Exploring rural retailing -An Indian perspective (original) (raw)
Related papers
Mengembangkan Usaha di Perdesaan
Bambang Ryadi Soetrisno, 2018
Warga itu bukan ketua Gapoktan, tetapi mendapat kepercayaan dari ketua Gapoktan untuk menggunakan modal Gapoktan dalam menjalankan usaha agrobisnis pertanian atau Puap. Sekitar tahun 2005, pemerintah baru membuat program Puap dengan mengucurkan dana sekitar 100 juta untuk tiap Gapoktan. Di beberapa desa, ada Gapoktan yang membagi dana Puap kepada kelompok tani yang kemudian dijadikan dana simpan pinjam yang dijalankan untuk melayani anggota kolompok di masing-masing dusun. Di desa ini, modal Puap dijadikan untuk membuka kios pupuk dan saprodi (sarana produksi pertanian). Semakin lama usaha itu semakin maju dan berkembang. Akan tetapi masyarakat yang merasa bahwa toko saprodi itu adalah usaha bersama merasa bahwa harga di toko itu tidak berbeda dengan harga di toko biasa, bahkan ketika terjadi kelangkaan pupuk dan harga pupuk melambung, toko itu Ikut menyembunyikan dan menaikkan harga. Padahal sebagai toko Gapoktan, toko itu mendapat kemudahan memperoleh barang dengan harga subsidi. Sampai pada suatu saat, masyarakat mempertanyakan kejelasan status toko tersebut. Pengelola toko malah mengatakan bahwa toko tersebut menggunakan modalnya sendiri dan tidak pernah menggunakan dana Gapoktan. Penjelasan itu mengakibatkan ketua Gapoktan terdiam dan kemudian menghilang dari desa. Karena tidak memiliki ketua, lurah kemudian menunjuk pengelola toko Gapoktan menjadi ketua Gapoktan yang baru. Dengan menjadi ketua Gapoktan, toko kios yang dikelola semakin ramai dan barang dagangannya semakin lengkap. Pengelola toko kios adalah figur keberhasilan seorang wirausaha desa. Sayangnya wirausaha ini tidak bisa memenuhi harapan para petani desa yang tergabung dalam kelompok tani atau bahkan yang sudah terhimpun di Gapoktan. Sebagai wirausaha dia berhasil, tetapi dalam menjalankan usaha bersama seperti harapan kelompok dia tidak berhasil.
Development of MSMEs' potential through digital marketing in Pabean Udik Village, Indramayu Regency
Community Empowerment
Development of digital marketing techniques is mostly driven by changes in customer behavior and technology advancements. A major element of this transformation is the MSME sector. The Faculty of Computer Science, UPN Veteran Jakarta provides community service by training and implementing digital marketing for MSMEs in Pabean Udik Village. This program was carried out to support MSMEs so they can take advantage of digital technology to promote products, effectively interact and communicate with potential customers wherever they are. The program method involves training participants on how to digitize products using their personal smartphones, which is followed by the development of a company profile that serves as a landing page for customers using the Google My Business program. A technical team and trainers help them develop business profiles and upload images of their products. The training has increased the participants' knowledge of product digitization. Additionally, MSME ...
The Poverty Regime in Village India
Journal of Development Studies, 2008
Sekitar empat tahun lalu saat sepakbola Piala Eropa 96 berlangsung di Inggris, banyak orang bilang sepakbola itu berasal dari Inggris. Mungkin banyak orang percaya. Lagipula, koran-koran Eropa saat itu juga ramai dan gegap gempita menulis, "Sepakbola kembali ke tanah leluhurnya!''Tapi konon kata filsuf atau siapalah, credo ergo sum (saya percaya maka saya ada) itu baru cespleng jika dilengkapi cogito ergo sum (saya mengerti maka saya ada) berbareng dubio ergo sum (saya meragu maka saya ada). Maka kita pun mencari berbagai sumber lain. Dan, bisa kita temukan aneka info yang berbeda.Inggris cikal bakal sepakbola? Itu betul, jika awal sejarah bola dimulai akhir abad ke-19, saat Inggris pada 8 Desember 1863 meresmikan Football Association dengan segala aturan mainnya di Freemasons Tavern, Great Queen Street, London.
Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Warung Retail Bagi Masyarakat Desa Padamulya Kabupaten Cianjur
ALMUJTAMAE: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Tujuan dalam pengabdian ini adalah untuk memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi warung retail di pedesaan seperti tidak adanya brand, penataan produk yang sembarang, tidak memiliki pencatatan keuangan, hingga tidak mengetahui bagaimana untuk melakukan promosi atas produk yang dijualnya. Metode pendekatan yang dilakukan dalam memecahkan permasalahan warung di Desa Padamulya menggunakan metode pendampingan berupa pengelolaan atau penataan usaha warung retail. Hasil dari program pendampingan dan pelatihan dalam meningkatkan kemampuan pengelolaan usaha warung retail bagi masyarakat Desa Padamulya terlihat dengan adanya perubahan pola pikir pemilik warung dari yang sebelumnya tidak melakukan pencatatan keuangan mulai mencatat keuangan warung nya. Selain itu, masyarakat mulai memahami pentingnya brand dan penataan produk yang berpengaruh terhadap penjualan.
Pengembangan UMKM dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Wilayah Pedesaan
Journal Development, 2016
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Merupakan suatu kegiatan yang sangat dibutuhkan dalam memajuakan dan mensejahtrakan masyakat. Ini merupakan agenda pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi dan memeperkuat landasan pembangunan berkelanjutan dan keadilan diwujudkan melalui pengembangan sistem ekonomi kerakyatan berdasarkan keadilan dengan tetap memperhatikan pemanfaatan sumber daya manusia yang optimal dan pelestarian wirausaha mandiri. Reformasi Pemerintahan di Tingkat wilayah Desa dibutuhkan kehandalan dalam menciptakan suatu kebijakan yang bisa menciptakan hal baru untuk mendukung kebijakan pusat yaitu menyejahtrakan rakyat. UMKM merupakan solusi yang jitu dipersipakan oleh pemerintah sebagai usaha untuk membuka lapangan kerja dan meyerap tenaga kerja. Kecerdasan intelektural dan kedewasaan seorang pemimpin Desa diharapkan mampu membangun dan mengembangkan wilayah Desa melalui program UMKM yang telah digariskan oleh pemerintah dalam mengentaskan kemiskinan dan menu...