PARADIGMA PERTANIAN INDONESIA (original) (raw)
Indonesia adalah negara sejuta pesona yang dikenal kaya akan sumber daya alam, tanah yang subur, daratan yang luas dan penduduknya ramah. Tetapi kenyataanya tidak demikian, negara sejuta pesona adalah masa lalu dan sekarang yang ada hanya negara dengan sejuta kenistaan. Pemerintahan yang carut marut, kemiskinan yang membudidaya, kejahatan yang menjadi kebiasaan dan popularitas menjadi kebanggaan. Apa penyebab hal ini bisa terjadi? penyebabnya hanyalah soal makan. Pemerintahan yang carut marut, kemiskinan yang membudidaya, kejahatan yang menjadi kebiasaan dan popularitas adalah kebanggaan, semuanya hanya berpegang pada satu tujuan yakni makan yang tercukupi dengan cara apapun. Makanan seharusnya tidak perlu diperjuangkan dengan sedemikian gigihnya jika kita mampu mengelolah dan mengorganisasikan pertanian dengan tepat dan sesuai serta seimbang. Dikatakan tepat, apabila masyarakat dapat mengoptimalkan lahan yang begitu luas dan subur serta kaya akan sumber daya alam yang didukung oleh sebuah sistem pemerintahan, peraturan-peraturan dan sarana yang baik. Sesuai yakni mengusahakan kekayaan alam, luas lahan dan kesuburan tanah dengan jenis usaha yang cocok dengan kondisi lingkungan dan sosial apakah untuk pertambangan, industri, dan pertanian. Seimbang jika usaha-usaha yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dan diperuntukan baik untuk pangan, perkebunan dan pertambangan serta pemukiman. Hal inilah yang tidak terlihat pada saat sekarang ini. Pada zaman kerajaan-kerajaan dulu sektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura menjadi sektor yang paling diprioritaskan oleh penguasa-penguasa kerajaan untuk mewujudkan pemerintahan yang adil, makmur dan sejahtera. Dan karena sektor ini pula penjajah datang ke Indonesia dengan tujuan menguasai lahan, usaha dan rakyatnya demi kesejahteraan mereka. Kenapa? Karena mereka telah memahami arti dan makna dari sebuah pangan. Namun yang terjadai saat ini, baik Pertanian tanaman pangan, perkebunan, pemukiman, industri dan pertambangan tidak tepat, sesuai dan seimbang. Paradigma pertanian di Indonesia sekarang lebih mengarah kepada perkebunan yang notabenenya dipergunakan dan diperuntukan untuk industri dan pertambangan. Komoditas sektor perkebunan yang paling populer dan mendominasi adalah kelapa sawit, dimana-mana masyarakat mengusahakan kelapa sawit bahkan mereka rela mengalih fungsikan lahan produktif mereka untuk dikelola dan dimanfaatkan selain usaha tanaman pangan dan hortikultura. Hal ini dapat kita lihat dari beberapa parameter yakni : 1. Luas Lahan dan Centra Produksi Aceh, Sumatra Utara, Sumatra Barat, Riau, Jambi, Palembang, Bengkulu, Kalimantan barat, Kalimantan timur, Irian jaya dll. Pada umumnya mayoritas penduduk mengusahakan pertanian perkebunan kelapa sawit yang 10 x lipat luasnya dari pada luas lahan pertanian tanaman pangan dan hortikultura. Parahnya, hampir disetiap desa di Daerah-Daerah tersebut mengembangkan komoditas kelapa sawit. Sementara untuk komoditas tanaman pangan hanya ada dibeberapa kecamatan saja disetiap daerahnya dengan luas lahan yang berbanding jauh. Begitu pula halnya dengan komoditas tanaman hortikultura hanya diusahakan sebagai