Teknik Penguatan Dan Yel-Yel Motivasi Meningkatkan Semangat Belajar Peserta Didik Pada Jam-Jam Akhir Pelajaran (original) (raw)

Abstrak Pada jam-jam akhir pelajaran semangat belajar peserta didik menurun, keadaan perut kosong atau lapar, kondisi badan lelah, ditambah hawa panas menyengat. Sebagai motivator, guru dituntut memiliki kekuatan maksimal dan harus senantiasa mempertahankan dan meningkatkan semangat peserta didik dalam suasana yang rileks dan menyenangkan, walaupun guru merasakan kondisi yang sama seperti yang dirasakan peserta didik. Tujuan penelitian untuk mengetahui semangat belajar sebelum dan setelah menggunakan penguatan dan yel-yel motivasi, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya. Jenis penelitian Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian 38 peserta didik kelas VII C SMPN 33 Surabaya. Obyek penelitian semangat belajar peserta didik. Prosedur yang dilakukan terbagi dalam bentuk siklus I, II. Analisis yang digunakan analisis deskriptif prosentase indikator pengukurannya prosentase penguatan paling banyak dipilih dengan urutan 100% sampai 0%. Minat indikator pengukurannya jumlah prosentase yang senang dan semangat setelah diberi penguatan. Hipotesis yang diajukan penguatan dan yel-yel motivasi pada jam-jam akhir pelajaran dapat meningkatkan semangat belajar peserta didik. Hasil analisis semangat belajar menurun pada jam-jam akhir pelajaran, terjadi peningkatan semangat setelah diberi teknik penguatan dan yel-yel motivasi. Dalam pelaksanaannya terlalu bersemangat sehingga kelas disebelahnya merasa terganggu, dalam mengerjakan soal-soal latihan juga mengucapkan yel-yel motivasi, sehingga dikawatirkan membuyarkan konsentrasi belajarnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, hipotesa dapat diterima. Abstract In the late hours of lesson learning spirit of students decreased, on an empty stomach or hungry, tired body condition, plus the heat oppressive. As a motivator, teachers are required to have a maximum power and must constantly maintain and improve the morale of learners in a relaxed atmosphere and fun, even if teachers feel the same conditions as perceived learners. The purpose of research to know the spirit of learning before and after using reinforcement and yells motivation, knowing the factors that affect its implementation. Type Class Action Research study. The subject of the study 38 students of class VII C SMPN 33 Surabaya. The research object spirit of learners. The procedures performed are divided in the form of cycle I, II. The analysis used descriptive analysis of the percentage of the measurement indicators percentage gains the most votes in the order of 100% to 0%. Interest measurement indicators and the percentage amount that happy spirit after being given a reinforcement. The hypothesis proposed strengthening and yells motivation during the hours of the end of the lesson can raise the spirits of learners. The results of the analysis of the spirit of learning to decline during the hours of the end of the lesson, there is increased vigor after being given reinforcement techniques and yells motivation. In the execution are so excited that class next to rankle in doing practice questions also say yells motivation, so feared lose their concentrations learning. Based on these results, the hypothesis can be accepted. PENDAHULUAN Proses belajar mengajar merupakan kunci utama keberhasilan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan secara keseluruhan. Sementara faktor lainnya adalah faktor-faktor yang diperlukan untuk mendukung dan sekaligus mempengaruhinya, seperti kelengkapan sarana prasarana, keterlibatan peran orang tua dan masyarakat serta peran guru dengan kualifikasi yang kompetensi yang mampu memenuhi tuntutan tugasnya. Guru bukanlah sebagai satu-satunya sumber ilmu, tetapi lebih sebagai fasilitator, motivator, dinamisator dalam proses pembelajaran, menggunakan metode mengajar, media dan alat bantu mengajar untuk membantu peserta didik mengembangkan potensinya. Hal tersebut selaras diantara empat konsep pilar prinsip dasar pendidikan menurut UNESCO yaitu learning to know (menuju penguasaan ilmu pengetahun), learning to do (menuju penguasaan ketrampilan), learning to be (menemukan jati diri), learning to live together (hidup bersama dalam keragaman). Learning to be (menemukan jati diri) dapat ditemukan dalam iklim kelas. Iklim kelas adalah penentu psikologis utama yang mempengaruhi kegiatan belajar. Pada dasarnya kelas adalah arena belajar yang dipengaruhi oleh