BAB I dan 2.docx (original) (raw)

BAB I dan II

Penginderaan jauh adalah suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang objek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap objek, daerah atau gejala yang dikaji ( Sutanto, 1999 ).

BAB I modul 2

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, PT.Tamiya Racing Indonesia membutuhkan sisitem perancangan kerja yang baik untuk proses produksi Tamiya 4 WD secara keseluruhan dari perusahaan tersebut. Perusahaan harus menggunakan konsep kerja yang memiliki konsep studi gerakan di dalamnya, karena banyaknya komponen yang ada dalam perakitan Tamiya 4 WD maka proses tamiya tersebut terdiri dari elemen-elemen kerja dengan jumlah yang banyak. . Hal tersebut yang menjadi dasar pada stasiun kerja yang harus dilakukan oleh perusahaan agar proses perakitan dapat lebih efektif dan efisien dalam memproduksi produk tamiya tersebut. Konsep kerja yang digunakan adalah Presedence Diagram, Bill of Material dan Assembly Chart, Konsep kerja dirancang agar perusahaan dapat memikirkan terlebih dahulu apa yang akan dibuat dalam proses perancangan kerja.

BAB I docx SUSI

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Berkat limpahan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan penulisan makalah yang berjudul SIKLUS KEHIDUPAN PRODUK.

BAB I DAN 2

Kuliah kerja nyata (KKN) diawali di Universitas Gadjah Mada dan dilaksanakan sejak tahun 1971 hingga sekarang. Berdasarkan dokumen yang diterbitkan oleh Program Pengolahan dan Pengembangan KKN UGM, terutama ditandai dengan status dan sifatnya, perkembangan periode pelaksanaannya dapat dibagi dalam: I. PERIODE PERINTISAN (1971-1976) Periode perintisan adalah periode awal kemunculan gagasan perlunya pelaksanaan kegiatan KKN bagi para mahasiswa sebagai bentuk pengabdian pada masyarakat sebelum mereka diwisuda menjadi seorang sarjana. Periode ini diawali ketika ketika pada 1971, ditunjuk oleh Direktur Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai proyek perintis dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat dengan pendekatan multidisipliner yang didasarkan atas partisipasi mahasiswa. II. PERIODE PERALIHAN (1977-1979) Periode Peralihan merupakan periode pelaksanaan kegiatan KKN dengan berpedoman pada Surat Keputusan yang menyatakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler terbatas. Pada periode ini KKN mengalami perkembangan yang signifikan, terutama jika dilihat dari jumlah mahasiswa 1 yang mengikuti KKN. Jumlah KKN pada waktu itu bahkan melebihi dana yang tersedia, sehingga berdasarkan Keputusan Rapat Kerja Universitas Gadjah Mada pada tanggal 30 Maret 1977 diadakan dua model KKN, yaitu KKN Lapangan dan KKN Teori. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Rapat Kerja pada tanggal 28 Januari 1978, KKN teori tersebut dinamakan KKN Kampus, selain alasan pendanaan, KKN teori diadakan karena KKN lapangan pada Semester 1 tahun 1977 ditiadakan karena masa kampanye pemilu. III. PERIODE PEMANTAPAN Periode pemantapan adalah periode pemantapan pelaksanaan kegiatan KKN dengan statusnya yang baru sebagai intrakurikuler wajib, tidak lagi sebagai kegiatan intrakurikuler terbatas. Dengan statusnya yang baru ini, pengelola KKN mendapatkan kewenangan yang lebih luas memantapkan kegiatan pelaksanaan KKN di lingkungan PT. Sebagai konsekuensinya, selama periode pemantapan ini, sejak 1979 sampai 1990, pelaksanaan kegiatan KKN mengalami beberapa perkembangan yang signifikan, yaitu: 1. Mulai tahun akademik 1979/1980 KKN seluruhnya merupakan KKN lapangan, dan tidak lagi menyelenggarakan KKN teori. 2. Adanya penyempurnaan diversifikasi tanggung jawab DPL dan Korkab. 3. Adanya penyempurnaan dalam hal penilaian hasil KKN mahasiswa dengan tidak lagi menggunakan angka melainkan menggunakan predikat. 4. Untuk menambahkan persyaratan tidak dalam keadaan hamil bagi mahasiswi yang akan mengikuti KKN. 5. Sejak tahun akademik 1985/1986 terjadi perubahan dalam pendanaan pengolahan KKN , yaitu semula menggunakan dana DIP dalam bidang Proyek Peningkatan Perguruan Tinggi Departemen Pendidikan dan 2 Kebudayaan menjadi dana universitas yang berasal dari dua sumber: DPP/SPP dan mahasiswa KKN. Perubahan pendanaan KKN. 6. Diadakan bakti kampus dalam kegiatan pra KKN dengan tujuan agar mahasiswa sebagai civitas akademika merasa ikut bertanggungjawab terhadap kebersihan dan keindahan kampus. Berbagai upaya signifikan dalam pengembangan kegiatan KKN pada periode ini merupakan bentuk komitmen terhadap KKN, kendatipun ada beberapa perguruan tinggi yang telah menghilangkan kegiatan KKN setelah pada dekade 80-an mengalami puncak pelaksanaan kegiatan KKN di Indonesia. VI. PERIODE PENGEMBANGAN (1990-1997) Periode pengembangan adalah upaya peletakan dasar pelaksanaan kegiatan KKN, baik secara regional maupun nasional dimulai tahun 1990 sampai dengan 1997. Sejumlah pengembangan yang dilakukan dalam pelaksanaan kegiatan KKN pada periode ini yaitu: Pertama, pada tahun akademik 1990/1991 UGM mulai mengembangkan KKN ke luar Jawa, di Propinsi Lampung dengan mengambil lokasi di Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Lampung Utara. Kedua, tahun akademik 1991/1992 UGM mulai merintis pelaksanaan kegiatan KKN semester genap secara terpadu bersama Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto dan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta di kecamatan Karang Moncol, Kabupaten Purbalingga Jawa Tengah. Ketiga, pada tahun akademik 1994/1995 mulai menyelenggarakan pola KKN ekstensi disamping pola KKN Reguler. Keempat, tahun akadenik 1997/1998n mulai menyelenggarakan KKN pada semester pendek, semester gasal dan semester genap,

BAB I tugas.docx

Pada dasarnya pembersih badan, pembersih pakaian dan pembersih lantai memiliki sifat yang sama. Bahan-bahan kimia yang termasuk kategori pembersih badan sangat banyak misalnya sabun mandi, pasta gigi, sampho, pembersih muka dan pencuci tangan.