Rina Arifanti 09201241053.PDF (original) (raw)
Related papers
Indonesia dikenal juga sebagai Negara maritime,dimana Indonesia memiliki laut yang sangat luas sehingga sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai nelayan. Sebelum masuknya teknologi modern di Indonesia, penduduk yang bekerja sebagai nelayan akan menangkap ikan dengan cara tradisional,seperti dengan tangan kosong, menggunakan racun dari tanaman, memakai jarring, tombok tombak,perahu dayung,pancing dan lain-lain. Namun seiring berkembangnya zaman dan teknologi ,penduduk pun dapat menggunkan cara-cara modern untuk menangkap ikan seperti alat tangkap payang, perahu katinting, penangkapan ikan komersial dan olahraga.
Wotu adalah salah satu daerah dan sebagai pemukiman secara administrative berada di Kecamatan Wotu,Kabupaten Luwu Timur atau berjarak sekitar 513 km dari kota Makassar ibu kota provinsi Sulawesi Selatan. Penduduk traditional yang mendiami terdiri dari dua etnik besar yaitu Wotu dan Bugis,disamping etnik lain seperti Makassar, Jawa, Lombok, Sunda dan Bali, yang merupakan pendatang yang bermukim disana. Aktivitas ekonomi bergerak dibidang pertanian, perikanan dan perdagangan. Didalam pergaulan masyrakatnya, berlaku dua bahasa pengantar yaitu bahasa Wotu yang dituturkan oleh orang Wotu asli dan bahasa bugis.
Kecepatan pengelasan sangat berpengaruh pada hasil pengelasan. Perbedaan kecepatan pengelasan yang cepat akan berbeda dengan kecepatan pengelasan yang lambat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan perbedaan travel speed dan menggunakan metode pengelasan di tarik dan di dorong. Tujuan dari penelitian adalah untuk membandingkan pengaruh travel speed dan metode pengelasan dengan hasil pengelasan. Pengujian yang akan di lakukan adalah uji visual dan uji makcro, spesimen yang digunakan adalah baja ringan (mild steel) dengan ketebalan 12 mm dengan posisi pengelasan 1F (fillet).