laprak pengolahan kacang.docx (original) (raw)

laprak pengolahan umbi.docx

Pati dari umbi merupakan salah satu jenis polisakarida yang tersedia melimpah di alam, bersifat mudah terurai (biodegradable), mudah diperoleh, dan murah. Sifat-sifat pati juga sesuai untuk bahan edible coating/film karena dapat membentuk film yang cukup kuat. Namun, edible film berbasis pati mempunyai kelemahan, yaitu resistensinya terhadap air rendah dan sifat penghalang terhadap uap air juga rendah karena sifat hidrofilik pati dapat memengaruhi stabilitas dan sifat mekanisnya Pada praktikum aplikasi olahan umbi dan pati kali ini produk yang di buat adalah aplikasi pati untuk pembuatn kerupuk tepung kanji, enyek enyek dan tape umbi. Adapula pembuatan edible film dan edible coating dari pati umbi yang telah dibuat minggu sebelumnya. Pati yang digunakan antara lain adalah pati singkong, pati talas, dan pati ganyong. Edible coating atau edible film didefinisikan sebagai lapisan tipis yang dapat dikonsumsi dan menyediakan perlindungan terhadap kelembaban, oksigen, dan perpindahan solute bagi makanan. Komponen penyusun edible films dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu hidrokoloid, lipid, dan komposit. Melalui edible films dapat ditambahkan agensia pengendali organisme biologis, pengatur pertumbuhan, serta bahan anti pelayuan (anti-senescence), dan bahkan juga agensia pewarna yang dapat mempengaruhi mutu buah. Hidrokolid banyak diperoleh dari protein utuh, selulosa, alginat, dan pati. Dari kelompok lipida yang sering digunakan adalah lilin asilgliserol dan asam lemak. Sedangkan komposit adalah campuran dari hidrokoloid dan lipid. Kerupuk merupakan produk makanan kering yang populer yang telah lama dikenal masyarakat Indonesia. Konsumsi kerupuk biasanya bukan sebagai makanan utama melainkan sebagai makanan kecil, makanan ringan atau sebagai pelengkap hidangan yang umumnya dikonsumsi dalam jumlah kecil. Kerupuk yang biasanya beredar di pasaran hanya dibuat dari tepung terigu dan tepung tapioka yang diberi bumbu-bumbu dan digoreng. Komponen terbesar kerupuk adalah pati sehingga kerupuk mempunyai kandungan protein yang rendah. Edible film adalah lapisan tipis dan kontinyu terbuat dari bahan-bahan yang dapat dimakan, dibentuk melapisi komponen makanan (coating) atau diletakkan diantara komponen makanan (film) yang berfungsi sebagai barrier terhadap transfer massa (misalnya kelembaban, oksigen, lipid, cahaya dan zat terlarut), dan atau sebagai carrier bahan makanan dan bahan tambahan, serta untuk mempermudah penanganan makanan. Edible coating merupakan suatu lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, dibentuk untuk melapisi makanan (coating) atau diletakkan di antara komponen makanan yang berfungsi sebagai penghalang terhadap perpindahan massa (kelembaban, oksigen, cahaya, lipid, zat terlarut), sebagai pembawa aditif, untuk meningkatkan penanganan suatu makanan dan merupakan barrier terhadap uap air dan pertukaran gas O2dan CO2. Edible coating juga dapat mencegah kerusakan bahan akibat penanganan mekanik, membantu mempertahankan integritas structural dan mencegah hilangnya senyawa-senyawa volatile, dan sebagai carrier zat aditif seperti zat antimikrobial dan antioksidan pada bahan 1.2 Tujuan 1. Mengetahui cara pembuatan Edible Film dan Edible Coating 2. Memahami prinsip pembuatan dan mampu menerapkan prosedur pengolahan serta tahapan penting dalam pembuatan tape ubi jalar, enyekenyek dan kerupuk tepung kanji 3. Mengetahui by product dan mampu menganalisis alternatif pemanfaatan pembuatan tape ubi jalar, enyek-enyek dan kerupuk tepung kanji 4. Mengetahui karakteristik tape ubi jalar, enyek-enyek dan kerupuk tepung kanji II. METODOLOGI 2.

laprak pengolahan fisik konsentrat bijian

1. Latar Belakang Pengolahan pakan merupakan suatu kegiatan untuk mengubah pakan tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru atau pakan olahan. Bahan pakan baru yang dihasilkan dari proses pengolahan diharapkan mengalami peningkatan kualitas. Proses pengolahan pakan ini mempunyai beberapa tujuan diantaranya meningkatkan kualitas bahan, pengawetan, meningkatkan palatabilitas, dan efesiensi pakan. Pengolahan fisik merupakan upaya mengubah sifat pakan melalui proses atau perlakuan perubahan temperatur sehingga pakan pada akhir proses akan mengalami penurunan kandungan air yang salah satunya bermanfaat untuk memperpanjang masa simpan suatu bahan pakan. Salah satu bahan pakan yang biasa menggunakan metode pengolahan fisik adalah bahan pakan jenis butiran seperti jagung. Pada pelaksanaan praktikum kali ini, diharapkan praktikan dapat mengetahui secara visual (makroskopis) yang dihasilkan oleh proses penghancuran dengan menggunakan berbagai ukuran screen untuk mempermudah pencampuran pada saat mixing dalam pembuatan pakan/ransum. Selain itu, dari pengamatan yang dilakukan, praktikan dapat menentukan ukuran partikel bahan pakan (secara visual) hasil penggilingan dengan menggunakan ukuran screen yang ditentukan. Proporsi ukuran bahan pakan hasil penggilingan, prinsip kerjanya adalah memperkecil dan homogenisasi ukuran bahan pakan butiran. Homogenisasi ini dilakukan untuk menyimpan bahan pakan butiran yang telah digiling yang berukuran sama. Penyaringan pada butiran menggunakan saringan no 14, 18, 30 yang secara berturut turut memiliki ukuran 1,5mm, 1mm, dan 0,59mm.

Perbaikan Proses Produksi Kacang Langkose Pada Industri Rumah Tangga Di Pinrang

2014

Kacang langkose adalah cemilan yang terbuat dari kacang tanah yang sudah dibuka kulitnya lalu digoreng dan dicampur dengan garam. Beberapa industri rumah tangga yang ada di kabupaten Pinrang telah memiliki pengalaman dalam mengolah kacang langkose, namun cara pengolahannya masih sangat sederhana. Proses pengolahannya belum maksimal khususnya pada sistem penggorengan dan perlakuan setelah penggorengan, peralatan yang digunakan masih sangat sederhana/tradisional (sistem penggorengan masih dengan wajan biasa serta penirisan minyaknya masih dengan penyaring biasa). Upaya perbaikan proses produksi dilakukan melalui program Ipteks bagi Masyarakat (IbM) Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Dit. Litabmas) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud Tahun Anggaran 2013. Untuk itu, pelaksanaan kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi proses pengolahan kacang langkose dengan melakukan introduksi peralatan proses pengolahan kacang langkose kepada mitra dengan mesin vacuu...

Laprak_KIMIA PANGAN_Karbohidrat.docx

Karbohidrat adalah senyawa organic yang tersusun atas unsur Karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O) yang diperlukan oleh tubuh sebagai sumber energi bagi tubuh. Selain karbohidrat tubuh juga membutuhkan protein sebagai zat pembangun tubuh. Karbohidrat terbagi berdasarkan jumlah molekul diantaranya karbohidrat sederhana (monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat kompleks (oligosakarida). Untuk mengetahui jenis karbohidrat yang terkandung dalam sampel maka dilakukan uji kualitatif karbohidrat dengan menggunakan uji molish untuk mendeteksi kandungan monosakarida yaitu fruktosa, glukosa dan maltosa pada sampel, uji barfoed untuk mengetahui kandungan monosakarida dan disakarida, uji benedict untuk mengetahui kandungan gula pereduksi, uji seliwanof untuk mengetahui kandungan gula aldosa dan ketosa, uji lugol untuk mengetahui kandungan gula polisakarida. Sedangkan uji Biuret untuk mengetahui kandungan protein pada sampel.

lapkas campak.docx

Penyakit campak adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus campak.

Laprak bahan tambahan pangan_(1).docx

Berbagai jenis makanan dan minuman sering dijumpai dengan beragam jenis warna yang berbeda. Hal tersebut bertujuan agar makanan dan minuman tersebut dapat menarik konsumennya. Ada beragam jenis pewarna alami dan sintetik, namun para produsen lebih memilih pewarna jenis sintetik karena lebih murah dan praktis jika dibandingkan dengan pewarna jenis alami. Dalam penggunaannya produsen terkadang kurang memperhatikan batas maksimum penggunaan yang sudah diatur di BPOM. Padahal jika melebihi batas maksimum akan ada banyak pewarna sintetik yang masuk kedalam tubuh dan mengendap yang bersifat karsinogen. Sampel makanan dan minuman yang dicurigai mengandung tambahan zat warna sintesis yang dicirikan dengan warnanya yang sangat mencolok, seperti tahu kuning, saus cakwe, kerupuk warna warni, cendol, minuman kemasan ale-ale, sirup x, dan sirup marjan. Ketujuh sampel tersebut kami uji secara kualitatif dengan penambahan reagen NaOH 10%, HCl Pekat, NH4OH 12%, dan H2SO4 pekat, untuk mengetahui jenis pewarna sintetik apa saja yang terdapat didalamnya. Keenam sampel yang terdiri tahu kuning, saus cakwe, kerupuk warna warni, cendol dan minuman kemasan ale-ale tidak mengandung pewarna sintetik ketika diuji secara kualitatif dan sampel sirup x belum bisa diidentifikasikan jenis pewarna sintetik apa yang terdapat didalamnya karena tidak ada indikatornya. Keyword: pewarna sintetik, NaOH, HCl, NH4OH, H2SO4