HERMENEUTIKA DAN LINGUISTIK PERSPEKTIF METODE TAFSIR SASTRA ÂMÎN AL-KHÛLI (original) (raw)

HERMENEUTIKA SEBAGAI METODA INTERPRETASI TEKS AL-QUR'AN

Hermeneutics is part of the study of philosophy that aims to understand and interpret texts (including religious texts) elusive becomes easy, and explain the meaning of the text as objectively as possible. In the process of understanding and interpretation of the text, will always appear the assumption that there are three entities involved, namely the world author, the world of the text, and world readers. If any of the three subjects that far from each other, either because of time, place and culture, the text becomes a thing alien to readers. In such circumstances, the text easily misunderstood. For this reason, the theory of text interpretation, which is commonly known as hermeneutics, is indispensable. Areas of arable hermeneutics is covering text, context and contextual.

METODOLOGI TAFSIR KONTEKSTUAL AL-AZHAR KARYA BUYA HAMKA

This paper discusses one of the books of Indonesia Tafseer, namely Tafseer Al-Azhar by Hamka. This writing uses descriptive-analytical methods with historical-hermeneutical approach. Some important points to be disclosed about the Tafser Al-Azhar include: the first, Tafsir Al-Azhar methods and steps of compilation Tafser Al-Azhar is tahlili-mushafi with colors and indonesian shades very thick or better known as the term adabijtima'i. Second, Hamka is very keen to invite Muslims in voicing contextual interpretation, an interpretation that is in harmony with the circumstances and the development of the times. This is a reality, Hamka has actually applied hermeneutic effort in his work. Because after all, the concept of hermeneutics-in a narrow sense-is an attempt to recite the Qur'an which not only provides a textual meaning of a verse but provides a reproduction of a verse to the state (reality) in which the Qur'an is interpreted. With this method invites to a more contextual-universal understanding of the Qur'an.

SEJARAH METODOLOGI TAFSIR AL QUR'AN DAN AL HADITS

Abstrak Metodologi adalah ilmu cara yang digunakan untuk mempeloreh kebenaran menggunakan penulusuran dengan tatacara tertentu dalam menenukan kebenaran tergantung dari realitas yang sedang di kaji. Sejarah metodologi penafsiran al quran dan hadis di masa sekrang sangat lah sulit kaji bagi mahasiswa karna lemahnya mahasiswa sekrang dalam sejrah yang mana kebanyakan malas membuka sejarah. era modern ini menyeababkan terjadi kemunduran yang sangat jauh sekali dan pasti suatu saat nanti mudah bagi kaum non islam menyesatkan kaum islam itu sendiri.Ilmu tafsir bisa mendorong kita untuk mengetahui ilmu-ilmu Al Qur'an dan Hadits sedikit mendalam, serta mendorong kita untuk mengetahui hal-hal yang menunjang pemahaman Al Qur'an dan Hadits yang mulia ini, berupa usaha maksimal, kesungguhan yang optimal pembahasan mendalam. Kesemuanya itu harus dicurahkan dalam rangka studi al-Qur'an yang mulia .dari pembahasan diatas bahwa mempelajari ilmu tafsir sangat lah penting mempelajari ilmu tafsir kita tidak salah untuk memaknai alquran dan hadis. Kata kunci : metodologi,tafsif Al Quran dan Hadist. Abstrak Methodology is a science of the means used to obtain the truth using search with certain procedures in menenukan truth depends on the reality that is being examined. History of interpretation methodologies al quran and hadith in the present so is difficult to assess for the students because of weak students histin which most of the lazy opening history. This modern era menyeababkan setbacks were very far away and surely someday be easy for the non-Islamic mislead the Islam it self. Exegesis can encourage us to know the sciences of the Qur'an and hadits little depth, and encourages us to know the things that support the understanding of the Qur'an and hadits and noble cause, in the form of maximum effort, seriousness optimal discussion deep. All of them must be expended in order to study the Qur'an are noble .of the above discussion that the study of exegesis so is important to learn the science of interpretation we are not wrong to interpret the Quran and Hadith. Keywords: methodology tafsir and Al Quran and Hadith.

SEJARAH METODOLOGI TAFSIR AL QUR'AN DAN AL HADIS

Abstrak Pada kajian ini menjelaskan tentang sejarah metodologi penafsiran Al Qur " an dan hadis pada masa klasik, moderen, dan kontemporer hingga pada saat ini. Dimana Metodologi merupakan seperangkat cara yang digunakan mufassir untuk mengungkapkan atau memahami Al Qur " an. Al Qur " an sebagai kitab petunjuk bagi manusia tidak bisa dipahami secara langsung tanpa melalui kaidah-kaidah penafsiran yang berlaku. Metode yang digunakan para ulama klasik pada saat itu ialah dengan perkataan atau qaul sahabat. Karena dengan perkataan sahabat atau orang yang bertemu dengan nabi pasti kaidah penafsirannya tidak banyak menyimpang. Kemudian para ulama moderen saat ini juga menggunakan metode moderen-kontemporer utuk mengetahui makna dari kandungan ayat-ayat Allah yang digunakan untuk pedoman umat islam baik tentang hukum, keyakinan, dan ajaran-ajaran yang dianjurkan oleh syariat islam dan ketentuan-ketentuan yang telah di tetapkan. Agar tidak terjadi perbedaan dan pemahaman dalam sebuah ayat. Rasulullah Saw merupakan seoarang ahli tafsir yang pertama kali pada masa sahabat,kemudian Sesudah generasi para sahabat lalu pada saat ini di teruskan oleh generasi tabiin yang belajar islam kepada sahabat-sahabat dari wilayah sendiri ataupun diwilayah yang lain. Ada tiga kota yang utama dalam proses pendidikan Al Qur " an yang masing-masing kota melahirkan madrasah atau madzhab sendiri yaitu di antaranya adalah, kota mekkah, Madinah, dan irak. Dan Seiring dengan perkembangan zaman telah banyak penafsiran ayat-ayat Al Qur " an yang terus berkembang dan pada saat ini. Untuk itu kita harus mengetahui penafsiran-penafsiran dari masa klasik hingga moderen-kontemporer dan dari masa sahabat hingga generasi tabiin. Kata Kunci: Tafsir Al Qur'an dan Al Hadis(klasik, moderen dan kontenporer) Abstract In this study describes the history methodology of interpretation of Qur'an and Hadith in the classical period, modern, and contemporary until today. Where methodology is a set of ways in which commentators to express or understand the Qur'an. Qur'an as a book of guidance for mankind can not be understood directly without going through the rules of interpretation applicable. The method used by the classical scholars at the time is in word or qaul friend. Because the words of friends or people who met with the rules of interpretation prophet certainly not much distorted. Then the scholars of modern today using modern-contemporary weeks to know the meaning of the content of the verses of Allah used to guide the Muslims good about the law, beliefs, and teachings advocated by the Islamic Shari'a and the provisions that have been set , To avoid differences and understanding in a paragraph. Prophet is seoarang Commentators first time during companions, then After the Companions generation ago today forwarded by generations of successors who studied Islam to the companions of his own territory or region to another. There are three major cities in the educational process Quran that each city gave birth to the madrasas or schools themselves which of them is, the city of Mecca, Medina, and Iraq. Along with the times and

METODOLOGI AL-SHAUKANI DALAM PENTAFSIRAN AL-QUR'AN ANALISIS TERHADAP TAFSIR FATHAL-QADIR

Tafsir Fath al-Qadir merupakan karya monumental daripada Imam Muhammad bin Ali al-Shaukani yang muktabar di kalangan para ahli tafsir. Tafsir Fath al-Qadir adalah salah satu tafsir yag lahir dari kalangan penganut syi'ah zaidiyah. Dalam kajian ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan analisis deskriptif yang menganilisis kepada beberapa literatur, kitab-kitab maupun buku-buku untuk selanjutnya mengumpulkan semua data yang diperoleh lalu membuat perincian sebagaimana tertera pada bab-bab selanjutnya. Objek utama penilitian ini adalah kitab Tafsir Fath al-Qadir karangan Muhammad "Ali al-Shaukani. Adapun sumber penulisan yang digunakan di antaranya sumber utama (primary) dan sumber tambahan (sekundary). Sumber utama adalah kitab Tafsir Fath al-Qadir karangan Muhammad Ali al-Shaukani sendiri, sedangkan sumber tambahan di antaranya kitab Tafsir wa al mufassirun karangan Muhammad Husein al-Zahabi, The Biography of al-Shaukani karangan Salahuddin "Ali abd al-Maujud, Metodelogi Tafsir karya mani"Abdul Halim Mahmud. Tujuan penelitian ini adalah untuk mensenaraikan penjelasan tentang metode penulisan Tafsir fath al-Qadir, terkait sumber tafsir, manhaj tafsir juga kecenderungan dalam penafsiran. Juga untuk mengupas dan mengungkapkan beberapa kelebihan serta kekurangan Tafsir Fath al-Qadir. Hasil penelitian ini adalah untuk membuktikan bahawa Tafsir Fath al-Qadir merupakan salah satu tafsir kategori mazmum. Kesimpulannya, Tafsir Fath al-Qadir merupakan salah satu khazanah Islam dalam bidang al-Quran yang agung serta digalakkan untuk terus dipelajari karena sangat luas ilmu juga wawasan yang dapat dipetik darinya.

HERMENEUTIKA TEKS: SEBUAH WACANA DALAM METODE TAFSIR ALQURAN?

Hermeneutics is a new phenomenon in the study of the Koran. There are still the pros and the cons among the flow and the groups in Islamic societies in accordabce with thw use of this method of interpretation. The pros group tends to claim that the existence of hermeneutic interpretation of feminism in the study of the Koran is a necessity. This is based on the statement that al-Qur’ān ṣāliḥ li kulli zamān wa makān. In the mean time, the couns group tends to state that hermeneutics is not proper to employ study or to interpret the verses of the Koran. The reason is that the method is not part of a system of Islamic scholarship, but rather a method of biblical interpretation. This paper presents a discourse on the re-orientation of the interpretation of the Koran that involves existential through the interpretating actions relevant to the socio-cultural character of the community.

HERMENEUTIKA AL-QUR’AN PERSPEKTIF MULLĀ ṢADRĀ

This article tries to explain Al-Quran Hermeneutics (takwil) in the perspective of Mullā Ṣadrā. The core issue discussed in this article is the presentation of three theories that form the basic foundation of Al-Qur'an hermeneutics (takwil) in the Mullā Ṣadrā’s perspective: first, the level of meaning of the Qur'an; second, his view of clear (muḥkām) and vague (mutashābihāt) verses; third, his belief in the harmony between reason and revelation. Another interesting discussion that readers will find when reading this article is an explanation of the unique characteristics of Mullā Ṣadrā's interpretation, as well as Mullā Ṣadra's criticism and moderate attitude towards the various classifications of exegetical methodologies used by the commentators. Meanwhile, in the process of applying the interpretation, he invites us to explore the esoteric meaning (bāṭin) as deeply as possible, without leaving the exoteric meaning (ẓāhir).

METODE-METODE PENAFSIRAN AL-QUR AN (TAHLILY,IJMALI, MUQARRAN, DAN MAUDUW'I)

Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Laksana samudera yang keajaiban dan keunikannya tidak pernah sirna di telan masa, sehingga lahirlah bermacam-macam tafsir dengan metode yang beraneka ragam. Para ulama telah menulis dan mempersembahkan karya-karya mereka dibidang tafsir ini, dan menjelaskan metode-metode yang digunakan oleh masing-masing tokoh penafsir, metode-metode yang dimaksud adalah metode tahliliy, ijmali, muqaran, dan maudhui. 1 Metode-metode tersebut merupakan sebuah media yang harus ditempuh jika ingin ketujuan instruksional dari suatu penafsiran. Tujuan itu disebut corak penafsiran. Itu berarti, dengan bentuk apapun penafsiran itu dilakukan, Masur atau Rayi, niscaya tak akan pernah sampai ke suatu corak penafsiran tanpa memakai salah satu dari empat metode penafsiran tersebut. Untuk dapat menggunakan suatu metode tafsir, seseorang dituntut secara mutlak menguasai ilmu metode tersebut. Dengan demikian, metode penafsiran menduduki sisi yang sangat penting di dalam tatanan ilmu tafsir karena tak mungkin sampai kepada tujuan tanpa menempuh jalan menuju kesana. Melihat peran metode-metode penafsiran sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh para mufassir. Maka, melalui pengertian, contoh, dan kekurangan beserta kelebihan dari masing-masing metode akan dipaparkan dalam tulisan ini nantinya. Dengan demikian, tulisan ini nantinya diharapkan akan membantu menambah pengetahuan yang berkaitan dengan empat metode tersebut. B. PENGERTIAN METODE TAFSIR Kata metode berasal dari bahasa yunani methodos yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa Inggris kata ini ditulis method dan bahasa Arab menterjemahkannya dengan thariqat" dan manhaj. Sedangkan dalam pemakaian bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti: "cara yang teratur dan berpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya); cara kerja yang 1 Nashruddin Baidan, "Metodologi Penafsiran al-Qur'an" (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), hlm.3. 1 bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. 2 Kata tafsir berasal dari bahasa Arab, yaitu fassaara yufassiru tafsiran yang berarti penjelasan, pemahaman, dan perincian. Selain itu tafsir dapat pula berarti al idhah wa al tabiyin, yaitu penjelasan dan keterangan. Menurut Imam Al-Zarqhoni mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang membahas kandungan Al-Quran baik dari segi pemahaman makna atau arti sesuai yang dikehendaki Allah SWT menurut kadar kesanggupan manusia. Selanjutnya Abu Hayan, sebagaimana dikutip Al-Sayuthi, mengatakan bahwa tafsir adalah ilmu yang didalamnya terdapat pembahasan mengenai cara mengucapkan lafal-lafal Al-Quran disertai makna serta hukum-hukum yang terkandung didalamnya. 3 Jadi yang dimaksud metode tafsir Al-Quran adalah suatu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Alla SWT didalam ayat-ayat Al-Quran. Sedangkan metodologi tafsir adalah sebuah ilmu yang mengajarkan kepada orang yang mempelajarinya untuk menggunakan metode tersebut dalam memahami ayat-ayat Al-Quran. 4 C. METODE-METODE TAFSIR 1. Metode Tahliliy (Analisis) Kata tahliliy adalah bahasa Arab yang berasal Hallala Yuhallilu Tahlilan yang berarti menganalisa atau mengurai. 5 Tafsir tahliliy ialah menafsirkan Al-Quran berdasarkan susunan ayat dan surah yang terdapat dalam mushaf. Seorang mufassir, dengan menggunakan metode ini menganalisis setiap kosa kata atau lafal dari aspek bahasa dan makna. Analisis dari aspek bahasa meliputi keindahan susunan kalimat ijasz, badi, maani, bayan, haqiat, majaz, kinayah, istiarah. Dan dari aspek makna meliputi sasaran yang dituju oleh ayat, hukum, aqidah, moral, perintah larangan, relevansi ayat sebelum dan sesudahnya, hikmah dan lain sebagainya. 6 Selanjutnya metode tahliliy merupakan metode tafsir Al-Quran yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran yang dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran dilakukan dengan cara urut dan tertib ayat dan

INTEGRASI HERMENEUTIKA DAN TAFSIR Pembaharuan Metodologi Tafsir

Jurnal THEOLOGIA, 2016

Renewal of interpretation method require to continue remember to the number of novelty which emerge and not yet been met in a period of the Messenger of God (Rasūl Allāh), friend of ṡe Messenger, and the next generation. Beside, growth of science obliging ṡe understanding of al-Quran also use the sciences utilize to open contents exist in depth so that problems which not yet been "read" in that Holy Book texts can comprehend by people in this time. One other require to be considered is to take things which either from method of hermeneutic to be integrated with interpretation method, though part of it refuse with reason of feebler visible. This article will elaborate integration of hermeneutic with interpretation and some assumed the example more relevant for context nowadays and can be made by alternative interpret choice. Abstrak: Pembaharuan metode tafsir perlu terus dilakukan mengingat banyaknya hal-hal baru yang muncul dan belum ditemui di masa Rasul, sahabat dan generasi berikutnya. Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan yang mengharuskan pemahaman al-Quran juga menggunakan ilmu-ilmu tersebut guna menguak kandungan-kandungan yang ada di dalamnya sehingga persoalan-persoalan yang belum "terbaca" dalam teks-teks Kitab Suci itu bisa dipahami oleh umat saat ini. Salah satu yang perlu dipertimbangkan adalah mengambil hal-hal yang baik dari metode hermeneutika untuk diintegrasikan pada metode tafsir, meskipun sebagiannya menolak dengan alasan yang tampak lebih lemah. Tulisan ini akan menguraikan integrasi hermeneutika dengan tafsir dan beberapa contohnya yang dianggap lebih relevan untuk kontek kekinian dan dapat dijadikan alternatif tafsir pilihan.