam bidang pendidikan menejemen peningkatan mutu dapat didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip dan tehnik yang menekankan pada peningkatan mutu dengan bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara terus menerus dan berkesinamungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan lembaganya untuk memenuhi tuntuan kebutuhan peserta didik dan masyarakat dan mampu bersaing ditengah-tengah kemajuan globalisasi serta mampu bertahan dengan memproduk peserta didik berkualitas dan terpenuhinya kepuasan user atau stake holder. Melihat betapa pentingnya menejemen peningkatan mutu, untuk suatu lembaga pendidikan, kususnya lembaga pendidikan Islam di zaman globalisasi seperti ini agar tetap terlihat tajinya dan bahkan semakin tinggi dimasa-masa yang akan datang, penulis tergugah untuk mengetahui bagaimana, strategi pembaharuan dari menejemen peningkatan mutu ini, agar kita benar-benar dalam mengimplementasikannya tujuan ideal sebuah lembaga pendidikan tercapai dan memuaskan pelangggan, yang tentunya masalah ini akan penulis kupas dalam bab selanjutnya.

MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Mutu pendidikan mengandung makna yang berlainan. Namun, perlu ada suatu pengertian yang operasional sebagi suatu pedoman dalam pengelolaan pendidikan untuk sampai pada pengertian mutu pendidikan, kita lihat terlebih dahulu pengertian mutu pendidikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Mutu adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf atau derajad (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya).[13] Menurut Oemar Hamalik, Pengertian mutu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu segi normatif dan segi deskriptif. Dalam artian normatif, mutu ditentukan berdasarkan pertimbangan (kriteria) intrinsik dan ekstrinsik. Berdasarkan kritria intrisik, mutu pendidikan merupakan produk pendidikan yakni manusia yang terdidik sesuai dengan standar ideal. Berdasarkan kriteria ekstrinsik, pendidikan merupakan instrumen untuk mendidik, tenaga kerja yang terlatih. Dalam artian deskriptif, mutu ditentukan berdasarkan keadaan hasil tes prestasi belajar.[14] Korelasi mutu dengan pendidikan, sebagaimana pengertian yang dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad, .Mutu pendidikan adalah kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional an efisien tehadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut menurut norma/ standar yang berlaku.[15] Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bicara pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan.