KONSEP NIAT, TERHADAP MOTIVASI PEMBELAJARAN (original) (raw)
NIAT MENURUT HADIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN
Intention is the key received and whether or not an act of worship of a person. What did someone get the fruit of what he intended. So no kekliruan towards the understanding of intent, required in-depth study of the hadith related by intention. The study begins from seeing sanad and matannya, honor and sanadnya criticism, after it had to understand what it implies. Thus the true understanding will be obtained and will have implications on one's act of worship. This is because only a hadith that has shohih status which can be used as proof and guidance when we perform an act of worship including learning. Learning is done will be worth when intended sincere worship due to God. Niat merupakan kunci diterima dan tidaknya suatu perbuatan ibadah seseorang. Apa yang seseorang dapatkan merupakan buah dari apa yang ia niatkan. Agar tidak ada kekliruan terhadap pemahaman niat, diperlukan kajian yang mendalam tentang hadis yang berkaitan dengan niat. Kajian tersebut diawali dari melihat sanad dan matannya, kritik matan dan sanadnya, setelah itu baru memahami isi kandungannya. Dengan demikian pemahaman yang benar akan didapatkan dan akan berimplikasi terhadap perbuatan ibadah seseorang. Hal ini karena hanya hadis yang mempunyai status shohih yang bisa dijadikan hujjah dan pedoman ketika kita melakukan suatu perbuatan ibadah termasuk di dalamnya pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan akan bernilai ibadah ketika diniatkan ikhlas karena Allah.
KONSEP DASAR DESAIN PEMBELAJARAN
A. Peserta dapat menyebutkan kembali pengertian desain pembelajaran dengan baik B. Peserta dapat mengidentifikasi komponen utama desain pembelajaran dengan tepat C. Peserta dapat menjelaskan teori-teori belajar dalam desain pembelajaran dengan lengkap dan jelas D. Peserta dapat membandingkan ciri/karakteristik pembelajaran beberapa model desain pembelajaran dengan baik II. Ruang Lingkup Materi A. Pengertian desain pembelajaran B. Komponen Utama Desain pembelajaran C. Teori-teori Belajar dalam Desain Pembelajaran D. Model-model Desain Pembelajaran III. Evaluasi a. Pre tes (bersama dengan materi lain di awal Diklat) b. Tugas (dalam bentuk Portofolio) c. Post tes (bersama dengan materi lain di akhir Diklat) IV. Daftar Bacaan ADDIE Instructional Design Model.
BIMBINGAN TERHADAP RENDAHNYA MOTIVASI BELAJAR ANAK IAIN SYEKH NURJATI CIREBON
Artikel KKN DR DR, 2021
Bimbingan belajar anak merupakan suatu proses pemberian dorongan bisa berupa motivasi, ajakan, ataupun bimbingan kepada anak yang tujannya agar anak memiliki motivasi yang tinggi. Ketika anak memiliki motivasi yang tinggi maka anak akan mendapatkan keberhasilan dalam belajar. Keberhasilan dalam belajar dapat berupa nilai yang tinggi, mendapatkan apresiasi dari teman,orang tua, bahkan guru, sangat penting dirasa memunculkan gerakan motivasi kepada
MAKALAH MOTIVASI DI INTI PEMBELAJARAN
Pendidikan Sains B 2014 PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA 2015 KATA PENGANTAR 1 Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul "Motivasi di tengah pembelajaran". Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan merupakan syarat untuk menyelesaikan tugas mata kuliahTeori Belajar.. Tujuan umumnya memberikan informasi tentang strategi motivasi pembelajaran,. Dalam makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, khususnya kepada Bapak Hasan Subekti, S.Pd., M.Pd selaku Dosen mata kuliah Teori Belajar Prodi Pendidikan IPA, FMIPA-Unesa yang telah memberikan tugas makalah ini. Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik pada teknis penulisan, maupun materi, oleh karena itu Penulis memohon kepada para pembaca untuk dapat memberikan tanggapan atau masukan maupun saran yang sifatnya membangun agar penelitian ini menjadi lebih baik. Surabaya, Mei 2015 Penulis 2
KEUTAMAAN NIAT DALAM MENCARI ILMU
2021
: 0301192170 Jur/Sem : PAI-4/Semester III JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN 2021 PENDAHULUAN Niat merupakan kondisi atau sifat yang muncul dari dalam hati manusia yang menggerakan atau mendorongnya untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Oleh sebab itu niat menjadi peran penting dalam melaksanakan ibadah, Maka ketika niat mendorong manusia untuk melakukan perbuatan semata-mata karena Allah maka perbuatan tersebut dilandasi oleh sifat ikhlas. Sikap Ikhlas mempunyai kaitan erat dengan niat, oleh karena itu adanya sifat ikhlas tergantung pada niatnya. Misalnya ketika seseorang sedang beribadah, dan Ibadahnya itu diniatkan hanya untuk Allah swt, maka di dalam hatinya timbul rasa ikhlas untuk mengerjakan ibadah tersebut. Sebaliknya ketika dalam melaksanakan ibadah tersebut ada perasaan ingin disanjung, agar mendapat imbalan, ataupun agar dinilai sholeh dan lain sebagainya, maka tidak akan muncul sifat ikhlas didalam hatinya. Ikhlas merupakan salah satu buah yang dihasilkan oleh niat. Namun niat yang baik tidak selalu diikuti dengan keikhlasan. Karena niat yang baik belum tentu di dalamnya terdapat tujuan hanya mencari ridho Allah SWT saja, bisa jadi niat yang baik itu terdapat campuran tujuan dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Imam AlGhazali ada kitab Ihya' Ulumuddin mengatakan bahwa niat diibaratkan sifat yang berada di tengah-tengah atau kehendak. Maka penggerak pertama (pendorong) adalah sesuatu yang dicari. Sedangkan yang medorong adalah tujuan yang diniatkan. Kemudian menjadikan bangkit yaitu niat yang dilaksanakan dan terbangkitnya kemampuan untuk menggerakkan anggota badan disebut amal. Akan tetapi terbangkitnya untuk amal terkadang memerlukan satu atau dua pendorong. Maksud dari penjelasan tersebut adalah bahwa niat merupakan pedorong untuk melakukan amal. Di dalam niat sendiri memiliki tiga rangkaian yaitu adanya penggerak pertama (pendorong) yaitu sesuatu yang dicari, yang mendorong adalah tujuan yang diniatkan dan melakukan apa yang diniatkan. 1 Setiap amal tergantung niatnya diterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan,perbuatan maupun keyakinan hati. 1 Iman Al-Ghazali, Ihya' Ulumuddin, (Jakarta: Republika Penerbit) hlm 229 Niat sangat berpengaruh terhadap suatu perbuatan, suatu perbuatan yang bentuknya terkadang menjadi haram dengan niat, dan dapat pula menjadi halal dengan niat. Seperti menyembelih binatang ternak, jika penyembelihannya dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka hukumnya halal, akan tetapi bila dilakukan untuk selain Allah SWT maka hukumnya haram. Seorang hamba harus mempunyai niat dalam setiap perbuatannya ataupun dalam diamnya. Dalam setiap perbuatan lahir maupun batin. Segala amal ibadah yang ditujukan kepada Allah SWT haruslah di dahului oleh niat yang tulus dan ikhlas. Baik atau tidaknya suatu perbuatan didasari atas baik atau tidaknya niat. Untuk mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang seimbang diperlukan ilmu pengetahuan. Karena tanpa adanya ilmu pengetahuan kehidupan manusia akan sia-sia. Ia mati sebelum hidupnya berakhir kerena keberadaannya tidak mempunyai arti bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Oleh kerena itu Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya untuk senantiasa mencari ilmu, bahkan bagi mereka yang giat mencari ilmu mendapat berbagai insentif dari Allah Swt, seperti diangkat derajatnya, 2 dimudahkan baginya jalan menuju surga serta mendapatkan perlindungan selama mencari ilmu. 3 Secara etimologi, kata ilmu berasal dari bahasa Arab, bentuk mashdar dari kata 'alima-ya'lamu-'ilman, dengan wazan (timbangan) fa'ila-yaf alu-fi'lan, yang berarti pengetahuan. Secara terminologi, ilmu adalah pengetahuan tertentu mengenai suatu bidang yang dirangkai secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu pada bidang pengetahuan tersebut. Ilmu juga dapat dipahami sebagai pengetahuan atau kepintaran mengenai soal dunia, akhirat, lahir, batin dan sebagainya. Misalnya adalah ilmu akhirat yaitu pengetahuan mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan akhirat, dan ilmu akhlak yaitu pengetahuan tentang tabiat manusia. Dan terdapat banyak lagi macam-macam ilmu. Kehidupan dunia dalam perspektif Islam merupakan ladang bagi kehidupan akhirat. Untuk mendapatkan kehidupan dunia dan akhirat yang seimbang diperlukan ilmu pengetahuan. Karena tanpa adanya ilmu pengetahuan kehidupan manusia akan sia-sia. Ia mati sebelum hidupnya berakhir kerena keberadaannya tidak mempunyai arti bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Oleh kerena itu Islam sangat menganjurkan kepada pemeluknya bin Muslim al-Qusyairy an-Naisaburi dalam kitab masing-masing yang merupakan kutab hadits paling shahih). Syarah hadist tentang niat ini sudah dijelaskan oleh para ulama. Menurut para ulama, hadits tersebut mempunyai keterkaitan dengan larangan pelaksanaan perbuatan sebelum mengetahui hukumnya secara jelas. Dijelaskan bahwasanya suatu pekerjaan yang tidak didasari niat, maka pekerjaannya itu akan sia-sia (Faruq, 2016), dan orang yang melakukan suatu perbuatan dengan tidak mengetahui hukumnya secara jelas, maka niatnya tidak sah. Akan tetapi orang yang lalai tidak termasuk dalam hukum ini, kerana setiap perbuatan harus dikerjakan dengan kesadaran diri, sedangkan orang lalai tidak mempunyai maksud (Rosidi, 2017). 8 Kandungan Hadist: 1. Niat merupakan syarat layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan mal ibadah tidak akan menghasilkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah ta'ala) 2. Waktu pelaksanaan niat dilakukan pada awal ibadah dan tempatnya di hati 3. Ikhlas dan membebaskan niat semata-mata karena Allah ta'ala dituntut pada semua amal shaleh dan ibadah 4. Seoarang mu'min akan diberi ganjaran pahala berdasarkan kadar niatnya. 5. Semua perbuatan yang bermanfaat dan mubah (boleh) jika diiringi niat karena mencari keridhaan Allah maka dia akan bernialai ibadah 6. Yang membedakan anatara ibdah dan adal (kebiasaan/rutinitas) adalah niat. 7. Niat merupakan bagian dari iman menurut pemahaman Ahli Sunnah Wal Jamaah adalah membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan perbuatan. 9 Dalam pandangan al Zarnuji), hadits di atas dilekatkan pada pentingnya niat seseorang dalam menimba ilmu, sebab niat merupakan dasar dari seluruh perbuatan yang ada (al Zarnuji, 1981: 66). Pentingnya niat sebagai dasar dari perbuatan manusia itu terangkum dalam makna yang terkandung di hadits niat. Guna memperkuat dan memperjelas keterangannya, al Zarnujipun mengiringinya dengan hadits lain yakni: 8 ِ الن ِ ْن ُس ح ِ ب ُ ير ِ َص ي َ و َ يا ْ ن ُّ الد ِ ل ا َ ْم أع ة َ ُر ص ِ ب ُ ر َّ َو َص َت ي ٍ ل َ َم ع نْ مِ ْ َم ك ة، َ ر اآلخِ ِ ل ا َ ْم ع َ أ نْ مِ َّة ي َّة ِي الن ءِ ْ و ُ س ِ ب َا ي ْ ن ُّ الد ِ ل ا َ ْم ع َ أ نْ مِ ْر ي ِ َص ي َّ م ُ ث األخرة ِ ل َ ْم ع َ أ ة َ ر ْ ُو ص ِ ب ُ ر َّ َو َص َت ي ٍ ل َ َم ع نْ مِ ْ ُم ك Artinya: "banyak perbuatan yang tampak sebagai perbuatan duniawi berubah menjadi perbuatan ukhrawi lantaran niat yang bagus. Banyak pula perbuatan yang terlihat sebagai perbuatan ukhrawi bergeser menjadi perbuatan duniawi lantaran niat yang buruk". Menurut al-Zanuji, seseorang yang sedang belajar seharusnya memiliki niat untuk mencari ridha Allah dan kebahagiaan akhirat, menghilangkan kebodohan dalam dirinya dan juga orang lain, menghidupkan agama dan melanggengkan Islam (al Zarnuji, 1981: 66-67). Selain itu, menurutnya, belajar juga hendaknya diniati dengan mensyukuri kenikmatan akal dan kesehatan badan, bukan untuk mencari pengaruh orang lain, kenikmatan dunia, dan kehormatan di depan penguasa. al Zarnuji memahami niat dalam menimba ilmu seharusnya berorientasi pada aspek keagamaan dan akhirat semata, dan bukan untuk mencari aspek-aspek keduniaan. Dunia merupakan tempat persinggahan yang bersifat sementara, sedangkan akhirat adalah tempat yang menjadi tujuan yang bersifat abadi. Seseorang yang mencari ilmu diharuskan merujuk pada aspek yang abadi itu, dan bukan pada aspek yang sementara. Dengan demikian, dalam kajian pemahaman hadits tarbawi Burhan al Islam al Zarnuji, kata al a'mal (perbuatan) dalam hadits "innama al a'malu bi al niyyat" yang disebutkan olehnya dapat bermakna mencari ilmu sebab ia memang salah satu perbuatan, dan maksud kata niyyat dalam hadits ini apabila dilekatkan pada pemahaman mencari ilmu adalah berorientasi pada kepentingan agama dan akhirat seseorang. 10 2. Meluruskan Niat Ketika Mencari Ilmu Dari penjelasan sebelumnya, kita memahami bahwa dalam melaksanakan segala amal perbuatan, sangatlah penting meluruskan ataupun memperbaiki niat, karena niat merupakan dasar dari rukun amal dimana niat seseoranglah yang menentukan amal seperti apa yang akan ia dapatkan. Perbuatan baik sekalipun akan menjadi akan rusak lantaran niat yang buruk, sebaliknya kecil sekalipun akan bernilai amal ibadah apabila memiliki niat yang baik. Begitu pula ketika kita sedang mencari ilmu, akan lebih baik kita mengawalinya dengan dengan niat yang baik, dengan cara meluruskan niat ataupun menjaga niat agar senantiasa lurus dan terarah. Karena dalam hal ini niatlah yang akan menentukan hasil apa yang kita dapatkan ketika kita mencari ilmu. Secara etimologi, kata ilmu berasal dari bahasa Arab, bentuk mashdar dari kata 'alima-ya'lamu-'ilman, dengan wazan (timbangan) fa'ila-yaf alu-fi'lan, yang berarti pengetahuan. 11 Secara terminologi, ilmu adalah pengetahuan tertentu mengenai suatu bidang yang dirangkai secara bersistem menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu pada bidang pengetahuan tersebut. ُّ ِي...
PROPOSAL PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR
Perkembangan lingkungan sekitar kita yang amat cepat dalam berbagai aspek kehidupan, yang dilatar belakangi oleh pesatnya kemajuan dibidang ilmu dan teknologi. Perkembanganperkembangan tersebut menimbulkan berbagai tantangan terutama tantangan bagi perkembangan penduduk bumi ini agar bisa setaraf dan sejalan dengan tuntunan perkembangan tersebut. Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang antara lain yaitu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan maka salah satu usaha yang ditingkatkan adalah menumbuhkan kemandirian belajar pada setiap warga negara terutama pada siswa diberbagai sekolah, dengan menumbuhkan minat dan motivasi belajar yang baik, maka prestasi belajar akan tumbuh dalam diri siswa ini, tetapi hal tersebut masih jauh dari apa yang diharapkan.